LIKE DULU KOMEN DULU BARU VOTE YG BANYAK..
***
Dengan bantuan beberapa pembantu, aku sudah menyiapkan hidangan pagi, tanpa mengisi perutku terlebih dahulu, aku langsung melangkah menuju kamar Tuan Syekar, untuk memberinya sarapan pagi, dan memberikannya beberapa butir obat.
Langkahku terhenti, saat aku melihat Tuan Syekar berjalan menuruni tangga, dengan keadaan tubuh lemahnya.
"Tuan."
Aku langsung menghampirinya, dan membantu Tuan Syekar berjalan, sangat terasa getaran tubuhnya di tanganku, berjalan saja sudah sangat kerepotan, entah kenapa ia malah keluar dari kamar, dan turun ke lantai atas.
"Fira, aku hanya ingin melihat Kelvin? apa dia sudah pergi?"
"Tidak, sepertinya Kelvin belum turun dari kamarnya." ucapku, sambil membantunya terus berjalan menuruni tangga.
Aku membawa Tuan Syekar menuju meja makan, hal itu aku lakukan karna aku tidak ingin melewatkan satu detikpun untuk memberi Tuan Syekar sarapan dan obat.
"Ayo Tuan, sebaiknya kau makan, pelayan sudah memanggil Kelvin turun."
Aku mengodorkan sesuap bubur hangat mengarah pada mulut Tuan Syekar, tapi pria paruh baya itu malah menepis dan terus menatap ke lantai atas. Hari ini ia benar-benar sangat ingin melihat Kelvin, entah apa yang terjadi padannya, tapi menuritku itu hal wajar, karna Kelvin tidak pernah datang menemui Ayahnya, atau bahkan menyakan kondisi sang Ayah.
"Kelvin, tunggu ayah ingin bicara." ucap Tuan Syekar dengan suara bergetar.
Saat itu Kelvin sudah rapi, dengan setelan jas formalnya, kebiasaan yang sering Kelvin lalukan setiap paginya, ia terlihat mengabaikan Tuan Syekar, dan berlalu begitu saja dari hadapan ayahnya dan juga dari hadapanku. Aku bahkan sampai tidak tega melihat raut wajah Tuan Syekar, sudah bersusah payah ia berjalan, menuruni tangga untuk menemui anaknya, tetapi Kelvin lagi-lagi mengabaikannya.
"Benar-benar tidak punya perasaan." ucapku mendengus kesal menatap Kelvin.
Mata pria paruh baya itu terlihat berlinang, sedikit saja ia mengerjap, mungkin air mata itu akan tumpah membasahi wajahnya, batinku terenyuh begitu melihat wajah menyedihkan Tuan Syekar, aku mengerti harapannya adalah bisa dekat dengan anak dan keluarga, tetapi yang ia dapatkan hanya sikap acuh dari anak satu-satunya tersebut.
"Tuan sebaiknya kau memakan sarapanmu sekarang, Kelvin mungkin sedang ada pekerjaan penting di kantornya." ucapku, sambil mengaduk-ngaduk bubur dalam mangkuk yang berada ditanganku.
Tuan Syekar tidak menggubrisnya, aku sampai keherana, sudah beberapa bulan lamanya, aku masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada Tuan Syekar dan Kelvin, kenapa mereka tidak pernah saling bicara, aku sudah tidak mempermasalahkan dimana Kelvin kabur begitu saja di hari pernikahan, aku hanya prihatin melihat kesedihan Tuan Syekar dan sikap angkuh anaknya. Sepertinya masalah antara ayah dan anak tersebut sangatlah rumit.
KELVIN ARDIAN
Aku sudah sangat muak melihat ayah dan istri barunya, sudah cukup dia menyia-nyiakan hidup ibuku, hingga ibuku meninggal, dan aku pikir, sakit yang dia derita selama ini adalah karma atas segala kesalahannya di masa lalu. Ya dulu aku adalah pria selalu menebar senyumnya pada semua orang, akan tetapi ayahku adalah orang yang membuat aku kehilangan semangat hidupku sendiri, aku kehilangan segalanya, dan itu disebabkan oleh ayah, dengan keegoisannya.
Sungguh tidak adil, ia selalu menyuruhku untuk menikah, padahal aku sendiri tahu, jika hal itu ia lalukan agar dapat memperbudak istriku, untuk mengurus sakit yang ia derita sekarang, aku sengaja kabur dihari pernikahan, karna memang tidak ingin melibatkan orang lain dalam hal ini, aku sanggu menyewa dokter dan perawat terkenal untuk menjaganya, tapi ayahku bersikeras untuk melangsungkan pernikahan tersebut.
Bahkan saat aku kabur, ia malah menikahi calon istriku, yang tentu saat ini sudah menjadi istrinya, begitu miris entah apa tujuan gadis itu seberanya, yang jelas aku sudah sangat muak melihatnya dan ayahku, sungguh pasangan yang serasi, aku tahu gadis itu hanya menikahinya atas dasar uang, seperti cerita di film-film, gadis miskin bersedia menjual dirinya pada keluarga kaya untuk mendapat banyak uang.
"Tuan muda, ini berkas kiriman dari rumah sakit, laporan hasil perkembangan kesehatan Tuan Syekar selama 1 minggu terakhir." ucap sekertarisku.
Aku meraih berkas tersebut, dan langsung menyuruhnya keluar dari dalam ruanganku, sekilas aku memang terlihat sangat tidak memperdulikan ayah, akan tetapi dibalik itu aku selalu meminta laporan kesehatan ayahku, dari dokter pribadinya
Aku melakukan hal itu karna setiap kali aku menatapnya, batinku terasa sakit, bayang-bayang ibuku, selalu menghantuiku, bahkan aku selalu menganggap hal tersebut aku katakan sebagai hukuman kecil untuk ayahku.
"Menurun!"
Mataku membulat sempurna, begitu aku membuka laporan kesehatan ayah, dan membandingkannya dengan laporan minggu lalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Meylin
visuslnya ko ky ank ABG 😇
2021-07-05
1
nur
Kai 😍
2021-07-05
1
Santy Mustaki
Keviinn tega bener....
2021-06-15
1