Nayla menangis tersedu-sedu sambil memeluk bantal di atas tempat tidurnya.
"Aku tidak bisa menikah dengan orang lain Ibu" Katanya sambil menangis.
" Ibu tau aku sangat mencintai Rava, dan dia sangat mencintaiku, bu"
"Mana mungkin aku bisa meninggalkan dia"
"Ibu tau , sayang" Ibu nya kembali berusaha menenangkannya, tapi Nayla tak mendengarkan dan marah-marah.
Dia bangun berdiri ke arah jendela kamarnya yang berada di lantai dua sambil terus menangis.
"kalau memang ibu tau, kenapa tidak mencegahnya, bu!!"
"Ibu ingin, sayang" Ibu Nayla mendekatinya pelan-pelan.
"Tapi Ibu tidak melakukannya!" Nayla menghindari sentuhan ibunya dan langsung menjatuhkan diri di atas tempat tidur nya. Dia berbaring telungkup dengan memeluk guling dengan berlinang air mata yang semakin deras.
* * * *
Tok..tok..tok
Nayla tersadar dari lamunannya tentang Rava, tentang kebersamaan mereka,waktu yang mereka habiskan bersama,betapa lucu nya Rava dan betapa sangat perhatian dan mencintai nya.
Dia bangun dengan mata sembab dan melihat tiga orang pelayan wanita masuk ke kamarnya dengan membawa sebuah kotak besar.
"Nona, tuan besar ingin anda bersiap-siap sekarang."
"Aku tidak mau!!" Tolak Nayla
Dia langsung menjatuhkan dirinya lagi ke tempat tidur.
"Tapi Nona, tamu-tamu akan segera datang" kata pelayan lagi
"Aku tidak peduli!!"
"KELUAR KALIAN!!" Teriak Nayla sambil melemparkan bantal ke arah pelayan.
Bantal jatuh tepat di depan seseorang memakai sepatu hitam mengkilat dan itu adalah Ayah Nayla.
Ayah Nayla memungut bantal itu dan mengembalikan nya ke tempat tidur, Dia mendekati Nayla yang masih di tempat tidur sambil memeluk bantal membelakangi Ayah nya.
"Ayo cepat turun, sebentar lagi para tamu akan datang" kata Ayah nya yang duduk di samping Nayla tanpa melihat ke arah Nayla.
"aku tidak ingin pergi, ayah" Kata Nayla masih dengan memeluk bantal.
"Kau tidak ingin membuat aku malu, kan?" suara Ayah nya mulai tegas
Nayla bangun dan duduk di samping Ayah nya.
"Ayah, tolong.. jangan seperti ini" Nayla memohon memegang tanan Ayahnya.
"Aku sangat mencintai Rava, Ayah" Nayla mulai menangis lagi.
mendengar itu,raut wajah Ayah Nayla langsung berubah. Wajahnya mulai memerah.Dia menatap Nayla dengan tajam.
Ayah nya langsung bangun dari duduk nya dan langsung mencengkram pipi Nayla dengan cukup kuat.
Nayla sangat terkejut dengan apa yang di lakukan Ayahnya
"sekali lagi kau menyebut nama laki-laki itu di hadapanku, aku pastikan dia akan menderita" Ayah Nayla bicara dengan tegas tepat di depan wajah Nayla.
"dan kalau kau tidak menuruti ku sekarang, aku akan pastikan dia..MATI!"
Ayah nya langsung pergi setelah bicara seperti itu.
Nayla sungguh sangat terluka, dia tidak menyangka Ayah nya begitu membenci Rava hanya karna status nya.
Dan Nayla sangat takut, apa yang di katakan Ayah nya akan menjadi kenyataan jika dia tidak menuruti keinginan Ayah nya, karna dia tau apapun bisa di lakukan Ayahnya.
****
Tiga mobil mercy hitam memasuki Gerbang keluarga Arganta dan berhenti di depan rumah Arganta yang sangat besar . Rumah yang penuh dengan ukiran klasik dan ornamen yang unik.
Dari mobil paling depan keluar empat orang memakai jas hitam dengan earpiece di telinganya sebagai alat komunikasi. Dua di antaranya langsung menuju ke arah mobil kedua.
Membukakan pintu mobil, dan keluar seorang pria setengah baya memakai setelan jas biru tua, rambut hitam yang di tata rapi dan postur tubuh yang masih tampak gagah meskipun sudah berumur.
Di susul seorang wanita tidak berbeda jauh usia denan pria tadi, dengan memakai gaun coklat dan memakai sweater berbulu di bagian lehernya serta membawa tas bermerk di tangan nya.
Dia turun dengan bantuan tangan suaminya yang siap menunggunya.
"sayang,Ayo cepat turun" Si istri memanggil seseorang di mobil paling belakang yang belum keluar mobil .
Terlihat dari balik kaca, seorang pria muda duduk tanpa ekspresi apapun, dan tak menjawab apapun .
suami Istri tersebut langsung masuk ke dalam, sementara sang bodyguard menunggu dengan siaga di luar.
Ayah dan Ibu Nayla menyambut mereka di depan pintu rumah yang sangat besar dengan senyuman lebar di bibir mereka.
Ayah Nayla yang hanya mengenakan kemeja putih dan celana hitam dengan tatanan rambut yang rapih tampak sangat terlihat kewibawaan nya, dan Ibu Nayla yang memakai dress panjang hitam dengan rambut yang di urai ikal sebahu,terlihat sangat cantik dan elegan.
"Arga Artama, sahabatku. selamat datang" sambut Ayah Nayla dan langsung memeluk sahabat nya itu.
"Terima kasih, Dimas Arganta."
mereka saling berpelukan dan menepuk pundak masing-masing. Mereka benar-benar tampak sangat akrab sekali.
Keluarga Artama memang partner bisnis keluarga Arganta dari dulu. Mereka adalah sahabat sebelum mereka menjadi orang yang sukses seperti sekarang .
Mereka masuk ke ruang keluarga yang sangat besar dengan furniture yang sangat mewah, lampu gantung besar yang unik dan semua barang hampir semua berwarna emas. Bahkan kursi di ruang keluarga pun cukup besar dan berwarna keemasan.
Para pelayan langsung menyediakan minum dan makanan di meja. Beberapa pelayan berdiri di samping, bersiap jika ada sesuatu yang kurang yang harus mereka ambil atau harus di suruh mengambilkan sesuatu.
"Bagaimana kabar mu, Arga?" tanya Ayah Nayla
"Aku merasa lebih baik di usia ku yang sudah tua ini, Hahahaha" Arga Artama tertawa keras.
"syukurlah kalau begitu, aku khawatir saat mendengar kau pergi ke luar negeri untuk pengobatan" Kata Ayah Nayla
"yaahh, itu hanya penyakit usia tua saja "Arga tersenyum lebar
"sekarang aku baik-baik saja" Dia sepertinya tau kalau sahabatnya sangat mengkhawatirkannya.
"oh iya,, ngomong-ngomong dimana putra kalian?" Tanya Ibu Nayla yang penasaran karena dari tadi tidak melihat putra keluarga Artama.
"Mungkin dia masih di mobil, dia pasti merasa gugup" jawab istri Arga Artama dengan tawa kecil nya.
"sepertinya anak mu sukses mengurus perusahaan mu yang ada di luar negeri "Kata Ayah Nayla.
"Benar sekali, tidak sia-sia aku menyekolahkannya di luar negeri selama ini" Arga Artama merasa bangga dengan anaknya.
"Dia sepertinya mirip dengan mu. Penuh dengan ambisi"
"Haahaha, tentu saja." Arga Artama merasa tersanjung.
"Jika kita ingin berhasil, kita harus penuh dengan ambisi sehingga kita akan terus berusaha untuk sukses, Hahaha"
Ruangan di penuhi tawa kedua pria tua itu.
"oh iya dimana putri mu?" tanya Arga.
"sebentar lagi dia turun" jawab Ibu Nayla dengan senyuman manis.
Tidak berapa lama, Nayla turun dengan dua orang pelayan. Dia sudah di dandani dengan cantik, memakai gaun putih selutut dengan tangan yang terlihat sangat putih mulus, rambut terurai sepinggang yang di tata ikal dan make up sederhana yang menambah kecantikan nya.
Dia turun dengan sedikit senyuman di bibirnya saat menyapa para tamu dengan anggukan kepalanya.
Arga Artama dan istrinya sangat menyukai kecantikan Nayla, Karna ini pertama kalinya mereka melihat Nayla
"sayang, kau sangat cantik sekali" istri Arga Artama menghampiri Nayla dan mengelus rambut Nayla.
Nayla hanya tersenyum tipis.
"Kau akan sangat cocok dengan anak kami, Kevin" kata Arga Artama.
Nayla masih tersenyum walaupun hatinya sangat sakit, tapi dia sama sekali tidak merespon apapun , hanya senyuman tipis yang dia tunjukan. Dia teringat kejadian barusan,dimana dia mencoba menghubungi Rava dan menjelaskan semua nya pada Rava. Dia bilang dia tidak ingin menikah dan ingin pergi saja dengan Rava.
Tapi apa yang di katakan Rava sungguh di luar dugaan Nayla.
"Tidak apa-apa, Nay. Jika itu yang di inginkan orang tua mu, aku bisa apa? aku hanya bisa mendoakan kebahagiaan mu!"
Kata-kata Rava membuatnya sakit sekaligus sedih karna dia tau, tak ada yang bisa di lakukan Rava selain menyerah. Karna apapun yang terjadi,Ayahnya tidak akan membiarkan Nayla pergi dengan siapapun!!
Nayla duduk di samping Ayahnya. Masih terlihat mata yang sedikit bengkak akibat tangisan nya tadi.
"Dimana Kevin?" Ibu kevin celingak celinguk mencari anaknya yang tak kunjung datang.
"Aku di sini , bu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Rinisa
Next read
2022-02-21
0
Neng ajja
🤔🤔🤔
2021-12-05
0
Dian
lanjut
2021-12-05
0