Athar menghela nafasnya kasar.
Kepalanya serasa akan pecah memikirkan hal
yang tak pernah sama sekali dia bayangkan akan terjadi dalam hidupnya.
Athar menyibak selimutnya berniat
membersihkan diri, tapi sebelum berdiri pandangannya tiba-tiba terfokus pada
noda merah di tempat tidur.
Athar meninju tempat tidurnya melampiaskan
amarahnya yang tertahan saat mengingat kembali kalau wanita yang dia tiduri
semalam benar-benar masih perawan.
Athar pria pertama yang melakukannya. Itu artinya dia sudah menghancurkan seorang wanita yang tidak dia kenal.
“Tuhan, kenapa ini semua bisa terjadi padaku?” gumam Athar meremas sprei dengan kuat.
Kemudian bergegas menuju kamar mandi dan
membasahi tubuhnya dengan shower. Athar ingin meredakan kepalanya yang berdenyut dengan air dingin.
Athar tidak habis pikir akan melakukan hal itu. Bahkan Athar tidak pernah sampai melakukan
hal itu pada Amirah tunangannya sendiri karena
Athar sangat menjaga kehormatan Amirah. Dia juga adalah pria yang sangat menghormati wanita.
Athar selalu menjaga nama baiknya dan
keluarganya. Meskipun di dunia bisnis sudah seperti hal biasa seorang bos
bermain wanita. Tapi tidak dengan Pangeran Athar. Dia punya agama yang tidak
memperbolehkan melakukan hal itu sebelum sah di mata Tuhan dan agamanya.
Athar juga merasa sangat bersalah pada
Amirah karena sudah menghianatinya. Tetapi entah kenapa sekarang Athar terus
teringat dan terngiang setiap sentuhan dan penyatuannya dengan wanita itu. Dan
itu membuatnya gila.
Athar sangat tau kalau itu salah. Tapi dia
juga pria normal. Itu adalah pertama kalinya untuk Athar. Tidak mudah bagi Athar melupakan kejadian malam itu.
Athar mengepal kuat tangannya dan meninju
tembok untuk melampiaskan emosinya.
Skip
Di kamar hotel Asya.
Tingtong3x
Asya terbangun saat bel kamarnya berbunyi
terus menerus. Dia kaget karena ternyata tertidur dalam keadaan berendam.
Dengan segera Asya bangun, menahan rasa sakit pada pangkal pahanya dan
membersihkan diri. Kemudian segera memakai bajunya.
Asya sengaja memakai baju yang lehernya
sedikit tinggi supaya bisa menutupi lehernya yang banyak tanda merah. Dan menggerai rambut panjangnya.
Asya membuka pintu.
“Mbak Asya!!” kompak Dinar dan Tika
berteriak saat akhirnya kamar Asya dibuka.
“ya ampun mbak sumpah aku kira mbak Asya
kenapa-napa soalnya daritadi banget aku pencet bel aku ketok-ketok, tetep aja nggak
bukain pintu” khawatir Tika.
“iya mbak Sya. Mana di telponin kamu nggak
angkat-angkat. Kita jadi khawatir terus manggil pak Bima kesini buat cari bantuan” Dinar menimpali omongan Tika.
“aku nggak denger kalian panggilin. Aku
ketiduran habis minum obat semalem. Terus hapenya aku silent deh kayaknya. Hehe.. maaf ya udah buat kalian khawatir” Asya mencoba menjelaskan.
“aku udah nggaenak badan dari kemarin kan.
Makanya aku sempet nolak ikut party. Kemarin balik kamar langsung tidur sampe kesiangan gini” bohong Asya.
Dia tidak mau sampai teman-temannya tau yang terjadi dengannya semalam.
“yaudah turun makan yuk. Biar mbak Asya
cepet sembuh dan nggak lemes gitu” ajak Dinar. “eh habis ini jemputan buat trip bakalan sampai loh”
Belum sempat Asya menjawab
“Asya!!”
Asya menoleh kearah sumber suara dan melihat
Pak Bima berlari kearahnya.
“Asya kamu nggak papa?? kata Dinar kamu
nggak keluar kamar lama banget. Saya kira kamu pingsan di kamar” khawatir Bima
sambil memegang kedua lengan Asya dan memperhatikan wajahnya yang pucat.
Dengan perlahan dan sedikit gugup Asya
melepaskan tangan Bima darinya. Dia masih trauma dengan kejadian semalam. Dan
perlahan tersenyum pada Bima menutupi ketakutannya.
“saya tidak apa-apa Pak Bima. Hanya kurang
sehat, mungkin karena jetlag kemarin dan memang sedang benar-benar kelelahan.
Istirahat sehari saja besok pasti sudah mendingan” jelas Asya pada Bima.
“ngg.. saya ijin tidak ikut trip hari ini ya
Pak. Sepertinya saya mau istirahat saja. Supaya besok saat mulai proyek saya
sudah baikan” pamit Asya.
“aku temenin aja ya Mbak? kasihan kalau kamu
sendirian pas sakit gini” tawar Dinar untuk menemani Asya.
“eh nggak usah Din, aku udah biasa sendirian
kali. Lagian ini cuma capek biasa bukan yang parah. Kalian ikut aja, jarang-jarang lo dikasih maen sama Bos. Iyakan Pak?” ucap Asya sambil senyum kearah Bima.
“kamu beneran gapapa Sya?” Bima memastikan
lagi.
Sebenarnya Bima ingin menemani Asya dan
tidak ikut trip. Tetapi dia manager yang harus bertanggung jawab tentang teamnya. Terpaksa dia pun meninggalkan Asya.
Asya mengangguk yakin.
“oke kalau gitu saya tinggal ya. Saya minta
orang hotel untuk antarkan makanan ke kamarmu biar kamu tidak usah naik turun. Telpon saya
kalau ada apa-apa ya!” perintah Bima pada Asya.
“oke. Thankyou ya kalian udah perhatian J” Ucap Asya diikuti kepergian teman-temannya.
Asya masuk kamar dan merebahkan tubuhnya
yang masih terasa sakit dan remuk di tempat tidur.
Memejamkan matanya sembari menangis lagi
masih meratapi kesialan hidupnya.
Skip
Hari ini adalah hari kedua team JCompany di
Kota A. mereka diberi kesempatan untuk trip berkeliling Kota A dan izinkan
berwisata memasuki Kerajaan Sagara. Ya, itu adalah kediaman atau tempat tinggal
keluarga Kerajaan, termasuk Pangeran Athar.
Kerajaan Sagara terkenal dengan kediamannya
yang sangat luas dan besar. Istana Kerajaan Sagara adalah Istana terbesar dan
termegah di seluruh dunia. Seluruh keluarga Kerajaan memiliki kediaman pribadi
di dalam Istana.
Negara Bota terkenal dengan kekayaan alamnya
yaitu emas dan minyak yang berlimpah. Karena itu meskipun Negara Bota tidak
sebesar Negara yang lain tapi termasuk salah satu Negara terkaya di dunia.
Skip
Kamar hotel Athar. Di dalam closet room.
Athar sedang memakai kemejanya di depan kaca,
bersiap berangkat kerja.
Duta datang dan sedikit menundukan
kepalanya.
“Tuan Muda” sapa Duta.
“bagaimana?” Athar langsung bertanya sambil
membetulkan kancing pada lengan kemejanya.
“saya sedang melacaknya melalui cctv hotel
Tuan Muda. Kita akan segera mengetahuinya” jawab Duta yang langsung paham
dengan pertanyaan singkat Athar.
“oke. Aku ingin hari ini juga kalian temukan
dia. Dan hari ini aku ingin segera menyelesaikan semua pekerjaanku. Besok kita
temui wanita itu” perintah Athar.
Terakhir, Athar memasang jam tangan dan
berjalan keluar dari hotel untuk segera menemui kliennya. Diikuti Duta yang
selalu setia mengekor di belakang Athar.
Skip
Asya duduk termenung di kursi yang menghadap
kearah luar hotel. Menekuk lututnya untuk menyangga tangan dan kepalanya.
Tiba-tiba bel pintu kamar berbunyi.
Tingtong~
tingtong~
Asya kaget dan langsung menoleh pada pintu.
Dia ragu untuk membuka pintu.
‘Teman-teman kantor pasti sudah berangkat
daritadi kan?! Terus itu siapa ya?’ batin Asya ketakutan kalau-kalau itu adalah
pria jahat semalam.
Belnya terus berbunyi.
Asya dengan perlahan dan gugup berjalan
kearah pintu. Kemudian dia mengintip dari lubang pintu siapa yang ada di depan
kamarnya.
‘hhhuuffftt’ nafas Asya lega ketika dia
melihat pelayan hotel sedang membawa baki makanan untuknya. Asya lupa kalau
tadi Pak Bima sempat bilang akan memesankan Asya makan dari resto hotel.
Segera Asya membuka pintu.
“selamat pagi Nona. Ini pesanan makanannya”
ucap pelayan hotel sambil mendorong baki makanan masuk.
“iya Mas terimakasih” jawab Asya.
“Nona, jika ada yang kurang atau butuh
sesuatu anda bisa langsung melapor lewat sambungan telepon hotel” pelayanan
menjelaskan sambil sedikit menundukkan kepalanya sopan.
“oke, terimakasih sekali lagi” jawab Asya
dengan senyum lemahnya pada pelayan.
Pelayan hotel keluar. Asya menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju trolly makanan.
Kemudian mulai membuka makanan yang di sediakan hotel dan mulai melahapnya.
Asya memang sangat kelaparan. Tenaganya
habis terkuras karena kejadian semalam, jadi tubuhnya sangat lemah dan butuh asupan agar bertenaga lagi.
Sore hari.
Asya masih setia menggulung tubuhnya di
dalam selimut. Setelah kenyang makan tadi pagi dia kembali tidur.
Asya bertekad berusaha bangkit dan berusaha
melupakan kejadian sial yang menimpanya, walaupun itu tidak mungkin. Dia ingin
mulai besok hanya focus memikirkan soal pekerjaan, meyelesaikannya dan segera
kembali ke tanah air.
Asya tidak ingin berlama-lama berada di
Negara ini. Dia tidak mau sampai bertemu dengan pria itu lagi.
Asya tidak tahu kalau pria jahat yang menghancurkan hidupnya itu adalah Pangeran Athar dan juga CEO Rashaad Company, relasi kerja proyeknya saat ini.
“ya Tuhan, aku mohon jangan pertemukan aku
dengan pria itu lagi” doa Asya sesaat setelah bangun dari tidurnya.
Asya menuju kamar mandinya dan mulai
membersihkan diri.
Skip
Di salah satu restaurant mewah di Kota A.
Athar baru saja menyelesaikan pertemuan
kerjanya dengan salah satu klien dari Negara Inggris.
Athar dan Duta berjalan keluar dari
restaurant dan menaiki mobilnya yang sudah siap terparkir di lobby. Kembali ke perusahaannya untuk menyelesaikan beberapa dokumen yang harus Athar cek dan tanda tangani.
Di perjalanan menuju perusahaan.
“apa kau sudah dapat informasinya?” Tanya
Athar.
“sudah Tuan Muda” jawab Duta singkat.
“lalu?” Athar kembali bertanya karena Duta
hanya menjawab singkat.
“wanita itu saat ini masih berada di hotel
ARO Tuan Muda. Saya yakin dia masih akan menginap disana untuk beberapa waktu
ke depan” terang Duta kemudian menoleh ke belakang menatap Tuannya.
“enggg Tuan Muda.. wanita itu adalah anggota
klien kerja kita dari JCompany ” sedikit tidak nyaman menyampaikan informasi
itu pada Athar.
“APA??” Athar sangat terkejut mendengar
informasi dari tangan kanannya itu.
Duta kembali duduk menghadap depan dan meneruskan informasinya
“Dia Asisten Manager Operasional JCompany,
namanya Asya Putri Rania. Dipanggil Asya. Usianya 25 tahun dan dia seorang
yatim piatu. Tinggal sendiri di kediaman Ibunya di Jakarta Pusat”
“apa berarti dia sudah tahu tentang aku
sebelumnya?” Tanya Athar.
“saya rasa Nona Asya tidak tahu tentang anda
adalah CEO Rashaad Company. Karena dia sudah pergi meninggalkan acara sambutan
kemarin sebelum anda datang” jelas Duta.
Athar memang terkenal sebagai Pangeran.
Tetapi tidak banyak yang tau bahwa dia adalah CEO di berbagai perusahaan besar.
Hanya orang-orang yang memiliki bisnis dan perusahaan besar di dunia yang tahu
tentang jabatannya.
“jadwal mereka besok apa?” Athar memastikan.
“besok pagi mereka akan briefing dulu di perusahaankita sebelum turun survey ke lapangan” Duta menjawab dengan mengecek jadwal para klien di tabletnya.
“oke besok kita kesana” perintah Athar
membuat rencana.
“baik Tuan Muda” jawab Duta.
Skip
Pagi hari di kamar hotel ARO.
Asya baru saja selesai mandi. Kemudian dia
berganti baju formal untuk berangkat kerja hari ini.
Hari pertama pergi ke perusahaan Rashaad Company.
Atasan kemeja berwarna cream dan rok span hitam dibawah lutut. tidak lupa sepatu semi hills hitam.
Asya memakai skincare rutinnya. Dia tidak
begitu suka berdandan. Hanya make up sederhana saja. Asya hanya memakai alis
tipis karena alisnya sudah lebat, eyeliner diujung matanya, lipstick soft nude,
dan sedikit warna peach di pipinya agar terlihat lebih segar.
Hari ini Asya hanya memakai jeday di setengah rambutnya dan membiarkan sisa rambut bawahnya terurai lepas. Karena merah-merah di lehernya masih sedikit meninggalkan bekas,
walaupun Asya sudah menutupinya dengan foundation dan bedak agar tidak mudah
luntur. Tetapi tetap saja Asya takut terlihat.
Selesai bersiap Asya turun menuju lobby
hotel. Team mereka sudah janjian berkumpul disana sebelum berangkat ke Perusahaan
Rashaad.
“pagi guys” sapa Asya setelah sampai di
loby.
“eh mbak Asya udah enakan? Udah gapapa buat
kerja mbak?” Tanya Tika.
“udah kok Tika. Kemarin seharian istirahat sama
minum vitamin sekarang jadi seger banget.” Jawab Asya tersenyum semangat
memulai harinya.
Hari ini Asya ingin benar-benar menyibukkan
diri dengan pekerjaan. Agar pikiran tentang kejadian malam itu sedikit terlupakan.
“Asya kamu sudah baikan?” tiba-tiba Bima
berdiri di samping Asya.
“sudah Pak saya sangat baik. Semoga hari ini
sampai selesai nanti proyek kita berjalan lancar tanpa kendala ya Pak” jawab Asya pada Bima.
“ya aku juga berharap kita sukses dengan
proyek besar ini” ucap Bima tersenyum pada Asya.
Sementara itu tanpa di ketahui Asya di kursi
agak jauh darinya. Seorang pria terus menatapnya dengan tatapan tidak senang.
Dio masih marah pada Asya karena gagal melakukan rencananya yang sudah dia persiapkan sejak ada di Indonesia.
skip
Gedung Rashaad Company.
Team dari JCompany tiba. 10 orang itu di pandu karyawan Rashaad Company menuju ruang rapat besar yang seperti aula di dalam gedung.
Disana lah tempat briefing mereka bersama dengan team operasional dari Rashaad Company.
Briefing berlangsung dengan baik. Asya, Dinar dan Tika duduk di bagian agak belakang.
Saat penutupan briefing, moderator menyampaikan bahwa CEO mereka akan datang mengunjungi mereka.
Tidak lama kemudian Athar dan Duta di dampingi kepala kepala divisi yang lain pun memasuki aula rapat.
Seketika semua yang berada di aula itu berdiri saat Athar datang. Asya pun mengikuti.
Tapi begitu terkejutnya Asya saat melihat orang yang masuk ke ruangan itu salah satunya adalah pria jahat yang sudah merenggut kesuciannya.
Asya membelalakan matanya terkejut. Dan detik itu juga jantungnya seperti berhenti berdetak. wajahnya pias pucat. tangan dan kakinya sedikit bergetar. refleks yang muncul karena ketakutan.
Asya terduduk dan meremas dadanya yang terasa sakit. Dia tidak tahu kalau pria itu adalah CEO di perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaannya.
'Itu artinya aku dan dia akan bertemu lagi?' batin Asya.
Dinar dan Tika tidak menyadari atasan mereka terduduk lemas dan terkejut pucat. Mereka terlalu terpesona dengan Athar saat itu.
Di tengah-tengah Athar yang sedang berbincang dengan anggota team yang lain. Asya kemudian mengambil tas dan berjalan keluar aula tanpa pamit pada teman-temannya dengan menundukkan kepalanya agar tidak terlihat oleh Athar.
Tapi sejak awal Athar masuk, dia sudah tau Asya ada dimana dan terus memgamati Asya meskipun sedang berbincang dengan yang lain.
Saat melihat Asya bergegas keluar aula, Athar menoleh pada Duta memberi kode. Kemudian Duta juga berjalan keluar aula mengikuti Asya.
skip
di sebuah lorong gedung Rashaad Company.
Asya bergegas pergi dari aula itu. Dia mencoba bersembunyi di kamar mandi wanita gedung itu.
Berusaha menenangkan diri dan pikirannya. Asya tidak tau harus bagaimana sekarang. Dia berjalan mondar mandir di dalam kamar mandi.
"Nona Asya" terdengar suara barithon pria diluar toilet wanita itu.
Seketika Asya terdiam dan menutup mulutnya. menoleh kesana kemari dan baru menyadari kalau dia hanya sendiri di toilet wanita itu.
"Nona Asya saya Duta sekretaris CEO di Rashaad Company. Saya ingin berbicara dengan anda. dimohon Nona Asya segera keluar. Nona sudah setengah jam berada di dalam toilet" ucap Duta di depan toilet.
Duta di kawal beberapa keamanan dari Rashaad sedang menunggu Asya keluar dari toilet. Keamanan dikerahkan agar tidak ada yang menggunakan toilet wanita itu dulu untuk sementara.
Tidak ada jawaban sama sekali dari Asya.
"Nona Asya saya tahu anda di dalam. apabila anda tetap tidak merespon saya. Maka dengan terpaksa saya akan menerobos masuk ke dalam dan menarik anda keluar" ancam Duta ketika sudah 10 menit tidak di respon apapun oleh Asya.
Asya tersentak dengan ucapan terakhir Duta. dan refleks membuka pintu toilet.
"aku tahu. ayo antar aku" tanpa basa-basi Asya berkata pada Duta. menatap Duta seakan tidak takut pada mereka. Padahal dibalik gaya sok Asya sebenarnya dia menggigil saking takutnya.
"baik Nona. Mari saya antar" jawab Duta.
Kemudian mengarahkan jalan pada Asya.
Bersambung..
^ terimakasih banyak kepada pembaca 🌼^
kemarin2 aku hampir malas meneruskan cerita ini. tapi begitu hari ini lihat sudah ada yang like karyaku. aku langsung terpacu buat terusin cerita Asya dan Pangeran Athar ini.
sekali lagi terimakasih buat author dan pembaca.
support aku terus yaa biar aku semangat terus bikin novelnya 😘😘😘🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
nurdianis Manday
jadi cemas..
2022-04-17
0
Masyitah Ellysa
next yaa author 😘 ceritanya best 👍 jagn lama lama yaaa 😊👍💗
2021-12-10
1