bab 4:kekhawatiran seorang ibu

Setelah beberapa menit melakukan pemeriksaan,dokter menjelaskan beberapa kata.

"Apakah bisa sembuh?" Rio menanyakan tentang patah tulangnya di bagian paha kakinya.

"Ya,namun butuh paling cepat beberapa minggu untuk menyembuhkannya itu pun jika dilakukan perawatan yang baik,jika tidak maka akan lebih lama lagi"dokter menjelaskan.

Ugh,Rio frustasi mendengarnya.

"Bagaimana dengan ingatanku?"Rio kembali menanyakan kondisinya yang lupa ingatan.

"Apakah masih mengingat sesuatu?" Dokter menanyakan.

"Hanya nama"Rio menjawab singkat.

"Ya,itu cukup wajar untuk mengalami amnesia setelah mengalami cedera kepala yang parah,tapi tak perlu khawatir itu bersifat sementara dan akan kembali dengan sendirinya dan mungkin dapat dipercepat dengan beberapa terapi.tapi cukup beristirahat dengan baik terlebih dahulu untuk memulihkan kondisi tubuh,lakukan saja perlahan"

Dokter menjelaskan kondisi kepada Rio.

"Terima kasih"Rio berterima kasih.

"Ya"setelah itu dokter permisi pergi menyisakan tiga orang di dalam ruangan.

Rio sedikit pusing memikirkan keadaannya.

Memejamkan mata...

Ha!

Dia teringat dibenaknya pernah terjadi sesuatu yang aneh,dia masih ingat kalau tidak salah dia mendengar kata sistem.apakah itu sistem seperti yang pernah dia baca?,mari kita coba.'sistem'

['Sistem di sini']

sebuah suara manis seorang wanita bersamaan dengan panel muncul di benak Rio.

Eh,serius. Rio senang bahwa sistemnya nyata.mari kita tes lagi.'Sistem'

['Ya,sistem di sini']

Rio ingin berteriak gembira melihat sistem yang nyata dibenaknya.ingin memeriksa apa saja yang bisa dilakukan oleh sistem,tapi dia menahannya karena ingat masih ada Miya dan Elina disampingnya.

'Ya,nanti saja'Rio berkata pada sistem dibenaknya.lalu membuka matanya.

['...']

Saat membuka mata melihat miya yang terlihat khawatir Rio ingin menepuk kepalanya,tapi hal itu tidak bisa dilakukan karena ada ibunya miya yang sedang menatapnya.

Rio hanya tersenyum ke arah miya untuk menenangkannya.miya yang melihat senyum itu tersipu malu.

Elina memandang Rio dan miya dengan curiga.

"Miya apa kamu sudah makan?"elina bertanya pada miya.

Miya menggelengkan kepala.

"Kalau begitu cepat makan,apa kamu ingin sakit"elina menasihati.

"Tapi.."miya berkata pelan sambil melihat ke arah Rio.

Elina yang melihat miya yang seperti meminta persetujuan Rio,dia menjadi waspada,dia merasa miya nya agak berubah"kamu khawatir pada Rio?,maka ibu akan menjaganya saat kamu makan,bagaimana?"

Rio yang dipandang juga membujuk miya untuk makan.

"kamu tak perlu khawatirkan aku.makan,oke?.jika kamu sakit,siapa yang akan menjaga ku"Rio berkata dengan ekspresi sedih.

"Um"miya yang mendengar kalimat Rio juga menjadi khawatir,dengan cepat mengangguk.tapi walaupun mengangguk tapi miya masih berdiri di tempat.

Melihat miya seperti itu,Rio kembali berkata sambil tersenyum "Kenapa diam saja?,apa kamu mau di suapin,miya?.kamu anak yang manja..miya"

Miya segera menggelengkan kepala dengan panik menyangkal setelah mendengar itu,dengan cepat berlari untuk keluar ruangan.

"Jangan lupa belikan ibumu juga"Elina berkata memesan pada Miya.

Miya hanya mengangguk dan tetap berlari.

"Kamu pandai membujuk gadis"setelah miya pergi,Elina yang duduk di kursi sebelah ranjang Rio berkata sambil menatap Rio.

"Tidak,biasa saja"Rio menyangkal.

"Sejak kapan kamu kenal dengan Miya?"Elina mengintrogasi Rio dengan dingin.

"Eh..,"Rio yang tiba-tiba melihat sikap Elina yang dingin menjadi gugup,namun tetap menjawab"Baru pagi tadi,saat baru terbangun"

"Benarkah?"elina masih menanyakan sambil melihat apakah Rio berbohong atau tidak.

"Ya" Rio menjawab.

"Tapi kenapa dia sudah terlihat dekat denganmu?"elina kembali bertanya.

"Tidak tahu"dia hanya mengobrol sebentar dengan miya jadi belum bisa di katakan dekat.

Melihat jawaban Rio yang seperti nya tidak berbohong,Elina berhenti bicara.

"Bolehkah aku memanggil mu Elina?"Rio merasa,panggilan bu tidak cocok untuk tampilan Elina.

Elina yang ditanya mengerutkan kening.

"Ah,maksudku terasa tidak cocok jika wanita cantik yang terlihat seumuran dengan ku di panggil ibu"walaupun tahu bahwa memanggil nama langsung orang yang lebih tua saat dirimu masih muda itu terdengar tidak sopan,Rio tetap menjelaskan.

Elina tentu senang mendengar bahwa diri nya masih terlihat muda.dia sangat merawat tubuhnya,jadi wajar jika tubuh nya masih sehat dan indah,itu juga merupakan suatu kebanggan bagi dirinya.

"Panggil saja kakak ,oke? Itu pun jika hanya kita berdua,ingat!" walaupun menyenangkan di anggap muda,Elina merasa bahwa ia tidak tahu malu jika di panggil kakak saat umurnya sudah cukup tua,apalagi di depan anaknya.sedangkan untuk di panggil dengan nama langsung,itu terlalu cepat dan juga ia belum terlalu akrab dengan Rio.

"Oke,kak Elina"Rio menjawab sambil tersenyum.

"Jadi apa tujuan mu mendekati Miya?"Elina masih curiga dengan Rio.

"Apa kamu masih curiga padaku,kak Elina?"Rio balik bertanya.

Elina hanya memandangi Rio.

Rio menghela nafas.dia merasa hati wanita itu rumit,jika tidak dijelaskan entah apa yang akan dia pikirkan tentangnya.

Merenung sebentar,Rio menjelaskan perlahan apa yang ada dipikirannya sambil menatap atap ruangan rumah sakit yang mewah.

"Jika kamu khawatir aku akan menyakiti miya...maka itu tidak perlu.kau tahu?,disaat aku terbangun,yang pertama kali terlihat olehku itu miya dan saat itu juga aku tidak mengingat apapun selain namaku,pernahkah kamu mendengar istilah anak ayam yang baru menetas menganggap hal pertama yang di lihatnya adalah induknya. perasaanku saat baru terbangun tanpa ingatan bisa di gambarkan seperti itu,aku berpikir Miya itu salah satu keluarga ku.namun..saat aku bertanya dan tahu bahwa Miya bukan keluargaku sendiri,perasaan ku rumit,siapa yang akan menyangka bahwa yang menjaga ku disaat lemah seperti ini merupakan orang asing."

Dengan jeda sebentar,Rio kembali melanjutkan kalimatnya"Dari pengamatan ku saat mengajak Miya berbicara..aku bisa langsung tahu kalau Miya itu wanita yang pemalu dan biasanya orang yang pemalu itu pendiam,dan aku bertanya-tanya apa Miya merasakan kesepian karena sifatnya itu?.menurutku lucu melihatnya tersipu dan senyumannya itu manis.jadi,dari pada menyakiti aku lebih berpikiran untuk berterima kasih,aku tahu kamu itu ibu yang baik..,eh?"

Disaat Rio berkata Elina itu Ibu yang baik,terdengar suara di sampingnya.

"Eh,kenapa kamu menangis"Rio,bingung dan panik mendengar tangisan Elina.

"Hiks..hiks..jangan panggil aku ibu yang baik.aku-aku ibu yang buruk"Elina yang mendengar kata kesepian menjadi sedih ditambah disebut dia ibu yang baik dia bertambah sedih,dia merasa diejek dengan kalimat itu.

"Eh,ada apa dengan kalimat itu"Rio berkata sambil menghapus air mata yang mengalir dimata elina."jika aku berkata kamu ibu yang baik,maka kamu ibu yang baik.dari,caramu menunjukkan khawatiran saat anakmu dekat dengan orang lain menunjukkan bahwa kamu peduli dengan anakmu"Rio memberikan alasan.

"Hiks..hiks.."Elina tetap menangis membenamkan kepalanya di kasur, walaupun mendengarkan kalimat Rio.

Rio sedikit pusing,bingung bagaimana caranya menenangkan ibu yang menangis ini.

"Jadi..apa yang membuat mu berpikir bahwa kamu ibu yang buruk?"Rio berpikir daripada membujuk lebih baik menayakan alasan dari mulut Elina.

"A-apa kamu ingin mendengarkan"Elina berkata dengan suara yang masih terisak.

"Tentu,ayo dengarkan"Rio menjawab lembut sambil mengusap ringan rambut Elina.

Terpopuler

Comments

mothur

mothur

semangat terus bro

2022-01-05

1

mothur

mothur

ahhhaaai

2022-01-05

1

B_A

B_A

apakah author milf-lovers?

aku mendukung mu thor

2022-01-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!