Bagian 4

Waktu pun terus berlalu namun Bryan belum juga mendapatkan kabar apapun dari Lucas sampai saat ini . ia melihat jam di pergelangan tangannya jam menunjukkan pukul 19:30 ia pun bergegas mengambil jas nya dan berlalu meninggalkan ruangan itu .

Bryan menyusuri jalan tanpa arah dengan mobilnya seperti tak ada tujuan yang ingin ia tuju saat ini , Bryan hanya mengikuti gerakan tangan dan matanya saja untuk mengendalikan mobil tersebut hingga akhirnya ia merasa lelah dan kembali pulang menuju Mension nya . saat tiba di Mension Bryan menjatuhkan tubuhnya di sofa suasana hening seperti ini sudah biasa Bryan alami . rasa sepi bosan dan lelah selalu Bryan rasakan saat sendiri , ia menajamkan mata nya berharap bisa tertidur dalam keadaan lelahnya agar Bryan tidak merasakan kejenuhan itu

Matanya terpejam namun pikirannya menerawang entah kemana . tiba-tiba kenangan masa kecilnya muncul dalam pikirannya saat ini , kebahagiaan yang Bryan rasakan dulu bersama keluarganya kini hanya bisa ia rasakan lewat bayangan nya saja , walaupun ada rasa kebencian dalam diri nya pada sang ibu karena tega meninggalkan nya dan sang ayah saat itu namun kebencian itu seolah memudar karena kerinduan yang selalu ia rasakan sampai detik ini , membuat kebencian itu seolah mereda sedikit demi sedikit .

Waktu terus berlanjut Bryan masih terdiam di posisi semulanya hingga ia tak sadar seseorang telah memasuki rumahnya

" Apa kau sudah tidur ? " tanya seseorang dengan suara baritonnya dan berjalan menghampiri Bryan

Bryan membuka matanya saat mendengar suara itu dan menatap ke arah asal suara tersebut .

" Apa kau sudah menemukan nya ?? ". tanya Bryan langsung saat melihat Lucas yang tengah menghampirinya dan duduk di kursi lain depan nya

" Sudah , aku memintanya dari pihak rumah sakit " ucap Lucas seraya memberikan amplop cokelat pada Bryan

Bryan membuka amplop tersebut dan melihatnya dengan seksama .

" Sebenarnya apa yang telah terjadi sampai kau ingin tau alamat rumah nya " tanya Lucas penasaran

Bryan pun menjelaskan kejadian siang tadi pada Lucas dan Lucas yang mendengarnya hanya terdiam seraya menatap diam kearah Bryan .

" Aku hanya penasaran saja , apa yang dia lakukan sampai kedua orang tadi berbuat seperti itu pada nya " ucap Bryan seraya masang wajah serius setelah menyelesaikan ceritanya

" Apa yang lucu ? " tanya Bryan heran saat melihat Lucas yang hanya tersenyum menatap kearahnya

" Apa kau tertarik pada nya ? " tanya Lucas dengan senyum menggoda

" Tidak " sahut Bryan cepat

" Benarkah " ucap Lucas semakin menggoda

" Sudahlah , lebih baik kau pergi sekarang aku ingin istirahat " usir Bryan seraya meninggalkan Lucas yang masih terduduk di sofanya

Lucas yang melihatnya pun tertawa lucu saat melihat kelakuan sahabatnya yang menurutnya sedang salah tingkah itu . setelah melihat Bryan hilang ditelan pintu kamarnya Lucas pun langsung meninggalkan rumah tersebut , ia berjalan santai menuju mobilnya sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya .

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

pagi itu di hari weekend matahari telah memantulkan cahayanya melalui selah-selah jendela seorang gadis kecil baru saja terbangun dan tengah meregangkan tubuhnya yang masih terduduk di atas ranjang berukuran kecil . Arianna bergegas bangun dari ranjangnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya karna menurut Arianna ini bukan waktunya untuk bermalas-malasan seperti yang kebanyakan orang lakukan pada hari weekend . Arianna bukan anak konglomerat pikirnya yang bisa menghabiskan waktu weekend nya untuk bersantai seperti kebanyakan orang lakukan.

Setelah menyelesaikan ritual mandinya Arianna langsung bergegas menuju toko buku kecil miliknya . seperti biasa ia akan membantu sang ibu untuk menjaga toko kecil tersebut .

" Makanlah dulu nak , ibu sudah menyiapkan nya " ucap sang ibu saat melihat Arianna yang sudah berada di dekatnya

" Iya Bu Anna akan makan , tapi biarkan Anna membantu ibu dulu di sini " ucap nya seraya menata buku-buku di rak nya

Sang ibu hanya tersenyum seraya menggelengkan kepalanya melihat kegigihan anaknya .

Arianna merapikan setiap buku-buku pada rak nya dan tiba-tiba saja matanya melihat kearah papan tulis yang ada di depan tokonya saat ia tengah merapikan buku-buku tua yang ada di sana . sudah lama papan tulis itu di biarkan kosong tanpa tulisan dan tanpa berpikir panjang ia langsung mengambil sebuah kapur dan menulis sesuatu di sana .

' Hidup tidak akan berjalan sesuai keinginan mu , tapi buatlah keinginan sesuai dengan kehidupan mu '

Arianna kembali mengerjakan pekerjaannya setelah menyelesaikan tulisan tersebut ada makna tersendiri dalam tulisan Arianna tadi dan hanya dia sajalah yang memahami tulisan tersebut .

kini Arianna di sibukkan dengan buku-buku tua yang ada disana . ia merapikan setiap buku sesuai dengan variannya ketika dia dan sang ibu tengah di sibukkan dengan pekerjaannya tiba-tiba .

Prangggg....

Suara bantingan benda keras terdengar dari dalam rumah Arianna membuat dirinya dan sang ibu terkejut dan dengan segera berlari menuju kearah asal suara tersebut .

Arianna segera mengeluarkan ponselnya dan dengan wajah panik ia menelpon seseorang . setelah menunggu beberapa menit sebuah mobil Ambulance pun datang dan berhenti tepat di depan rumah Arianna .

Terlihat pegawai rumah sakit tengah membawa seseorang masuk kedalam mobil ambulans tersebut dengan menggunakan Ambulance Stretcher ( Tandu Ambulance ) di ikuti oleh Arianna dan sang ibu yang tengah menangis saat itu.

Setelah menutup tokonya dengan asal Arianna dan keluarganya pun meninggalkan tempat tersebut dengan wajah panik yang sangat luar biasa , kini rasa takut dan sedih tengah Arianna rasakan saat ini . ia merasa takut jika harus menerima kenyataan bahwa orang yang ia sayangi harus pergi dan Arianna juga merasa sedih saat melihat keadaan sang ayah saat ini .

Ayah Arianna Alex Swift , kini tengah menderita penyakit yang sangat parah karna minimnya biaya ia hanya bisa melakukan pengobatan seadanya saja hingga kini kondisinya semakin memburuk .

" Yah , aku mohon buka matamu " ucap sang ibu sambil menangis

Arianna menatap lirih kearah sang ayah . mata nya terasa panas dan tampa terasa kini butir bening telah mengalir deras membasahi pipinya , dadanya terasa sesak hatinya terasa sakit dan Arianna selalu meyakinkan dirinya bahwa sang ayak akan baik-baik saja . ia tidak ingin membayangkan hal buruk tentang sang ayah walaupun dokter pernah mengatakan kesembuhan ayah nya kemungkinan hanya lima puluh persen saja namun Arianna sangat yakin bahwa ayahnya akan baik-baik saja karna ia memiliki ayah yang hebat dan kuat pikirnya.

" Ya Tuhan , aku mohon sembuhkan ayah ku , aku berjanji akan melakukan apapun untuk kesembuhan nya . kumohon sekali ini saja kabulkan permintaan ku " ucap Arianna lirih dalam hati seraya memejamkan matanya seolah tengah memohon pada sang pencipta

Mata Arianna terpejam memohon doa pada sang pencipta namun air mata nya selalu menetes tanpa henti seolah tidak bisa menahan kesedihannya lagi saat ini .

.

.

.

.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!