Love Cafe. Sebuah cafe di tengah kota yang cukup ramai pengunjung nya. Cafe itu biasa buka dari jam sepuluh siang sampai sepuluh malam.
Cafe yang ramai di kunjungi kalangan muda, pria dan wanita. Cafe itu terkenal bukan karna tempat nya yang nyaman dan makanan yang enak, tapi yang lebih terkenal di kalangan wanita adalah si barista cafe tersebut.
Dia pria yang tampan, ramah dan penuh sopan santun. Banyak dari wanita datang hanya untuk melihat dia saja.
Sementara itu, Nayla pergi diam - diam dari rumah. Ayah nya sedang pergi bekerja dan Ibunya mengizinkan Nayla pergi sebentar sebelum Ayah nya kembali.
Nayla turun di halte Bus, lalu sedikit berjalan dan sampai di Love Cafe. Dia berhenti sejenak di luar, melihat kedalam Cafe dari balik pintu dan jendela yang terbuat dari kaca.
Dia menatap barista cafe yang sedang sibuk melayani pelanggan dengan senyuman ramah nya.
"Rava, " raut wajah Nayla terlihat sedih sekali.
Nayla masuk ke dalam cafe, lalu dia mengantri untuk memesan kopi. Nayla mengantri sedikit lama karna antriannya cukup banyak.
" Kau mau pesan apa?" Tanya Rava tanpa melihat siapa yang memesan.
Nayla tidak menjawab meskipun itu gilirannya.
Rava merasa aneh karna pelanggan tidak menjawab pertanyaan nya. Rava menghentikan membuat kopi dan melihat ke arah pelanggan dan betapa terkejut nya Rava karena dia adalah Nayla.
" ah.. Kau..!"
untung saja tak ada lagi yang mengantri, karna Nayla ada di antrian terakhir. Rava langsung keluar dari tempatnya dan memghampiri Nayla.
" Ada apa kemari? " tanya Rava setelah mengajak Nayla duduk di salah satu kursi di cafe tersebut.
" Apa Ayah mu tau kau kesini? " Tanya Rava lagi.
Nayla tetap diam,menundukn sambil meremas tangan nya sendiri.
" Nayla,, "
Sentuhan tangan Rava terasa hangat di tangan nya dan terasa ke seluruh tubuh nya, membuat Nayla tersadar dari lamunan nya.
" Kau baik - baik saja? " Rava terlihat khawatir.
Nayla mematap Rava dan akhirnya dia tidak bisa membendung air mata nya lagi. Naya menangis di hadapan Rava membuat semua pelanggan Cafe melihat mereka.
Rava tidak tega melihat Nayla menangis, dia memeluk Nayla sambil mengusap- usap rambut nya.
****
Akhirnya Rava membawa Nayla ke sebuah taman. Mereka duduk berdua di kursi kayu panjang yang ada di taman tersebut. Taman yang luas dengan lapangan tempat anak - anak bermain dengan berbagai permainan yang tersedia.
Nayla duduk bersandar ke bahu Rava, dan Rava menahan kepala Nayla dengan lengan nya yang dengan tangan menggenggam pundak Nayla dan tangan kanan menggenggam tangn Nayla di paha nya.
" Aku tidak ingin menikah dengan orang lain, " Nayla menangis.
" Aku tau ini berat untuk mu, apalagi untuk ku Nayla. " Rava mencoba menjelaskan perasaan nya.
" Kalau memang begitu, kenapa kau tidak mau membawa ku pergi?? " Nayla mengangkat kepalanya dari bahu Rava dan menatap Rava dengan penuh air mata.
" Nayla, pahamilah keadaan ku!! " Rava memegang pundak Nayla dengan kencang.
" Aku bisa saja membawamu, tapi apa yang akan terjadi dengan kita nanti! "
"Kau tau keadaanku seperti apa? "
Nayla tak bisa berkata - kata melihat Rava begitu emosional.
" Akupun sebenar nya tidak rela membiarkan mu dengan pria lain. " kepala Rava tertunduk menahan semua perasaan nya.
" Lalu aku harus bagaimana,Rava ??"
Nayla menangis sejadi - jadi nya di pelukan Rava, dan Rava memeluk Nayla dengan sangat erat. Terlihat sekali Rava sangat menyayangi Nayla dan tak ingin kehilangan nya.
" Aku akan selalu menunggu dan mencintai mu sepenuh hati ku, Nayla "
Rava menyentuh pipi Nayla dengan kedua tangan nya dan mereka saling bertatapan. Perlahan Rava mendekati Nayla dan wajah mereka sangat dekat.
Nayla menutup matanya, seperti memberikan seluruh hidupnya saat ini, Rava mengecup bibir Nayla dengan lembut selama beberapa saat dan mereka melakukan nya dengan perasaan yang saling terluka.
Nayla membalas kecupan Rava, dan tanpa terasa air mata nya jatuh tak tertahankan. Seperti hati nya yang hancur berantakan.
Di pinggir jalan seberang taman, sebuah mobil berwarna silver parkir di sana, dan di dalam mobil, seseorang melihat kejadian itu dengan tatapan tajam dan itu adalah Kevin!!!!
****
Rava turun dari taksi di depan rumah sakit besar di kota itu. Dia berjalan menuju ke sebuah ruang rawat, ruangan nomor 145.
Dia membuka pintu dan melihat seseorang berbaring dengan berbagai alat medis di tubuh nya. Rava mendekat dan duduk di samping nya, menggenggam tangan nya dan mencium nya.
" Ibu, aku datang " Katanya sambil menatap Ibu nya yang tidak sadarkan diri.
" Maaf hari ini aku terlambat, kau tidak marah kan, bu? " Tanya nya.
Rava menggenggam erat tanga ibunya dengan kedua tangannya dan menempelkan tangan Ibu nya di bibir nya sambil sesekali mencium tangan Ibu nya.
" Aku sangat bingung, bu. " Rava mulai bercerita.
" Kau tau, Nayla akan menikah dengan orang lain. Dia akan pergi dan meninggalkan ku, bu "
" Apa rencanaku selama ini akan sia - sia, bu? "
" Apa harus sampai sini saja, bu? "
Rava tertunduk dan mulai meneteskan air mata dan terbenam dalam penyesalan nya, sampai dokter datang dan membuyarkan pikiran nya.
" Dokter, bagaimana keadaan Ibu hari ini? " Rava bangun dan menghampiri dokter
Dokter menggelengkan kepala.
" Masih belum ada perubahan, Rava. "
Rava terduduk lemas dan menggenggam tangan Ibu nya lagi.
" Kau harus sabar, Rava"
" sampai kapan, dok? " tanya Rava
" Ibu ku sudah berbaring koma selama bertahun - tahun dan tak pernah ada perubahan apapun "
" Aku mengerti perasan mu, tapi kita hanya bisa menunggu ."
Ibu Rava memang sudah lama terbaring koma. sejak kepergian Ayah Rava, Dia menjadi depresi dan hampir mengakhiri hidup nya. Untung saja Rava cepat mengetahui nya dan segera menolong nya. Dan Semenjak itu, Rava harus hidup sendiri dan berjuang untuk hidup sendiri.
" Aku pergi dulu, " Dokter menepuk pundak Rava dan pergi.
Rava terduduk lemas.
"Haruskah aku melupakan dendam ini, bu? "
****
Nayla duduk di halte bus, sedang menunggu bus berikutnya datang. Dia terus melihat jam nya, Nayla takut kalau Ayah nya yang duluan sampai ke rumah.
Tiba - tiba sebuah mobil mercy silver berhenti di depan nya. Nayla tidak memghiraukan mobil itu dan terus lihat ke arah seharusnya bus datang, tapi tak kunjung datang.
Kaca mobil belakang terbuka.
" Ayo masuk! Aku antar kau pulang " Kevin yang ada di dalam mobil.
Nayla terkejut dan langsung berdiri.
" Tidak usah, sebentar lagi bus nya datang! " kata Nayla tanpa menoleh ke arah Kevin.
Kevkn terdiam sejenak, lalu turun dari mobil dan menghampiri Nayla.
" Ayo, aku antar kau pulang! " Kevin memegang lengan kiri Nayla.
" Lepaskan!!! " Nayla menepis tangan Kevin.
" Jangan kurang ajar!!" Nayla mulai kesal.
Kevin menghela nafas.
" Apa kau mau Ayah mu lebih dulu ada di rumah? "
" Apa maksudmu? " Nayla tidak suka gertakan Kevin.
" Atau kau ingin Ayah mu tau, kalau tadi kau bertemu pacar mu? " Kevin menyeringai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Yulia Novita
apa ayah nayla dan rava orang yg sama thor?
2022-01-20
0
Vera Anzani
semangat Thor..
2022-01-16
0
Risfa
mangatt
2021-12-09
0