Bab 3.
.
"Hello, are you okey?" paman tampan menepuk pelan wajah gadis pingsan,berposisi duduk miring.
Jari telunjuk orang tersebut di arahkan pada lubang hidung, test apa masih bernafas atau tidak. Nafas gadis itu terlalu lambat, denyut nadi juga sangat pelan lemah.
Segera orang tersebut memanggil pramugari, untuk menanyakan apa ada dokter dalam penerbangan ini.
Sambil menunggu, orang tersebut berusaha untuk menyadarkan Melani dengan mengoleskan minyak kayu putih yang di dapat dalam tas pocket milik Melani.
"Hey, wake up!" menepuk pelan wajah gadis, membiarkan gadis itu terus hirup aroma kayu putih.
Tidak banyak penumpang dalam kabin kelas VIP ,hingga sukar cari pertolongan pertama dengan cepat.
Pelan-pelan gadis itu mulai dapat kesadarannya kembali. Jari kelingking bergerak ingin memberitahukan, bahwa ia sudah sadar.
Selang tidak lama, pramugari membawa seorang wanita. Wanita itu memeriksa keadaan gadis setengah sadar, nafas juga mulai normal dalam ritme lemah.
Keadaan yang sudah normal, wanita itu kembali ke kabin ekonomi. Itu pun setelah mengingatkan paman tampan agar pantau reaksi hingga 1 jam kedepan.
Perjalanan panjang itu membuat paman tampan amat tidak menikmati masa santai liburan. Sudah mendapat titipan satu bocah kecil, eh.. sekarang mesti pantau gadis tidak di kenal.
"Thank you, Mister" ucap lemah Melani.
Enam jam kemudian,....
Akhirnya tiba tujuan mereka di bandara sebelum ke kota tujuan mereka masing-masing.
Bocah tampan kecil melambai pada gadis yang berjalan masih lemas.
"Uncle, kata teacher, kita harus punya jiwa saling tolong menolong.Kenapa kita tidak bantu aunty itu sampai rumahnya?" ibah bocah kecil, lihat Melani berhenti setiap jalan beberapa langkah.
"Anak kecil jangan suka ikut campur. Cukup duduk manis" paman tampan menggerek koper jumbo.
"Orang baik, moneynya banyak loh. Masa uncle gak mau jadi orang baik" cemberut bocah, berhenti melangkah.
Benar-benar dibuat sulit tujuh keliling oleh seorang bocah kecil. Menghadapi tantangan bisnis saja tidak perlu banyak ancaman.
"Listen to uncle. Kita ini sudah baik pada aunty tadi. Dan pula, money kita juga cukup untuk biayai kamu lulus college,understand!!" menjelaskan sederhana agar tidak banyak diperintah seorang bocah lagi.
Bocah melanjutkan langkah dengan terpaksa menuju mobil penjemput mereka.
Setiba di rumah, bocah itu berlari menuju ruang kerja sang ayah. Sebuah pelukan serta ciuman menuju wajah dingin tampan, tidak lupa mengadu perbuatan paman tampan pada ayahnya.
"Ko, tolong jangan dengar ucapan bocah itu. Anakmu itu selalu buat aku susah" keluh paman tampan, dengan wajah tersiksa.
"Josh, kamu ke kamar dulu. Ada yang mau dady bicarakan sama uncle" titah ayah berexpresi dingin.
Bocah kecil keluar dari ruangan kerja, karena ia tau batasan sebagai anak kecil.
Saat hanya tinggal 2 pria dewasa dalam ruang kerja, pemilik rumah menanyakan hal lebih penting.
"Apa kamu sudah selidiki keberadaan wanita itu" wajah serius.
"Sudah. Dia telah menikah lagi, tapi kali ini sebagai simpanan pria tua bangka" mengambil sesuatu dalam kantong mantel.
Paman tampan menunjukkan selembar foto, di baliknya tertulis alamat, serta rincian lain.
"Dasar wanita ******!!.Tidak pernah berubah!!" meremas foto pemberian paman tampan.
"Ko, kalau mau aku bertindak, maka akan ku utus anak buah kita untuk menghancurkannya"
"Tidak usah. Aku mau wanita itu tidak cari putranya lagi" melempar remasan foto ke dalam tong sampah.
"Sekedar saran" ragu paman tampan.
"Apa tidak ingin balas perbuatan wanita itu?" menatap ragu.
"Kenapa?.Kamu tidak yakin kalau Josh suatu hari hanya butuh aku saja ?" balik natap dingin.
Bisa mati jika dilanjutkan bicara, mendingan kabur sebelum ada percikan api dalam mata sang abang penguasa.
"Aku mau mandi dulu. Sudah capek" pamit paman tampan berwajah tegang cengengesan.
Lee Min Wi (Wiliam Lee) pengusaha sukses terkenal dengan cara bisnis tanpa kompromi panjang lebar pada lawan bisnis, usia 35 tahun, status duda beranak satu,tinggi lebih kurang 178 cm, perawakan tampan khas asia face, kharisma, kekar, putih .
Banyak wanita muda mengelilingi seorang Wiliam, tapi siapa yang berani coba mendekatinya, harus berani patah hati dibuat pria dingin tidak berperasaan tersebut.
Sedangkan paman tampan adalah adik pengusaha sukses terkenal, yang bernama Ronald Lee. Masih jomblo, trauma dengan kehidupan keluarga kakak.
.
Di tempat lain, Melani sampai juga di rumah sewanya. Ia meletakkan koper dan tas pocking samping sofa besar. Lalu melempar pelan tubuh ke sofa melanjutkan istirahat sejenak.
Beberapa jam kemudian, Melani terbangun lebih segar. Lalu mandi sebelum membongkar isi koper berisi banyak makanan kesukaan.
Hp yang sedang dalam mode pesawat, begitu terbuka banyak pesan suara dari papa mama yang mencemaskan, mengapa tidak ada kabar setelah sampai beberapa jam lalu.
Perbedaan waktu yang terpaut jauh, mengharuskan Melani pintar-pintar memilih waktu berkomunikasi langsung.
"Halo Pa, Ma. Mel sudah sampai dari tadi, tapi karena ngantuk, Mel tidur sampai forget ubah mode jaringan" jelas Melani dengan handuk membungkus rambut basah.
"Baguslah. Ingat makan tepat waktu, tidak usah ikut diet" titah Mama.
"Siap,Ma" Melani membungkuk memberi hormat ala kerajaan dinasti.
"Mel,kamu harus pintar jaga diri. Jangan bergaul dengan orang sembarangan" Papa Wijaya selalu cemas dengan putri polos lugunya, mesti pintar dalam pelajaran, tapi karena kurang bersosialisasi mengenal banyak sifat teman berbulu domba, selalu buat dia tidak tenang melepas putrinya ke tempat jauh.
Nah, dari sini saja jalur yang seharusnya sesuai sekenario ingatan sebelumnya terjadi, sudah berubah. Tidak sesuai dengan skenario sebelumnya,itu buat Melani jadi semakin penasaran. Menunggu misi dari dewa pencabut nyawa.
Bukannya kembali dimensi untuk menikmati kembali masa muda itu, malah sekarang main teka teki misteri kehidupan dengan takdirnya sendiri.
Takdir yang bagaimana sedang menunggu Melani di depan?.Semakin skenario lama banyak yang tidak sama, semakin pula Melani tertantang untuk ikuti arus misi kepulangannya ke masa lalu.
Setiap cerita bab baru coba di kondisikan dengan misi baru. Beda cerita dulu dengan tantangan yang berbeda pula.
Akhir liburan musim dingin semester pun usai, di tandai dengan masuk sekolah serentak dari jenjang play grup sampai universitas.
Tatanan rambut simpel,dengan make up simple (bedak tabur dan lipgloss), pakaian casual, Melani mengambil tas berisi buku mata kuliah ekonomi di hari pertama musim dingin usai.
"Welcome january" menyapa bulan pertama awal semester baru.
Jejak langkah kaki Melani sedikit kaku menuju tangga universitasnya. Karena,memori ini sudah empat belas tahun silam terjadi. Tapi untung saja dari kurangnya bersosialisasi, ia tidak mesti banyak tegur sapa dengan teman seuniversitas itu.
Dag dig dug, jantung Melan setiap melangkah. Mungkin ada misi juga pada hari itu. Tidak seperti dulu yang santai dalam setiap keadaan.
.
...****************...
.
Karya ini hanya haluanku, semata-mata menyalurkan hobi dengan sedikit campuran bumbu kisah nyata.
Maaf, apabila karya ini jauh dari kata sempurna.
Terimakasih 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments