Reyhan yang terlihat sudah tertidur pulas karena sudah kenyang meminum ASI nya kemudian di tidurkan didalam box nya.
Aisyah mengajak Raina duduk di sofa dirumah tengah.
"Sebenarnya ada apa sih Ra, aku lihat dari tadi sepertinya kamu melamun terus seakan ada beban yang sangat besar gitu" tanya Aisyah akhirnya sudah tidak sabar menunggu Raina menceritakan sendiri tanpa ditanya.
Raina langsung memeluk Aisyah dan menangis.
Aisyah dengan penuh kehangatan membelai punggung Raina untuk menenangkannya.
"Istighfar Ra, ada Allah disisi kita.
Kamu jangan sedih lagi" Aisyah mengingatkan.
Akhirnya Raina menceritakan kedatangan Mertuanya sampai mengakibatkan Raina dan suaminya itu bertengkar dengan mertuanya itu.
"Kamu yang sabar ya Ra, pasrahkan semua nya kepada Allah.
Doakan semoga mertua kamu dibukakan pintu hatinya agar menjadi baik kepadamu" nasehat Aisyah.
Aisyah lah yang selama ini sebagai tempat dia berkeluh kesah dan meminta nasehat.
Karena Aisyah adalah sosok yang sangat Sholih dan dia juga seorang ustadzah.
"Aku mesti bagaimana Syah, apakah aku harus merelakan suamiku menikah lagi agar segera memiliki keturunan seperti yang diinginkan mertua ku itu" tanya Raina.
"Minta lah petunjuk kepada Allah Ra, berdoa lah di sepertiga malam mu dan memohon lah kepadanya apa yang terbaik untukmu dan suamimu" nasehat Aisyah.
"Tetapi aku masih belum bisa ikhlas Syah untuk di madu oleh suamiku" kata Raina.
"Yakinlah Allah tidak akan memberi cobaan diluar batas kita, aku yakin kamu bisa melalui ini semua.
Ikhlas lah karena Allah maka semua akan terasa ringan" yakin Aisyah.
Setelah banyak bercerita dan diberi sedikit nasehat oleh Aisyah hati Raina sedikit lebih tenang dan ringan.
Semua beban yang begitu menyesak kan kini sedikit melegakan.
Sepertinya sudah siang dan sudah adzan dhuhur.
Yuk kita sholat dulu setelah itu kita bisa makan siang bersama tetapi bantu aku dulu masak ya" pinta Aisyah.
"Siap Bu ustadzah" jawab Raina.
Kini mereka berdua sholat bersama di mushola yang ada didalam rumah Aisyah.
Setelah selesai sholat mereka menuju dapur dan segera membuat masakan.
Belum selesai mereka membuat masakan tiba-tiba pintu diketuk dan terdengar anak kecil memberi salam
"Assalamu'alaikum" suara anak itu dari luar.
"Wa'alaikumsalam" jawab Raina dan Aisyah bersamaan.
"Pasti itu Qiyyana" kata Aisyah yang sudah hafal betul dengan suara anaknya itu.
"Biar aku yang bukankan Syah, aku sudah sangat merindukan gadis kecilku itu" pinta Raina.
Raina beranjak menuju pintu depan dan segera membukakan pintu rumah buat Qiyyana.
"Hai gadis cantik Tante" sapa Raina.
"Tante Rara, kapan datang.
Apa tante tadi sudah menjawab salam ku" tanya Qiyyana.
"Tentu sudah sayang" kini Raina hendak menggendong Qiyyana namun ditolaknya.
"Tidak Tante Rara, Qiyyana sudah besar.
Qiyyana gak mau digendong lagi" tolak Qiyyana.
"Oh ya, aduh kenapa sih gadis Tante cepat sekali tumbuh besar" peluk Raina kepada Qiyyana.
"Iya dong Tante, kan Qiyyana sudah 5 tahun" Jawa Qiyyana yang begitu menggemaskan Dimata Raina.
Diciuminya pipi chubby Qiyyana itu dengan gemasnya.
"Stop Tante, aku mau ganti baju dulu.
Jangan dipeluk terus dong.
Masih banyak kuman ini nanti kalau Tante peluk terus kumannya nempel ditante lho" Qiyyana mengingatkan.
Raina begitu kagum dengan cara mendidik Aisyah.
Anak seumur 5 tahun ini selain sudah hafal Al-Qur'an dia juga sangat terlihat lebih dewasa dari umur nya pada umumnya.
Dia juga sangat mandiri.
"Ya sudah maafkan Tante ya sayang" tulus Raina.
"Sama-sama Tante Rara.
Kalau begitu Qiyyana ijin ganti baju dulu ya" kata Qiyyana sambil berjalan menuju ke kamarnya.
Sedangkan Raina kembali ke dapur membantu Aisyah.
"Syah, aku begitu salut kepadamu.
Kamu sangat baik dam mendidik anak-anak mu" kata Raina saat sudah berada disamping Aisyah.
"Itu semua karena Allah Ra, aku hanya penghubung saja.
Aku bersyukur Allah memberikan amanah anak-anak seperti mereka berdua" ucap Aisyah.
"Kamu memang ibu terbaik Syah, aku bangga kepadamu" kata Raina lagi.
"Jangan seperti itu Ra, aku sama saja dengan kamu.
Semua ini karena Allah" jawab Aisyah merendah.
"Kamu itu selalu aja merendah Syah.
Ya sudah yuk lanjutkan masaknya" ajak Raina.
Kini mereka berdua berkutat di dapur dan dengan waktu 30 menit mereka sudah menyelesaikan masakannya dan menatanya di meja makan.
"Aku panggil Qiyyana dulu ya Ra" kata Aisyah sambil berlalu pergi menuju kamar Qiyyana.
"Iya Syah" jawab Raina.
Sesampai didepan kamar putrinya Aisyah mengetuk pintu kamar Qiyyana.
"Nak, boleh umi masuk" ketuk Aisyah.
"Masuk aja umi tidak dikunci kok" Jawa Qiyyana.
Aisyah pun masuk dan mengajak Qiyyana untuk makan siang bersama.
Aisyah tampak berjalan bersama Qiyyana menuju meja makan.
"Ayo duduk sini nak" ucap Aisyah sangat lembut.
Qiyyana pun duduk di kursi yang ditunjuk oleh umi nya itu.
Kini mereka bertiga sudah duduk dengan sangat nyaman.
Mereka mulai mengambil makanan mereka masing-masing dan segera menikmatinya.
Namun sebelumnya mereka makan mereka berdoa dulu.
Tak menunggu lama makanan mereka sudah habis semua.
"Alhamdulillah, makanan kamu masih sama seperti dahulu Syah, benar-benar sangat nikmat" puji Raina.
"Kamu bisa aja Ra, ini kan hanya makanan rumahan biasa aja sama seperti makanan orang-orang lainnya" Aisyah masih aja merendah.
"Tetapi ini beda Syah, beneran sangat enak ini" Raina meyakinkan Aisyah.
"Ya sudah, kalau begitu terima kasih banyak ya atas pujiannya" kata Aisyah tidak ingin terus memperpanjang pembicaraannya itu.
Aisyah dan Raina membereskan tempat makannya dan kini Raina meminta untuk mencuci piring-piring kotor itu sedangkan Aisyah kembali menyelesaikan mencucinya yang tadi sedikit terbengkalai.
Setelah menyelesaikan mencuci piringnya Raina menuju kebelakang dimana Aisyah berada sedangkan Qiyyana kembali ke kamarnya.
Raina yang melihat Aisyah sudah selesai mencuci bajunya segera menghampiri Aisyah dan ikut membantu menjemur baju yang sudah dicuci.
"Biarkan saja Ra, aku bisa sendiri" tolak Aisyah.
"Gak apa-apa Syah, aku sudah biasa kok.
Jangan melarang ku untuk melakukan ini" pinta Raina.
"Ya sudah baiklah, terima kasih ya sebelumnya.
Jadi merepotkan mu" kata Aisyah.
"Ih kamu ini apaan sih, justru aku yang sudah merepotkan mu dan mengganggu kamu menyelesaikan pekerjaan rumah" jawab Raina.
"Enggak lah Ra, aku malah senang kamu bisa main kesini" jujur Aisyah.
"terima kasih ya Syah, kamu selalu yang terbaik" kata Raina.
"Ya sudah yuk kita masuk" ajak Aisyah masuk kedalam rumah.
Aisyah dan Raina masuk bersama-sama.
Mereka kini duduk di sofa.
"Ra, kamu kalau mau tidur siang tidurlah nanti sore aku bangunkan saat sholat ashar" kata Aisyah sambil menunjukkan kamar tamu buat Raina.
"Iya Syah, aku sudah sedikit mengantuk ini" bohong Raina dengan sedikit menguap agar terlihat dia memang sudah mengantuk.
Raina berjalan menuju kamar tamu.
Aisyah juga pergi ke kamarnya untuk melihat putra kecilnya itu namun sebelumnya dia menuju ke kamar putrinya untuk memastikan putrinya itu sedang melakukan apa.
Saat melihat Qiyyana sudah terlelap Aisyah mendekat dan mencium anaknya itu.
Aisyah sekarang sudah berada dikamarnya sendiri.
Dia mulai merebahkan tubuhnya untuk beristirahat.
Tak beberapa lama Aisyah sudah terlelap dalam tidurnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments