Love Story' (The Series)

Love Story' (The Series)

Chapter 1

...Roman Picisan...

Bukan kisah Romeo dan Juliet yang kisahnya apik tertulis dan juga di filmkan, bukan pula tentang Rama dan Shinta yang termasyhur. Bukan orang kaya, cuma orang biasa, bukan penulis tapi hanya seseorang yang ingin meluapkan setiap perasaan lewat bait kata-kata dan juga goresan tinta yang ku tuangkan bersama hati dan juga perasaan.

Bait semusim yang tertulis manis tentang kisah kasih aku bersamanya yang duduk di pelataran cinta bersama dengan hati ku yang selalu terngiang-ngiang akan bisikan cintanya yang begitu merdu, tanpa batas waktu yang terungkap tapi tak mampu ku ucap. Aku hanya seseorang yang memujanya di balik kejauhan, aku hanya hanya seseorang yang berusaha keras untuk tetap setia bersamanya meski aku hanya berada di balik kejauhan, jangan tanyakan perasaan ku jika kau tak bisa beralih dari masa lalu yang menghantuimu karena ini sungguh tidak adil.

Gemercik suara hujan yang deras dari tetesan air hingga terdengar kencang, gak cukup satu tapi ribuan genangan air itu menyapu bahuku dan membasahiku, aku hanya terdiam sembari membiarkan setiap genangan air hujan dan juga riuh suara angin berhembus kencang di wajahku. Aku bukan siapa-siapa, aku bukan sang sutradara yang menciptakan perjalanan hidupku yang terdokumentasikan menjadi sebuah film. Meski dalam keramaian aku masih tetap sendiri dan merasa kesepian, seperti hanya ada seekor kunang-kunang yang menemani di kesunyian. Aku hanya aku dan bukan dia, biar ku simpan rasa ini di kejauhan karena mungkin kau bukan untukku dan mungkin pula rasa ini suatu saat akan hilang dengan sendirinya.

***

Pernah gak sih kamu suka sama seseorang tapi hanya sebatas rasa dan gak pernah bisa mengungkapkannya, mungkin ajah kamu takut tapi sebenarnya juga malu jika harus berhadapan langsung sama orang yang kamu sukai jadinya kamu cuma berusaha buat nutupin perasaan kamu dan sekedar diam dan canggung atau awkward jika berhadapan sama orang yang kamu sukai alhasil kamu jadi terlihat seperti orang absurd dan aneh diharapkannya. Aku adalah puisi bersyair harapan, bersajak rindu, serta berbaiat kenangan dan masa lalu, mencoba melupa namun tak kuasa, hanya dapat menggenggam kenangan dan masa lalu dalam harapan rindu yang ingin ku ubah menjadi kenyataan. Namun aku sadar masa lalu tetaplah sebuah masa lalu, tak perlulah berharap banyak padanya jikapun nantinya dia kembali datang kisahnya jelas sudah tak sama. Lantas kenapa hati ini tak ingin berhenti berharap, padahal ia sendiri tahu bahwa masa lalu telah meninggalkannya. Dan yang meninggalkan semestinya tak untuk dikejar bukan?.

Bukan kisah Romeo dan Juliet yang kisahnya apik tertulis dan juga di filmkan, bukan pula tentang Rama dan Shinta yang termasyhur. Bukan orang kaya, cuma orang biasa, bukan penulis tapi hanya seseorang yang ingin meluapkan setiap perasaan lewat bait kata-kata dan juga goresan tinta yang tertulis bersama hati dan juga perasaan.

Bait semusim yang tertulis manis tentang kisah kasih aku bersamanya yang duduk di pelataran cinta bersama dengan hati ku yang selalu terngiang-ngiang akan bisikan cintanya yang begitu merdu, tanpa batas waktu yang terungkap tapi tak mampu ku ucap. Aku hanya seseorang yang memujanya di balik kejauhan, aku hanya hanya seseorang yang berusaha keras untuk tetap setia bersamanya meski aku hanya berada di balik kejauhan, jangan tanyakan perasaan ku jika kau tak bisa beralih dari masa lalu yang menghantuimu karena ini sungguh tidak adil.

Gemercik suara hujan yang deras dari tetesan air hingga terdengar kencang, gak cukup satu tapi ribuan genangan air itu menyapu bahuku dan membasahiku, aku hanya terdiam sembari membiarkan setiap genangan air hujan dan juga riuh suara angin berhembus kencang di wajahku. Aku bukan siapa-siapa, aku bukan sang sutradara yang menciptakan perjalanan hidupku yang terdokumentasikan menjadi sebuah film. Meski dalam keramaian aku masih tetap sendiri dan merasa kesepian, seperti hanya ada seekor kunang-kunang yang menemani di kesunyian. Aku hanya aku dan bukan dia, biar ku simpan rasa ini di kejauhan karena mungkin kau bukan untukku dan mungkin pula rasa ini suatu saat akan hilang dengan sendirinya.

Bukan seseorang yang pandai merangkai kata, bukan pula seorang cenayang yang mampu mengungkapkan kata-kata, bukan pula sang pendahulu yang mampu mengucapkan kata, dan bukan pula sang pelukis yang mampu menggambar kata-kata. Setiap asa melukiskan kata, setiap hal memberikan informasi tentang perjalanan hidup dan setiap waktu akan menggoreskan tinta tentang arti kebahagiaan dan juga kesedihan. Gue cuma orang biasa bukan seorang protagonis yang layak di sanjung dan juga bukan sosok antagonis yang layak buat di bully, bukan juga seorang figuran yang cuma numpang lewat, gue bukan cewek gaul yang sok gaul dan juga bukan cewek keren yang sok keren, gue gak seromantis Nicolas Saputra dan juga gak secantik Dian Sastro Wardoyo, btw ini bukan kisah antara Rangga dan Cinta.

Entah kenapa gue jadi sosok yang puitis padahal gue bukan sosok cewek yang humoris atau romantis, dan juga bukan sosok cewek yang gaul bak mie gaul, bahkan juga bukan artis yang sok artis, jangankan buat bersikap sok akrab wajah gue yang pendiam justru mungkin dianggap orang kurang ramah dan tak pandai bergaul, padahal gue sebenernya gak ngerti apa-apa. Kenapa ya akhir-akhir ini gue sering banget nulis di buku harian gue sampai suatu ketika gue sadar buku harian gue udah penuh sama curhatan gue, yang intinya panjang di kali lebar sama dengan entah sejak kapan gue jadi sosok yang romantis bak pesinetron papan atas padahal aslinya gue orang biasa dan tak terkenal. Mungkin bukan seorang gue namanya kalau gak punya rasa, sebab setiap rasa akan membawa kita kepada suasa cinta, ataupun persahabatan kayak cerita yang gue tulis di sini. Entahlah Lo mau baca atau enggak seterah Lo ya istilahnya bodo amatlah, karena dari dulu gue orangnya gak suka banyak omong tapi sekalinya ngomong banyak banget.

"Apa Lo bahagia?" Entahlah cuma kata-kata yang ditulis dengan tanda tanya, gak tegas gak elok. Cuma pengen jadi seseorang yang sepesial di depannya, meski aku bukan sosok perfeksionis yang pantas buat di sanjung. Aku memang egois gak seharusnya dia menjadi bagian dalam kisah hidupku ini padahal dia bukan bagian dalam hidupku. Langkahku ini terhenti namun aku tak ingin ini hanya menjadi cerita tentang aku dan dia, nyatanya kini bukan hanya ada aku tetapi juga ada dia.

"Lagi ngapain sih Lo !" Tanyanya

"Deh Lo lagi nulis ya?" Tanyanya lagi sembari melihat gue yang sedang menulis buku diary

"Liat dong!" Ujarnya

"Apaan sih Lo, bikin kaget ajah!" Jawabku

Padahal lagi enak-enak nulis diganggu, sebel gue.

Kebiasaan gue yang nulis di buku harian dan coret-coretan sampe buku gue penuh dan juga tinta pulpen gue habis, mencatat dan menulis adalah kebiasaan gue, entah sejak kapan gue suka nulis gue cuma suka aja nulis buku dibandingkan yang lain soalnya setiap goresan tinta yang gue tulis seperti makna kehidupan gue yang menghalu dan tanpa batas.

"Mata gue gatel!" Ujar gue

"Sini gue garukin!" Ujarnya

"Apaan sih Lo !" Jawab gue

Tiba-tiba ada orang yang ngeliatin kita berdua yang lagi berpegangan tangan.

"Woy ngapain Lo berdua-duaan!" Ujarnya

"Tau nih gue bilangin guru Lo"ujarnya lagi

Seketika kita yang duduk berduaan langsung berjauhan.

"Ih apaan sih Lo ganggu aja orang lagi pacaran" jawabnya

"Deh siapa lagi yang pacaran sama Lo!" Jawab gue sembari memukulnya memakai buku

"Cia elah romantis amat Lo berdua, jadi iri!" Jawabnya

"Nah bocah ngapa ya!" Ujar yang lainnya

"Eh Lo berdua-duaan entar yang ke tiganya setan!" Jawabnya

"Eh Lo kan baru datang berarti Lo berdua setannya" jawab gue sembari pergi meninggalkan mereka

"Deh apaan sih!"

Persahabatan itu seperti permen kapas rasanya manis banget, ada rasa cinta, kenangan dan juga kerinduan bahkan ada juga rasa cemburu penghianatan dan hal-hal konyol. Ya itulah persahabatan, kadang terasa garing kayak renjinang, dan seperti kacang asin yang baru dikupas. Kalau Sahabat kamu? Punya rasa apa?

Aku hanya ingin kamu tahu meski dalam kejauhan aku selalu ada untukmu, meski semua cinta yang ku beri mungkin tak sebesar dengan pengorbanan yang kau beri untukku.

Jika mengingat waktu-waktu yang telah kamu habiskan dengan sahabat, segalanya pasti terasa menyenangkan, bukan? Meski pertengkaran kerap mewarnai persahabatan yang terjalin di antara kamu dan dia, tetapi perasaan jengkel dan amarah akan cepat tergantikan dan nggak pernah betah lama bersarang di hati.

Perselisihan pasti ada perbedaan pasti ada semua terjadi karena kita sahabat saling membantu dan membutuhkan, ingatkah tentang kertas bekas? Kertas bekas di bawah mejaku berisikan kenangan indah bersamamu sahabatku, sahabat terbaikku hujatan berceceran kepadaku masalah berdatangan kepadaku tetapi engkau sahabatku tak pernah mengeluh untuk menyemangatiku.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!