"Tolong panggil karyawan Pak Dony yang kemarin menemui saya, suruh temui saya di ruangan." ucap abian kepada Asisten nya.
"Baik Pak, permisi." menunduk paham dan beranjak pergi.
Sesampainya di ruangan Pak Dony Asisten Abian itu langsung mengetuk pintu ruangan Dony.
"Permisi! Pak Dony." suara dan ketukan tangannya membuat Dony yang berada di dalem terkejut.
"Asisten Pak Abian seperti nya." bangun dan berjalan.
*Membuka pintu*
"Ah iya ada apa Pak?, Anda membutuhkan sesuatu?." tanya Dony.
"Iya, tuan abian menyuruh saya ke sini untuk memanggil karyawan anda Pak." balas Asisten.
"Baik kalau begitu. Mungkin Pak Abian menyuruh Danil? Atau yang lainnya?." balas Dony.
"Seperti iya, karyawan pak Dony itu Danil yah? " tanya Asisten.
"Baiklah Pak, nanti saya panggil Danil untuk menemui tuan Abian di ruangan nya." jawab Dony.
"Terimakasih, kalau begitu saya permisi." beranjak pergi.
Setelah Asisten Abian itu pergi meninggalkan Dony, Dony segera masuk dan memanggil lewat telepon kantor.
Sementara di ruangan nya danil terdengar suara telepon kantor di ruangan Danil berbunyi.
Septi pun mengangkat panggilan yang berbunyi di telepon ruangannya.
"Halo, selamat siang ada yang bisa kami bantu?." tanya Septi.
"Septi, saya Dony tolong panggil danil untuk ke ruangan saya, segera ya." jawab Dony sambil mematikan telpon nya.
"Baik Pak.. yah terputus. " singkat Septi.
"Ada apa Septi?, siapa yang menelpon?." tanya Rasya.
"Pak Dony nih, katanya Danil suruh ke ruangan pak dony." jawab septi.
"Gua? ada apa yah padahal kan berkas udah gua kirim.." bingung Danil.
"Mungkin ada perlu yang lain 🤷♀️." balas Rasya.
"Nah iya, yasudah mending lu temuin dulu siapa tau penting. " ucap septi.
"Pasti penting sih." kata Danil sambil keluar dari ruangan.
Danil pun berjalan menuju ruangan pak Dony dengan membawa beberapa berkas yang khawatir ingin di tanyakan.
Sesampainya di Ruangan Pak Dony.
"Permisi pak, Bapa panggil saya?." ucap Danil dengan membuka pintu.
"Ah iya Danil, kamu di suruh ke ruangan Pak Abian." jawab Dony.
"Baik Pak, keruangan tuan Abian yah?." membungkukkan badannya.
"Iya silahkan." balas Dony.
"Baik pak saya permisi." jawab Danil
Sementara Di ruangan Rasya.
"Eh Septi, kira kira ada apa yah kok Danil di panggil?." tanya Rasya.
"Eh lu mah mana gua tau, lagipula Danil juga udah ke ruangan nanti kalau udah balik tanya aja." jawab Septi.
"🤷♀️🤷♀️ Iya deh." ucap Rasya.
Sesampainya di ruangan CEO Abian Pratama.
Suara ketukan pelan terdengar di ruangan Abian, tanpa lama Asisten nya pun membuka dengan mempersilahkan masuk.
"Permisi pak, bapa panggil saya?." tanya sopan Danil.
"Iya, saya panggil kamu kesini, dikarenakan teman kamu yang kemaren suruh temui saya sehabis jam kerja." jawab Abian.
"Mohon Maaf pak, di ruangan saya ada dua karyawan pak.. bapa butuh yang mana?." tanya lagi Danil.
"Ah iya saya lupa, yang menggunakan hijab, dan tolong tidak usah bawa berkas apapun karena saya tidak akan membahas soal pekerjaan." jawab jelas Abian.
"Baik Pak saya faham. Ada lagi pak yang Bapa butuhkan?." tanya Danil.
"Tidak, hanya itu saja dan kamu boleh meninggalkan ruangan ini, terimakasih." jawab Abian sambil tersenyum sopan.
"Baiklah kalau begitu saya permisi." bangun dan mengangguk paham.
Danil pun beranjak pergi keluar meninggalkan ruangan sang CEO itu. Tetapi pikiran dia sangat bertanya.
"(Kenapa Rasya di panggil?, ada masalah? ko tidak membicarakan soal perusahaan atau kantor?)." bingung Danil sambil berjalan menuju ke ruangan lagi.
"Eh eh itu Danil." kata Rasya sambil melihat pintu terbuka.
"Ah iya, ada apa Danil kok lama sekali.
"Tadi gua abis dari ruangan Pak dony." ucap Danil
"Terus terus..." potong Rasya.
"Terus.. di suruh ke ruangan CEO." balas Danil.
"Hah? untuk apa?." tanya Septi.
"Kata tuan Abian, saya suruh Rasya nanti pulang kerja temuin tuan Abian di ruangan nya.., gitu deh cerita nya." jelas Danil sambil membereskan berkas.
"lah kok Rasya?, ada apa dengan Rasya?." bingung Rasya.
"Lah aku sih tidak tau yah untuk soal itu." canda Danil.
"Serius dong Danil.." gumam Rasya
"Iya serius emang nya muka gua lagi bercanda apa?. kalau Rasya gak percaya tanya Pak Abian aja langsung." canda Danil sambil tertawa.
"Kira kira ada apa yah Septi?, ko Rasya jadi takut gini." tanya Rasya.
"Ya sudah, nanti biar gua antar deh." bilang Septi.
"Wah serius?.. oke deh kalau gitu Terimakasih yah." 😅 senyum Rasya.
Mereka pun melanjutkan kerja dan langsung mengetik beberapa tugas mereka. Suara keyboard hanya terdengar di ruangan itu karena mereka sudah tidak lagi berbicara.
Waktu pulang tiba! Menunjukan Jam pulang Di mana Karyawan diperbolehkan pulang Pada saat jam teresebut.
"Eh iya, jangan lupa yah Rasya lu temuin Pak Abian di ruangannya." sambil membawa tas dan menutup laptop milik Danil.
"Iya iya, bawel ah." balas Rasya.
"Cie cie yang bentar lagi mau menemukan idolanya tuh." cengengesan Septi.
"☺ Apaan sih Septi, justru aku tuh degdegan tau." senyum Rasya.
"Kenapa harus deg-degan?, kan ngga kenapa kenapa harusnya tuh bersyukur tau." canda Septi
Sementara Danil melihat tingkah temen nya itu merasa geli karena mereka sudah dewasa terapi kelakuan masih bocah.
"Lu pada kenapa?, perasaan dari tadi cengengesan aja bingung gua." ucap Danil.
"Ah kepo, udah lu pulang aja ini tuh urusan perempuan." balas Rasya sambil mengejek.
"Iya iya tau huh dasar alay.. ini juga mau balik kali, udah ah gua duluan ya bye." beranjak pergi keluar dan pulang.
Tanpa menghiraukan Danil mereka masih aja asik membereskan meja sambil berbicara kecil.
"Udah yu rasya, gua udah siap." kata Septi.
"baiklah, Ayo Septi." jawab Rasya.
Sementara di ruangan Abian.
"Apakah anak itu akan takut menemui ku setelah memancing ku?." senyum kecil Abian.
Setibanya Rasya dan Septi di ruangan Abian. Abian langsung mengira bahwa langkah hak sepatu itu tanda jalan Rasya.
"Permisi, tuan saya Rasya apakah anda.. " ucap Rasya dengan bicara yang terpotong karena melihat pintu yang terbuka.
"Hah!." suara kaget Rasya spontan langsung menundukkan kepala.
Septi yang langsung memegang tangan Rasya.
"Rasya, saya hanya memanggil kamu." ucap Abian.
"Baik Pak, Maaf saya membawa teman kantor juga yaitu Septi." suara terbata bata keluar dari mulut Rasya bertanda grogi.
"Baik tidak apa, tapi Saya minta biarkan temanmu di antar oleh Asisten saya untuk menunggu di Ruang tamu saja." balas Abian.
"Tapi Pak saya.." ragu Rasya
Tetapi tolakan Rasya tidak berarti menurut Abian.
Firman yang paham atas suruhan Abian langsung beranjak mempersilahkan tangannya kepada Septi untuk berjalan duluan.
"Baiklah, Terimakasih saya permisi tuan. Terimakasih karena telah merepotkan Asisten Tuan Abian." jawab Septi
abian hanya tersenyum dan mengangguk kepala kepada Septi.
Septi yang kini beranjak pergi di ikuti oleh Asisten nya itu.
Sekarang di ruangan itu hanya ada Rasya dan Abian saja.
Rasya yang kini bingung mau ngomong apa, apalagi Rasya tidak membawa berkas. jadi, bingung apa yang mau ditanyakan.
"Tidak usah takut dan grogi, saya tau kamu menyukai ku bukan?." ucap Abian tiba tiba.
Rasya hanya bisa terdiam tunduk entah apa yang dirasakannya sekarang, mungkin setengah malu dan setengah grogi.
"Perlu saya buatkan minum untuk mu, agar kita berbicara lebih santai. " kata Abian sambil tersenyum.
"Tidak, tidak usah pak saya bisa membuatnya sendiri di belakang. " suara yang terdengar kecil.
"Kamu tidak usah malu malu kucing seperti itu, kamu kan yang membuat saya membawa kamu kesini.? " tanya Abian.
"Tidak pak saya tidak menawarkan diri untuk bertemu bapak. " jawab takut Rasya.
Abian hanya bisa menahan tawa itu melihat kepanikan Rasya.
"(Kenapa malah jadi gini yah?)."dalam hati Rasya.
"(Apa ini resiko cinta sama orang Penting?).
"Hey kamu kenapa?, oh iya jangan panggil saya Bapa kita sedang tidak membahas soal kantor." kata Abian.
"Tapi saya malu Pak, dan harus panggil Bapa apa?." tanya Rasya yang kini sudah mulai tidak grogi.
"Panggil saya Abian saja, lagipula saya belum tua tua amat. " canda Abian.
"(ya Ampun!.. senyum nya gula banget)." hati Rasya.
"Bagaimana?.. bisa kan panggil saya Abian." tanya Abian.
"Iya Pak, eh iya abian bisa." balas Rasya.
"Bagus deh kalau gitu." senyum Abian.
"Ada perlu apa yah?.. Rasya kok di panggil ke sini?." tanya Rasya.
"Sebenarnya tidak apa apa, hanya saja Saya ingin berbicara sama kamu, dan oh iya tadi kenapa yah kamu melihat saya di cafe dengan tatapan yang lama." tanya Abian
"(Aduh bagaimana yah, ini pertanyaan yang Rasya hindar akhirnya ditanya juga)." panik Rasya.
"Tidak Pak, eh Abian.. Tadi sewaktu di cafe hanya melihat Abian dan kenal. Dan ternyata benar itu Abian CEO dari kantor ini." jelas Rasya.
"Oh gitu yah, bukan karena naksir saya?." tanya Abian.
"Ah tidak kok Pak saya hanya melihat Pak Abian saja." balas Rasya.
"Ya sudah, ini sudah hampir sore tidak enak apabila di kantor terus.. kamu juga kan perlu istirahat." kata Abian sambil tersenyum.
Rasya yang hanya bisa memalingkan pandangan ke tempat ruangan itu.
"Terimakasih yah kamu sudah mau berbicara dengan saya dan maaf menggangu waktu nya." ucap Abian
"Iya Pak, tidak apa apa dan saya juga terimakasih ternyata saya tidak di hukum." 😅 canda Rasya.
"Ya ampun, saya tidak sejahat itu kok, ya sudah saya antar kamu pulang yah." balas Abian.
"Tidak tidak Pak tidak usah,, saya bisa pulang sendiri lagipula saya bawa kendaraan sendiri Pak." jawab Rasya.
"Baiklah kalau begitu." senyum Abian sambil mempersilahkan keluar dari ruangannya itu.
"iya pak saya permisi. Assalamu'alaikum." ucap Rasya.
"iya Silahkan, Wa'alaikumussalam." balas Abian.
Setelah keluar dari ruangan Abian. Rasya langsung ketawa ketawa sendiri sambil membayang muka bodoh dan cangak dia itu pada saat berbicara dengan Abian.
Menaiki motor dan memakai helm langsung tancap gas untuk menuju rumahnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments