Saat pelajaran pertama guru memberikan tugas berkelompok, Semua di bagi menjadi 6 orang setiap kelompok. semua sudah lengkap tapi satu orang tersisa yaitu Max semua enggan mengajaknya karena takut
"Maxime kamu masuk kelompok mana?" tanya guru
"Terserah siapa saja yang mau menerimaku" jawab Max dingin
"Bu, Max ikut saya aja" ucap Allea membuat semua orang memandang padanya
Gita pun ikut menyikut Allea tapi Allea tidak bergeming, waktu istirahat tiba semua kelompok berdiskusi
kecuali kelompok Allea masih hening
"Jadi gimana?" tanya Allea
"Gue.. gue.." mereka masih takut mengeluarkan suara
"Terserah" timpal Max membuat suasana hening kembali
"Max jangan galak galak" ucap Allea sambil menulis sesuatu di kertas
Allea mendongak menatap Max yang raut wajahnya masih dingin
"ayo senyum" ucap Allea mengembangkan senyumnya
"Allea berani banget main main sama Max" semua murid berbicara seperti itu
Tapi saat Max menarik sudut bibirnya meski dengan terpaksa mereka memuji keberanian Allea hingga, Max bisa menuruti kata katanya meskipun secara terpaksa
"Gitu dong kan ganteng" ucap Allea pelan tapi masih bisa di dengar yang lain
Mereka kembali di buat terkejut karena Allea berani menggoda Max, Max hanya menatap Allea dengan senyum sinis tapi dihatinya ada perasaan hangat saat Allea mengatakan itu. sudah satu tahun Max tidak pernah bersosialisasi dengan siapapun kecuali neneknya
"Nih daftarnya Gita Dito sandro dan Desta beli alat alatnya, gue Bagas dan Max akan cari materinya, nanti ngerjainnya di rumah siapa ya?" Allea memikirkan pertemuan mereka
"Bisa ganti orang gak?" tanya Bagas dengan takut
"Gak bisa gue udah nentuin, Bagas kan bawa motor sementara temen yang lain berangkat sama Dito " Bagas hanya bisa pasrah
"Gimana kalo di rumah Gita aja ngerjainnya?" lanjut Allea
"Di rumah gue banyak bocil, adek gue banyak Lea ada 4 orang paling gede 6 tahun yang kecil aja usia 8 bulan bisa bisa gak bakalan kelar" ucap Gita
Semua yang ada disana di sebut satu persatu tapi jawabannya sama
masing masing mempunyai alasan sendiri
"Di rumah gue sempit gak bakal nyaman" ucap Allea putus asa
"Di rumah Max aja ya?" Allea mengangguk anggukan kepalanya
"Gak" singkat Max
Allea menghela nafas meletakkan kepalanya di meja melihat Allea seperti itu Max pun mengalah
"Oke apartemen gue, tapi jangan sentuh apapun" ucap Max
"hiiii Max baik" Allea mencubit kedua pipi Max
Teman temannya di buat melongo dengan sikap Allea yang terkesan berani, jangankan mencubit sekedar bertegur sapa saja mereka tidak berani
"Kalian kenapa?" tanya Allea
"Gak apa apa" jawab kelima temannya serempak
.
.
Sepulang sekolah mereka berpisah untuk berbagi tugas, Saat sudah keluar kelas Allea melewati ruangan kelas Danendra. ketika melewati pintu tangan Allea di tahan oleh Danendra
"Ya ada apa?" tanya Allea saat berbalik
"Tadi istirahat kemana gue tunggu di belakang gak ada Dateng" ucap Danendra
"Ya ampun maaf ya tadi kita bahas kerja kelompok" ucap Allea
"Sebagai permintaan maaf gimana kalo gue anter Lo pulang, jangan nolak" ucap Danendra
"Tapi hari ini gue bener bener gak bisa" ucap Allea
"Gue gak terima penolakan" ucap Danendra memainkan jari Allea
"Lea cepet nanti keburu sore" Max yang baru saja datang mengambil tangan Allea yang di pegang Danendra lalu menuntunnya pergi
"Daahhh" teriak Allea
Danendra mengepalkan tangannya menatap kepergian Allea
Sebelum pergi ke beberapa perpustakaan baru setengah jalan Bagas sudah berhenti menunggu, Allea yang di bonceng Max karena dia jalan lebih dulu
"Kenapa ga?" tanya Allea
"Sebenarnya bukan gue gak mau ikut kalian tapi gue harus jagain adik gue di rumah sakit ini" ucap Bagas menatap bangunan rumah sakit
"Max kita jenguk adik Bagas dulu ya" ucap Allea
"Terserah " ucap Max datar dan dingin
"Jangan dingin dingin ahh gue anaknya gampang pilek" Goda Allea
Mendengar perkataan Allea Bagas memalingkan wajahnya menahan tawa, Allea ini benar benar tidak takut di marahi Max. Max juga menahan tawa rahangnya mengeras menahan rasa ingin tersenyum
"Jangan banyak bicara" ucapnya masih dingin
Mereka masuk ke salah satu ruangan rumah sakit
terlihat seorang anak perempuan sedang berbaring dengan wajahnya yang pucat
"Hai dek " sapa Bagas
"Abang kemana aja? aku bosen sendirian" ucap adiknya Melly
"Mama papa dari kapan pergi?" tanya Bagas
"Udah satu jam yang lalu" jawabnya
"Hai" sapa Allea saat anak itu mengintip ke belakang Bagas
"Hai kak, itu siapa? pacar abang?" tanya Melly
"Bukan bukan itu sahabat Abang" jawab Bagas cepat sambil melirik ke arah Max
"Itu siapa kok diem Mulu" ucap Melly mengarah ke Max
"Itu juga temen Abang"
"Hai kakak kakak aku Melly" ucapnya memperkenalkan diri
"Hai sayang, aku Allea" Allea menyikut lengan Max
"Aku Max" dengan raut wajah datar seperti biasa
Allea mencubit lengan Max tapi dia tidak meringis hanya menepis pelan tangan Allea, Bagas benar benar takjub dengan Allea yang tidak takut berdekatan dengan Max. Bagas bisa memprediksi sepertinya Max sudah mulai menyukai Allea sebab dia tidak pernah marah jika di goda Allea
"Cantik sakit apa?" tanya Allea
"Aku harus sakit leukemia, iyakan bang?" tanya Melly Bagas hanya mengangguk
"Cepet sembuh ya, kamu anak yang kuat, ini kakak ada sesuatu buat kamu" Allea mengeluarkan buku diary kuda poni yang baru saja ia beli
"Ini buat aku?" tanya Melly memastikan
"Iya kamu bisa nulis keinginan kamu, harapan kamu dan keluh kesah kamu disini" jawab Allea
"Waaahhh makasih kak, apa kakak melakukannya juga?" tanya Melly penasaran
"Tentu saja aku membelinya untukku sendiri tapi aku memberikannya untukmu"
"Lo gak usah ikut ngerjain jagain adek Lo" ucap Max dingin
"Cepat sembuh" Max mengacak pelan rambut Melly dengan sedikit tersenyum
Allea bisa melihat senyum itu meskipun sedikit dan sekilas, melihat itu Allea tau ada sesuatu yang membuat Max seperti kutub Utara
"Makasih kakak kakak udah jengukin aku" ucap Melly
"Oke" Allea membulatkan tangannya
"Kita duluan ya gas" ucap Allea
Untuk pertama kalinya Max menepuk bahu Bagas sebagai penyemangat Bagas mengangguk seraya tersenyum
Hari sudah semakin sore mereka sudah mengunjungi beberapa perpustakaan untuk mencari beberapa buku Allea terus saja melihat jam di pergelangan tangannya
"Kita pulang aja" ucap Max yang melihat itu
"Tapi ini belum cukup" ucap Allea
"Pulang dulu ke rumah Lo nanti abis magrib kita izin sama orang tua Lo buat keluar cari buku lagi"
"Ya udah deh" Allea menuju ke rumahnya dan memberi tahu jalan yang harus mereka lewati
sesampainya di rumah
Tok tok tok
"Assalamualaikum" ucap Allea
"Waalaikum salam"
"Dari mana aja neng jam segini baru pulang?" gak ke rumah tuan?" tanya Nek mar
"Gak Nek ada kerja kelompok, nih liat buku segini banyak belum cukup" Allea menunjukan buku buku di tangannya
"Ini siapa?" tanya Nek mar
"Ini Max Nek dia sekelompok sama Allea"
Max menyalami Nek mar
Nek mar menyuruh mereka makan sebelum mengerjakan tugas
setelah selesai makan mereka kembali pamit untuk mencari beberapa buku lagi
2 jam
3 jam
Sampai jam 10 malam mereka belum kembali
Nek mar mondar-mandir seperti biasa di ambang pintu menunggu kepulangan cucunya
"Kalian kenapa lama sekali? nenek takut kalian kenapa Napa" ucap Nek mar
"Nenek gak lihat keringat kita? motornya rantainya putus terpaksa di dorong" keluh Allea
"Saya simpan motornya disini ya Nek saya pamit mau pulang" ucap Max
"nginep aja nak apa lagi rumahnya jauh"
"Apa orang tuamu marah jika menginap?" tanya Nek mar
"Tidak, baiklah Nek saya juga harus mengerjakan tugas ini supaya besok lebih gampang"
Akhirnya Max di suruh tidur di kamar Allea dan Allea tidur bersama Nek mar, Setelah memilah tugas bersama Allea, Max memutuskan untuk tidur
Tapi max menjadi tertarik melihat barang Allea di meja belajar
"Apa ini ibunya Allea wajahnya mirip sekali" gumam Max
Max melihat Poto Poto masa kecil Allea dia tersenyum senyum sendiri melihat setiap lembarnya lalu dia mengambil salah satu poto dan memasukkannya ke dalam saku
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
Ai laelasari
terimakasih sudah mampir ☺
2022-03-29
0
Ai laelasari
terimakasih sudah mampir ☺
2022-03-29
0
Ai laelasari
terimakasih sudah mampir
2022-03-29
0