Emieer Shadiq

Pertemuan tak sengaja

flashback on

(tentang Emieer Shadiq)

Kala itu Sava sedang berada di sebuah Hotel berbintang untuk merayakan ulang tahun salah satu teman. Semalaman suntuk Sava dan beberapa temen nya tampak asik ber party di sebuah kamar hotel. Sekitar jam 1 malam Sava dan beberapa temenya baru keluar dari kamar hotel. Sava menandatangi petugas resepsionis untuk minta bantuan di pesankan taksi. Mereka nampak berkumpul di lobby hotel menunggu sampai pesanan taksi mereka datang.

Setelah beberapa saat menunggu pesanan taksi mereka telah datang. Dan mereka kini telah pergi menumpangi taksi yang Sava sudah pesan kan untuk mereka.

Hanya pesenan taksi Sava yang belum datang karna Sava pesan taksi tersendiri. Sambil menunggu taksi nya datang, Sava berjalan menuju sebuah papan lukisan yang tergantung di dinding Lobby hotel sebagai hiasan. Sava tampak fokus berdiri mengamati beberapa lukisan Abstrak yang terpajang di dinding ruangan itu.

Di lain sisi seseorang pria tampak sedang memperhatikan Sava.

Beberapa saat kemudian seorang pria yang berseragam ala bell boy tersebut mendekati Sava.

"Nona, pesanan taksi anda sudah datang,"

Sebuah suara maskulin merdu terdengar di panca indera pendengaran Sava. Membuyarkan konsentrasi Sava yang saat itu sedang asik mengamati lukisan abstrak yang menurut Sava sangat indah dan manarik.

"O iya, terimakasih" ucap Sava sambil menoleh ke arah suara yang terdengar hangat itu.

Entah ada dorongan apa, tiba tiba Sava sangat terkesan dengan cara pandang pria putih yang berseragam ala "bell boy" hotel itu. Sava mematung di tempatnya.

Sava terfokus pada wajah pria tampan putih tersebut. Seorang Pria ber kulit putih,beralis hitam tebal,hidung mancung dan berjambang tipis di seputaran dagu. Belum pernah Sava terkesan sedemikian dalam terhadap seorang Pria. Bahkan ia belum pernah sekalipun memindai seorang pria sedemikian tajupnya.

Sebagai seorang gadis 18 tahun, Sava sudah biasa terpesona dengan lawan jenis. Yang kadang membuat hati nya meleleh.

Hal biasa yang dirasakan gadis se usia nya yang memang akan sangat gampang mengangumi fisik lawan jenis karna dorongan hormon. Apa lagi saat melihat pria pria tampan berseliweran akan menjadi topik menarik untuk bisa di jadikan bahan gibahan bersama teman teman nya.

Tapi pria yang ada di hadapannya saat ini terasa berbeda, ada daya tarik sendiri seperti magnet. Sava benar benar tajub menatap Pria itu. Sedangkan pria tersebut tampak heran, karna Sava terus memandangi nya.

"Maaf taksi anda sudah menunggu di lobby" ucap pria itu ramah, menyandarkan Sava dari lamunan.

"Oh..,baik ... terimakasih,"

Sava kemudian berjalan ke arah lobby di mana sebuah taxsi warna biru menunggu nya. Dan yang membuat Sava kembali tajub adalah, perlakuan manis pria tersebut, saat dengan sigap membukakan pintu mobil bagian penumpang untuk nya. Sava kemudian masuk ke dalam mobil dengan perasaan yang sudah campur aduk. Bahkan dirinya pun heran bisa bisa nya dia seperti itu,sangat membingungkan baginya.

Perasaan berdebar,jantung yang berdetak lebih cepat tak seperti biasa. Bahkan detakan jantung nya lebih cepat saat dia biasa mengangumi pria pria tampan sebelumnya.

Dengan pelan pria itu menutup pintu mobil bagian belakang yang Sava tumpangi. Dari balik kaca, Sava mencuri curi pandang melihat pria itu. Kemudian Sava membuka sedikit kaca taksi, untuk mengucapkan terimakasih, di sertai angukan kepala.

"Hati hati di jalan nona,sudah larut malam," ucap pria tersebut pada Sava.

Mendengar itu keringat dingin mulai membasahi baju yang Sava kenakan. Pakaian yang ia kenakan kini seolah olah menjadi sangat lembab akibat keringat yang terus membanjiri tubuh nya. Perhatian kecil dari pria yang bahkan tidak dia kenal, terlebih dia tau nama nya itu sudah membuat Sava terkesima.

Bagaimana tidak, saat hormon oksitosin telah melanda diri nya. Layaknya serbu hormon oksitosin yang datang tiba tiba perasaan hangat menyelimuti hati Sava. Karna hormon oksitosin yang juga istilahnya di sebut sebagai hormon cinta kini telah merajai hati Sava.

Dan Sava berani bersumpah, bahwa ia menyukai pria itu. Sepanjang perjalanan menuju rumah, Sava tak hentinya mengembangkan senyum. Dan Sava mencoba mengingat pria berwajah timur tengah tersebut.

🍁🍁🍁🍁🍁

Ketukan pintu mengagetkan Sava ketika ia masih terlelap tidur di ranjang nya yang hangat. Kamar luas dan mewah bernunsa cokelat cream memenuhi interior kamar Sava.

"Georgia sayang... bangun, waktunya sarapan sayang," Pangil Hannah,ia adalah ibu Sava di rumah besar. Sava biasa di pangil Georgia oleh papa,mama dan juga dua angota keluarga yang lain. Dua anggota keluarga lainnya adalah Kemal Malik dan Audrey Malik.

Sedangkan pemilik rumah besar itu adalah pengusaha kaya raya Hasan Malik. Seorang pengusaha mobil import yang punya banyak showroom mobil mewah di dalam dan luar Negeri.

🍁🍁🍁🍁

Beberapa saat kemudian di ruang makan.

"Papa liat kamu pulang larut, Georgia,"

tanya Hasan Malik pada putrinya saat mereka sedang bersama sama menikmati makan pagi . Georgia adalah pangilan akrab Sava di rumah besar.

"Ia Papa, Georgia merayakan private bday teman Geor," jawab Sava dan sejurus kemudian ingatannya kembali pada peristiwa semalam. Ingatanya kembali pada pria tampan yang membuat nya susah tidur.Kemudian dia tersenyum senyum sendiri.

"Oh ,****...." umpat Sava pelan.

Dia baru ingat jika diri nya lupa membawa kembali ponsel pulang. Semalam karna batere ponsel nya lowbet dia menumpang mengisi daya ponsel milik nya di resepsionis. Dan Sava lupa membawa ponsel kembali.saat ia meninggal kan hotel semalam.

"Geor, tidak mengumpat ya di meja makan!" tegur kemal kakak tertua Sava.

"Upsss.... sorry kak," ucap Sava sambil menutup mulutnya.

"Kamu kenapa sejak tadi aku perhatikan tampak bahagia,dan senyum senyum sendiri."

Audrey pun ikut menimpali. Wajah Sava tiba tiba bersemu merah padam.

"Nothing...kak,"

Sangkal Sava tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia yang melanda nya jika ingat pria tampan semalam.

"Papa, mama aku sudah selesai,aku kekamar dulu ya," izin Sava meninggalkan meja makan dengan sopan.

Tata krama yang tinggi memang sudah menjadi aturan di rumah itu. Dan dari kecil Georgia Savanah sudah di ajarkan itu. Sejak kecil,meski Sava bukanlah putri asli Hannah dan Hasan tapi mereka sangat mencintai Georgia seperti anak sendiri.

Dan anak mereka kandung Kemal dan Audrey pun sangat menerima Sava dan juga menyayangi gadis cantik itu. Bahkan Sava sangat di manjakan di rumah itu.

Kembali ke kamar nya,Sava langsung memuju telpon rumah yang terdapat di atas meja di sisi empat tidur. Menekan tombol nomor dan menaruh gagang telepon ke telinga nya.

"Hallo...saya Georgia Savanah, kemarin saya menumpang untuk men charge ponsel saya di meja resepsionis, dan saya lupa membawa ponsel saya.Bisa di cek sebentar please"

ucap Sava merutuki keteledoran nya bisa bisa nya dia lupa membawa ponselnya.

Setelah sekian detik menunggu. Akhirnya sebuah suara terdengar oleh panca indera pendengaran Sava. Dan seperti nya Sava langsung mengenalinya. Suara yang membuat dia gemetar bahkan kini tangan nya berkeringat dingin. Dan kaki nya terasa lunglai.

"Halo nona,saya sudah mengamankan ponsel nona yang semalam tertinggal." ucap pria di sebrang telpon.

"Nona akan ambil sendiril apa saya antar saja ponsel nona ke alamat nona," sambung pria itu lagi.

Dengan suara bergetar Sava menjawab dengan tergugup. "Bisa tolong bawa ponsel ku ke cafe deket hotel,di sana ada Bluesky cafe, bertemu saya di sana jam makan siang, apakah bisa?" tanya Sava masih gemetaran,sampe sampe dia mengigit bibir bawah nya. Saking ia penasaran menunggu jawaban pria tersebut.

"Baiklah....kita bertemu jam makan siang."

jawab Pria di sebrang telepon itu. Dan sebuah senyum manis mengembang di wajah Sava. Perasaan senang ketika ia kembali mendapatkan ponsel dan bisa bertemu lagi dengan pria itu.

"Hemm..siapa nama mu?"

akhirnya Sava memberanikan diri menanyakan nama pria itu.

"Emieer," jawab pria itu singkatan.

"Baiklah, emmm.. Emieer,nanti tanyakan meja reservasi atas nama Georgia Savanah di Bluesky cafe. Aku akan datang tepat waktu."

"Oke " ucap singkat pria itu.

🍁🍁🍁🍁🍁

Jam 12.30

Bluesky cafe akhirnya menjadi tempat Emieer dan Sava bertemu untuk ke dua kali nya setelah semalam di lobby hotel.

Dan akhirnya kisah mereka pun berlanjut.

Tidak berhenti di tempat itu.

Tetapi berlanjut saling mengangumi satu sama lain. Saling memiliki rasa, saling ada rasa ketertarikan dan berakhir dengan saling menyatakan cinta.

Paham keberadaan Emieer tak akan dengan mudah di terima keluarga nya. Sava merahasiakan hubungan nya dari keluarga nya. terutama sang papa. Sava merahasiakan hubungan dengan Emieer tak lain karen Emieer berasal dari keluarga sederhana. Dan Emieer hanya seorang pemuda biasa, bahkan ia hanya bekerja sebagai bell boy hotel. Emieer juga masih membagi waktu nya untuk menyelesaikan kuliah.

Emieer Shadiq pria yang telah membuat dunia Sava jungkir balik. Pria hangat sederhana yang juga seorang yatim piatu. Hidup mandiri sendiri. Emieer tingal di sebuah kost kostan sepetak,tapi cukup luas dengan fasilitas yang lumayan lengkap. Apapun tentang Emieer,Sava tidak peduli. Sava menerima Emieer apa ada nya.

Tapi berbeda dengan Sava yang santai dan menikmati hubungan nya, Emieer sebenarnya ragu. Karena ia sangat memahami siapa diri nya dan siapa Sava. Emieer merasa tidak tega pada Sava dan akhirnya Emieer menjalani saja hubungan itu dengan Sava apa ada nya dan berpasrah.

bab 3 Alhamdulillah

masih tahan belajar ya

masih berantakan cara nulis nya 😬😁🤭

Terpopuler

Comments

FollowIG👉 author Three Ono

FollowIG👉 author Three Ono

semoga perjalanan mereka dimudahkan untuk bersatu

2022-02-06

0

Rachel Utami

Rachel Utami

wah jatuh cinta pada pandangan pertama

2022-01-30

0

Rachel Utami

Rachel Utami

next kak wati

2022-01-30

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 58 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!