"Nek Mar berangkat dulu ya" Allea bergegas meminum susunya
"Lea sini kamu belum sarapan" teriak neneknya yang melihat Allea sudah berlari ke luar rumah
"Gak sempet nanti aja di sekolah" teriak Allea dari jauh seraya melambaikan tangan
Neneknya menggeleng cucu satu satunya itu selalu terburu buru dalam segala hal
"Allea persis ibunya" gumam Nek Mar dengan sedikit tersenyum
Setelah sampai di sekolah ternyata gerbang sudah di tutup, Allea menghela nafas frustasi dia hendak pergi tapi melihat dari kejauhan ada yang memanjat tembok ide gilanya muncul dia akan mengikuti cara orang itu untuk masuk ke sekolah
Dengan mudah Allea masuk ke sekolah namun saat masuk kelas guru killer yang masuk jam pelajaran pertama, Allea mematung di depan pintu karena sebelum dia masuk Max sudah beberapa menit lebih dulu masuk kelas dan sedang dimarahi gurunya
Semua mata memandang ke arah Allea yang baru saja tiba, Guru killer menghampirinya dan menariknya masuk menyuruh mereka berdiri di depan dengan mengangkat sebelah kaki
"Jangan di contoh anak seperti mereka ini, mau jadi apa kalian nantinya ? "
"Dan kamu, kalo aja kamu tidak di masukan pak Damian ke sekolah ini sudah dari lama kamu di DO, pembuat onar" guru killer menunjuk ke arah Max
"Silahkan saya memang tidak berminat sekolah disini" Jawab Max datar
"Lihat anak kurang ajar ini? apa orang tuamu tidak mendidikmu?" bentaknya
Mendengar nama orang tuanya di sebut sebut Max meradang dia meninju papan tulis hingga jebol
Guru itu hendak menampar Max tapi Lagi lagi Allea menghalanginya
"Paaaakkkk" pekik Allea
Plaaakkk
Allea membulatkan matanya kala dia terkena tamparan oleh gurunya hingga memalingkan wajahnya, matanya mulai berkaca-kaca dengan menyentuh pipi yang memerah
"Aa.. All.. Allea" guru itu tergagap merasa bersalah karena tidak mengendalikan emosinya hingga salah menampar orang
"Pak maaf sebelumnya bukan gitu cara mendidik murid, guru itu harusnya memberi contoh yang baik harus bisa mengendalikan emosinya agar siswa bisa belajar dari bapak, bukan hanya tentang mata pelajaran tapi juga tentang kesabaran, keikhlasan mengajari anak anak yang bermasalah"
Guru tidak mengatakan apapun belum sempat Allea berbicara tangannya sudah di tarik Max keluar
Semua murid melongo menyaksikan kejadian di hadapannya dan mulai kasak kusuk tentang Allea dan Max
"Gimana nih apa Allea dalam masalah lagi?" ujar Gita pada keempat sahabatnya yang serempak mengangkat bahunya
Max membawa Allea ke UKS untuk mengobati lukanya tanpa bicara Max mendudukan Allea dan mengambil kotak p3k untuk mengobati pipi Allea yang memar
Masih belum ada yang bicara Allea menatap wajah Max yang datar tanpa menunjukkan ekspresi apapun sambil mengobati pipinya, setelah selesai Max meletakan kembali obatnya. Max hendak keluar tapi dia berhenti di ambang pintu saat Allea bersuara
"Terimakasih" Max hanya menoleh sekilas lalu pergi
"Dia seperti es batu, dingin tanpa rasa" gumam Allea
Allea kembali ke kelas ternyata guru killer sudah selesai mengajar, setelah duduk Allea di brondong pertanyaan oleh ke lima temannya
"Lo tadi di apain?" tanya Gita memutar tubuh Allea
"Lo di bawa kemana?" tanya Bagas
"Lo kenapa berani banget" Dito mengguncang tubuh Allea
"Gue udah bilang jangan ikut campur urusan dia" ucap Desta
"Lo bakal banyak masalah kalo ikut campur Mulu" ucap Sandro
"Kalian salah, menurut gue dia baik tadi aja dia ngobatin luka gue meskipun sikapnya kayak es batu"
"Haaaaaaa apaaaa?" ucap mereka berlima serempak
"Berisik " Allea menaruh telunjuknya di bibir
"Gue takut aja kalo Lo di.. apa apain" ucap Gita dengan ujung kata yang perlahan menjadi pelan karena kedatangan Max
Max menatap tajam ke arah mereka membuat aura disana menjadi dingin untuk mereka berlima karena tidak termasuk Allea, Max duduk di kursinya membuat mereka membenarkan posisi duduknya menatap ke depan
.
.
Bel istirahat berbunyi Allea dan lima temannya pergi ke kantin, lagi lagi saat Allea membawa nampan berisi bakso Cindy menjegal kaki Allea hingga dia terjatuh tapi naas mangkuk bakso bukan tumpah ke Allea mangkuknya malah melayang dan mendarat di kepala Cindy
"Aaarrrggghhhhh sialan" Cindy menjambak rambut Allea yang jatuh bersimpuh hingga kepalanya mendongak
Semua yang ada disana menatap ke arah mereka
sontak lima temannya membela Allea
Gita menarik rambut Cindy hingga dia melepaskan Allea dan memegangi rambutnya yang di tarik Gita
"Lepas sialan" teriak Cindy
"Lo cari masalah duluan, jangan berani sentuh temen gue" ucap Gita
Cindy kalah telak mereka hanya bertiga sementara teman Allea berlima, Dito membangunkan Allea dan temannya yang lain memegangi temannya Cindy
Keributan berhenti saat guru BK datang
akhirnya mereka semua di panggil ke kantor
di dalam kantor bukannya membaik mereka sekarang malah sibuk adu mulut saling menyalahkan
"Dia duluan Bu Jambak saya" teriak Cindy
"Bohong Bu dia duluan jegal temen saya terus di Jambak juga rambutnya" Gita berapi api menjelaskan
Allea hanya diam dia takut oleh Cindy
bukan takut Cindy menyakitinya dia takut neneknya yang menjadi sasaran lamunannya buyar saat guru bertanya padanya
"Jelaskan Allea " titah guru
"Kaki saya kayak ada yang nyandung Bu sampai saya jatuh dan bakso saya tumpah ke Cindy terus dia Jambak saya, mungkin itu salah saya
saya minta maaf" ujar Allea membungkuk setengah badan
"Apa kamu tidak akan minta maaf Cindy?" tanya gurunya
"Maaf" ucap Cindy ketus
"Kalo gak ikhlas mending gak usah" sindir Gita
"Terus gue harus minta maafnya gimana?" sewot Cindy
"Sudah sudah anggap masalah ini selesai, minta maaf satu sama lain dan satu lagi jangan pulang dulu kalian semua di hukum bersihkan seluruh halaman sekolah" gurunya menengahi
"Tapi Bu itukan kotor" protes Cindy dan gengnya
"Kalau begitu ibu panggil orang tua kalian"
"Jangaaannnn... kita akan bersih bersih" Cindy dan gengnya menjawab bersamaan
.
.
Sepulang sekolah mereka membersihkan halaman bersama, saat Allea sendiri Cindy mulai berulah lagi
dia pura pura tersandung dan menjatuhkan tempat Sampah yang sudah penuh ke kepala Allea
hingga kepalanya masuk ke tong sampah
"Uppss sorry, beresin ya gue mau pulang dan inget jangan bantah gue atau nenek tersayang Lo akan kesusahan... cabut girls" Cindy berlalu begitu saja
Allea menghela nafasnya dalam dalam lalu membuangnya, dia kembali menyapu membersihkan sampah Cindy yang berserakan
"Ya ampun Allea kok Lo kotor gini sih" tanya Gita yang baru saja kembali membuang sampahnya
"Gue tadi mau nyusul kalian buang sampah tapi kesandung jadi kotor deh"
"Jangan bohong, atau ini kerjaan cecunguk itu? mana dia mana?" Gita mencari kesekitar
"Gak Gita ini murni kecerobohan gue, bahkan mereka udah pulang" bohong Allea
"Allea Lo kenapa?" tanya keempat cowok yang baru saja datang
Allea tidak menjawab dia hanya tersenyum dan Gita yang menceritakan semuanya, mereka memunguti sampah kecil yang hinggap di rambut Allea. Sungguh beruntung Allea mempunyai teman seperti mereka yang tidak memandang Allea sebelah mata meskipun mereka dari keluarga berada
"Thanks ya sorry jadi ngerepotin" kerjaan Allea di kerjakan teman temannya dan yang lain membersihkan sampah di tubuh Allea
"Udah bersih semua ayo pulang" ajak Dito yang selalu membawa mobil
"Gue gak ikut ya lagian rumah kita gak searah" ucap Allea merasa tidak ingin merepotkan teman temannya
"Cuma beda arah ini gak beda alam" ucap Bagas
"Ayo kita anterin aja lagian badan Lo kotor gak pengen langsung mandi apa?" ucap Sandro
"Kita???" ucap Dito
"Iya deh iya elo yang nganterin" ucap Sandro mendapat gelak tawa dari teman temannya
"Thanks guys sebelumnya tapi gue ada kerjaan dulu dan mungkin agak lama" Allea menolak karena takut mengotori mobil Dito
"Lo yakin?" tanya Gita
"Iya kalian duluan aja "
"Ya udah hati hati ya kalo ada apa apa hubungi kita" ucap Bagas
Allea melambaikan tangan kala mobil Dito sudah melaju, dia berjalan kaki sampai kerumah hari sudah gelap. Nek mar sudah mondar mandir di depan pintu menunggu Allea pulang
"Assalamualaikum..." ucap Allea
Nek mar tergopoh-gopoh menghampiri Allea dan memegang kedua bahunya
"Waalaikum salam, kamu dari mana saja? kenapa pulang selarut ini? kamu mau bikin nenekmu ini mati serangan jantung?" gerutu Nek mar
"Nenekku yang cantik yang bahenol aku udah sampe kenapa malah di omelin " goda Allea
"Bahenol dari mana aku sudah peot" ucap Nek mar sambil memukul bokong Allea
"Nenek sakit iihh kebiasaan deh"
"Lea cium bau gak? kayak bau apa ya" ucap nenek mar yang menggandeng tangan Allea
"Hhahaa nenek gak liat badan Lea kotor? tadi Lea telat pulang karena bersihin sekolah dulu" Lea semakin tertawa keras saat neneknya mengendus tubuh Allea lalu tangannya yang menyentuh Allea
"Alleeeeaaaaaa" teriak Nek mar melihat Allea lari sambil tertawa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
viva vorever
ceritanya bagus....dari awal part mau komen tpi keasikan baca jadi lupa...
2022-11-24
1