RAVA

Nayla berdiri di depan cermin besar di kamarnya, dia terus membayangkan apa yang terjadi. Dia membayangkan harus menikah dan hidup dengan orang yang sama sekali dia cintai.

Terbayang di benak nya wajah Kevin, lalu wajah Rava, pernikahan dengan Kevin dan kepergian Rava.

Semua pikiran itu terus bergantian terbayang di pikiran nya. Nayla menutup telinga dan matanya karna tidak tahan dengan semua pikiran nya.

Nayla merasa kepala nya terasa pusing, penglihatan nya buyar dan tubuh nya terasa lemas dan tiba - tiba dia terjatuh ke lantai dengan keadaan lemas dan langsung tak sadarkan diri.

****

Di sebuah gedung besar yang tinggi berlantai Tiga puluh, seorang pria beruusia sekitar 35 tahun berjalan menyusuri lorong gedung dengan membawa map hijau di tangan nya.

Dia berhenti di ruangan paling ujung dengan pintu coklat yang cukup besar.

Tok.. tok.. tok..

Pria itu mengetuk pintu, lalu membuka nya tanpa ada jawaban di dalam.

" Tuan, ini data yang anda inginkan, "

Pria itu menyimpan map di atas meja di depan kursi hitam tinggi yang membelakanginya menghadap ke arah jendela yang besar.

" Apa semua nya lengkap? " Pria yang duduk membelakangi pun memutar kursi nya dan ternyata dia Kevin!!

" Ya tuan, semua data nya lengkap. "

"Baiklah pak Zein, Kerja mu bagus " Kevin tersenyum memuji.

" Memang dedikasimu sebagai sekertaris pribadi ku tak bisa aku ragu kan lagi " Kevin bangun dan menghampiri Zen, Menepuk pundak nya pelan tanda dia bangga dengan perkerjaan yang di lakukan Zein.

" Karena buatku, kepentingan Anda lebih utama dari pada apapun juga " Kata Zein.

"Ahahha... kalau tak ada siapapun jangan panggil aku tuan, kak ." Kevin mengajak Zein untuk santai.

" Tidak Tuan, ini masih di tempat kerja. " Jawab Zein tanpa sedikitpun mengurangi rasa hormat nya dan raut wajah datar nya.

" Yah terserah kau saja lah, Pak zein " Kevin kembali duduk dan tertawa kecil melihat Zein yang sangat kaku.

" saya keluar dulu, tuan "

Kevin mengangguk - angguk.

" Apa - apaan dia itu, padahal umur kami tak begitu jauh, tapi dia bersikap seolah dia orang tua, hahaha .. Aku menyerah dengan orang itu" Kevin berbicara dan geli sendiri.

Zein memang sudah lama bekerja sebagai kaki tangan yang paling setia untuk Zein. Dari awal Zein memasuki dunia bisnis, Zein lah yang menemani dan memberikan saran yang baik untuk nya.

Apapun yang di perintahkan, pasti akan dia lakukan sesegera dan secepat mungkin. Zein memang tidak pernah mengecewakan Kevin. Karena Kevin tak pernah punya orang yang dekat dengan nya, makanya Kevin sudah menganggap Zein seperti kakak nya.

🎶🎶🎶

Suara ponsel Kevin berbunyi.

" Ya halo... "

****

Antara sadar dan tidak, Nayla merasakan genggaman tangan seseorang yang hangat dan seperti nya itu yang membuat nya tersadar.

Nayla membuka matanya perlahan, dia melihat seseorang duduk di samping nya. Samar - samar dia melihat orang yang sangat dia kenal, Rava!!

" Rava!! "

Nayla bangun dan langsung memeluk orang yang dia kenal.

" Rava, aku sangat merindukan mu. " Nayla memeluk nya dengan sangat erat dan dia mulai mengeluarkan air mata.

" Apa kau merindukan ku, Rava? " Nayla bertanya dengan terus memeluk nya.

Nayla merasa aneh, kenapa Rava tidak menjawab pertanyaan nya.

" Rava, apa kau baik - baik saja? " Nayla melepaskan pelukannya dan berniat melihat wajah Rava.

Tapi sungguh sangat terkejut Nayla, Karena ternyata itu bukan Rava melainkan Kevin!!!

Nayla langsung mendorong Kevin dan dia mundur menjauh dari Kevin.

" Apa yang kau lakukan di kamar ku? " Tanya Nayla.

"Ayah mu menelepon ku kalau kau sakit dan menyuruh ku kemari. " jawab Kevin dengan santai sambil berjalan berkeliling di kamar Nayla.

" Cepat keluar dari kamar ku! " tariak Nayla.

" Sttttt,,, "

tiba - tiba jari telunjuk Kevin menempel di bibir Nayla.

" Jangan bicara seperti itu, kau tak ingat sebentar lagi kita akan berada di kamar yang sama juga " Kevin tersenyum.

" Jangan mimpi!! " Nayla mulai marah.

" Aku tidak akan pernah mau hidup dengan mu!"

" Karena aku sama sekali tidak pernah mencintai mu!! "Nayla benar - benar marah.

" Kenapa? karena kau mencintai laki - laki bernama Rava ?" tanya Kevin

Nayla terkejut mendengar perkataan Kevin.

" aku tau semua tentang mu, Nayla! " Kevin tersenyum menyeringai.

" Lalu? kau mau apa kalau memang aku mencintai orang lain? " Nayla menantang Kevin.

Perlahan - lahan Kevin mendekati Nayla, dia terus mendesak Nayla hingga Nayla tidak bisa mundur lagi.

Jantung Nayla berdebar sangat kencang,wajahnya mulai memerah karena wajah Kevin benar - benar dekat sekali dengan wajah nya. Bahkan dia bisa merasakan hangat nya nafas Kevin di wajah nya.

Kevin mendekatkan wajahnya ke telinga Nayla. Seketika Nayla membeku tak bergerak sedikitpun.

" Aku bisa saja menyingkirkan nya dengan mudah " Bisik Kevin.

Nayla sangat terkejut dengan apa yang dia dengar. Air mata sedikit mulai muncul di mata Nayla, Tapi dia tidak bisa berbuat apa - apa bahkan tidak bisa bergerak sedikitpun.

Kevin tersenyum senang melihat Nayla yang tidak bergerak sedikit pun, dia mulai berniat untuk mengerjai Nayla.

Kevin dengan berani mulai semakin mendekatkan hidung nya ke telinga Nayla, dia mulai mencium aroma Nayla dengan hidung nya.

Nayla benar - benar mematung, entah kenapa dia tidak bisa bergerak sama sekali dan yang lebih parah, Nayla menutup mata nya seolah menikmati sentuhan bibir Kevin di telinga nya.

" Sayang, kau... "

Ibu Nayla terkejut dengan apa yang sedang dia lihat.

Nayla langsung mendorong Kevin dengan keras, dan Kevin pun menjauh dan berdiri menyapa Ibu Nayla dengan senyuman hangat seperti tidak terjadi apaa - apa.

" Tante, syukurlah kau datang. "Katanya.

"sepertinya Nayla sudah baikan sekarang,"

" ah.. ya tentu. Terima kasih Kevin. "

Ibu Nayla mendekati Nayla yang diam tertunduk dan mengusap rambut Nayla.

" Kau baik - baik saja sekarang, sayang?" Tanya Ibu nya.

Nayla langsung mengangguk, tanpa melihat ke arah Ibu nya.

"Baiklah, tante. Sepertinya aku harus pergi sekarang. " Kevin pergi setelah berpamitan.

" Kau benar tidak apa - apa kan, sayang? " Ibu Nayla bertanya kembali untuk memastikan kalau putri nya benar baik - baik saja.

" Aku tidak apa - apa, ibu. " Nayla melihat ibu nya sambil tersenyum.

"Apa kau habis menangis? apa yang Kevin lakukan padamu ?" tanya Ibu nya karna melihat ada sedikit air mata yang masih menempel di pelupuk mata Nayla.

" ah.. tidak ibu.. tidak." Nayla menyeka air mata nya lalu tersenyum .

" Baiklah, sekarang istirahat lah." Ibu Nayla mengecup kening Nayla dan pergi.

" Ibu.. " Panggil Nayla saat Ibu nya hendak keluar kamar.

Ibu Nayla langsung berbalik melihat Ke arah Nayla.

" Apakah aku,,, bisa bertemu Rava untuk terakhir kalinya? "

Terpopuler

Comments

Roulette x

Roulette x

lanjut

2021-12-08

0

Risfa

Risfa

mangat ka

2021-12-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!