NovelToon NovelToon

Love Story' (The Series)

Chapter 1

...Roman Picisan...

Bukan kisah Romeo dan Juliet yang kisahnya apik tertulis dan juga di filmkan, bukan pula tentang Rama dan Shinta yang termasyhur. Bukan orang kaya, cuma orang biasa, bukan penulis tapi hanya seseorang yang ingin meluapkan setiap perasaan lewat bait kata-kata dan juga goresan tinta yang ku tuangkan bersama hati dan juga perasaan.

Bait semusim yang tertulis manis tentang kisah kasih aku bersamanya yang duduk di pelataran cinta bersama dengan hati ku yang selalu terngiang-ngiang akan bisikan cintanya yang begitu merdu, tanpa batas waktu yang terungkap tapi tak mampu ku ucap. Aku hanya seseorang yang memujanya di balik kejauhan, aku hanya hanya seseorang yang berusaha keras untuk tetap setia bersamanya meski aku hanya berada di balik kejauhan, jangan tanyakan perasaan ku jika kau tak bisa beralih dari masa lalu yang menghantuimu karena ini sungguh tidak adil.

Gemercik suara hujan yang deras dari tetesan air hingga terdengar kencang, gak cukup satu tapi ribuan genangan air itu menyapu bahuku dan membasahiku, aku hanya terdiam sembari membiarkan setiap genangan air hujan dan juga riuh suara angin berhembus kencang di wajahku. Aku bukan siapa-siapa, aku bukan sang sutradara yang menciptakan perjalanan hidupku yang terdokumentasikan menjadi sebuah film. Meski dalam keramaian aku masih tetap sendiri dan merasa kesepian, seperti hanya ada seekor kunang-kunang yang menemani di kesunyian. Aku hanya aku dan bukan dia, biar ku simpan rasa ini di kejauhan karena mungkin kau bukan untukku dan mungkin pula rasa ini suatu saat akan hilang dengan sendirinya.

***

Pernah gak sih kamu suka sama seseorang tapi hanya sebatas rasa dan gak pernah bisa mengungkapkannya, mungkin ajah kamu takut tapi sebenarnya juga malu jika harus berhadapan langsung sama orang yang kamu sukai jadinya kamu cuma berusaha buat nutupin perasaan kamu dan sekedar diam dan canggung atau awkward jika berhadapan sama orang yang kamu sukai alhasil kamu jadi terlihat seperti orang absurd dan aneh diharapkannya. Aku adalah puisi bersyair harapan, bersajak rindu, serta berbaiat kenangan dan masa lalu, mencoba melupa namun tak kuasa, hanya dapat menggenggam kenangan dan masa lalu dalam harapan rindu yang ingin ku ubah menjadi kenyataan. Namun aku sadar masa lalu tetaplah sebuah masa lalu, tak perlulah berharap banyak padanya jikapun nantinya dia kembali datang kisahnya jelas sudah tak sama. Lantas kenapa hati ini tak ingin berhenti berharap, padahal ia sendiri tahu bahwa masa lalu telah meninggalkannya. Dan yang meninggalkan semestinya tak untuk dikejar bukan?.

Bukan kisah Romeo dan Juliet yang kisahnya apik tertulis dan juga di filmkan, bukan pula tentang Rama dan Shinta yang termasyhur. Bukan orang kaya, cuma orang biasa, bukan penulis tapi hanya seseorang yang ingin meluapkan setiap perasaan lewat bait kata-kata dan juga goresan tinta yang tertulis bersama hati dan juga perasaan.

Bait semusim yang tertulis manis tentang kisah kasih aku bersamanya yang duduk di pelataran cinta bersama dengan hati ku yang selalu terngiang-ngiang akan bisikan cintanya yang begitu merdu, tanpa batas waktu yang terungkap tapi tak mampu ku ucap. Aku hanya seseorang yang memujanya di balik kejauhan, aku hanya hanya seseorang yang berusaha keras untuk tetap setia bersamanya meski aku hanya berada di balik kejauhan, jangan tanyakan perasaan ku jika kau tak bisa beralih dari masa lalu yang menghantuimu karena ini sungguh tidak adil.

Gemercik suara hujan yang deras dari tetesan air hingga terdengar kencang, gak cukup satu tapi ribuan genangan air itu menyapu bahuku dan membasahiku, aku hanya terdiam sembari membiarkan setiap genangan air hujan dan juga riuh suara angin berhembus kencang di wajahku. Aku bukan siapa-siapa, aku bukan sang sutradara yang menciptakan perjalanan hidupku yang terdokumentasikan menjadi sebuah film. Meski dalam keramaian aku masih tetap sendiri dan merasa kesepian, seperti hanya ada seekor kunang-kunang yang menemani di kesunyian. Aku hanya aku dan bukan dia, biar ku simpan rasa ini di kejauhan karena mungkin kau bukan untukku dan mungkin pula rasa ini suatu saat akan hilang dengan sendirinya.

Bukan seseorang yang pandai merangkai kata, bukan pula seorang cenayang yang mampu mengungkapkan kata-kata, bukan pula sang pendahulu yang mampu mengucapkan kata, dan bukan pula sang pelukis yang mampu menggambar kata-kata. Setiap asa melukiskan kata, setiap hal memberikan informasi tentang perjalanan hidup dan setiap waktu akan menggoreskan tinta tentang arti kebahagiaan dan juga kesedihan. Gue cuma orang biasa bukan seorang protagonis yang layak di sanjung dan juga bukan sosok antagonis yang layak buat di bully, bukan juga seorang figuran yang cuma numpang lewat, gue bukan cewek gaul yang sok gaul dan juga bukan cewek keren yang sok keren, gue gak seromantis Nicolas Saputra dan juga gak secantik Dian Sastro Wardoyo, btw ini bukan kisah antara Rangga dan Cinta.

Entah kenapa gue jadi sosok yang puitis padahal gue bukan sosok cewek yang humoris atau romantis, dan juga bukan sosok cewek yang gaul bak mie gaul, bahkan juga bukan artis yang sok artis, jangankan buat bersikap sok akrab wajah gue yang pendiam justru mungkin dianggap orang kurang ramah dan tak pandai bergaul, padahal gue sebenernya gak ngerti apa-apa. Kenapa ya akhir-akhir ini gue sering banget nulis di buku harian gue sampai suatu ketika gue sadar buku harian gue udah penuh sama curhatan gue, yang intinya panjang di kali lebar sama dengan entah sejak kapan gue jadi sosok yang romantis bak pesinetron papan atas padahal aslinya gue orang biasa dan tak terkenal. Mungkin bukan seorang gue namanya kalau gak punya rasa, sebab setiap rasa akan membawa kita kepada suasa cinta, ataupun persahabatan kayak cerita yang gue tulis di sini. Entahlah Lo mau baca atau enggak seterah Lo ya istilahnya bodo amatlah, karena dari dulu gue orangnya gak suka banyak omong tapi sekalinya ngomong banyak banget.

"Apa Lo bahagia?" Entahlah cuma kata-kata yang ditulis dengan tanda tanya, gak tegas gak elok. Cuma pengen jadi seseorang yang sepesial di depannya, meski aku bukan sosok perfeksionis yang pantas buat di sanjung. Aku memang egois gak seharusnya dia menjadi bagian dalam kisah hidupku ini padahal dia bukan bagian dalam hidupku. Langkahku ini terhenti namun aku tak ingin ini hanya menjadi cerita tentang aku dan dia, nyatanya kini bukan hanya ada aku tetapi juga ada dia.

"Lagi ngapain sih Lo !" Tanyanya

"Deh Lo lagi nulis ya?" Tanyanya lagi sembari melihat gue yang sedang menulis buku diary

"Liat dong!" Ujarnya

"Apaan sih Lo, bikin kaget ajah!" Jawabku

Padahal lagi enak-enak nulis diganggu, sebel gue.

Kebiasaan gue yang nulis di buku harian dan coret-coretan sampe buku gue penuh dan juga tinta pulpen gue habis, mencatat dan menulis adalah kebiasaan gue, entah sejak kapan gue suka nulis gue cuma suka aja nulis buku dibandingkan yang lain soalnya setiap goresan tinta yang gue tulis seperti makna kehidupan gue yang menghalu dan tanpa batas.

"Mata gue gatel!" Ujar gue

"Sini gue garukin!" Ujarnya

"Apaan sih Lo !" Jawab gue

Tiba-tiba ada orang yang ngeliatin kita berdua yang lagi berpegangan tangan.

"Woy ngapain Lo berdua-duaan!" Ujarnya

"Tau nih gue bilangin guru Lo"ujarnya lagi

Seketika kita yang duduk berduaan langsung berjauhan.

"Ih apaan sih Lo ganggu aja orang lagi pacaran" jawabnya

"Deh siapa lagi yang pacaran sama Lo!" Jawab gue sembari memukulnya memakai buku

"Cia elah romantis amat Lo berdua, jadi iri!" Jawabnya

"Nah bocah ngapa ya!" Ujar yang lainnya

"Eh Lo berdua-duaan entar yang ke tiganya setan!" Jawabnya

"Eh Lo kan baru datang berarti Lo berdua setannya" jawab gue sembari pergi meninggalkan mereka

"Deh apaan sih!"

Persahabatan itu seperti permen kapas rasanya manis banget, ada rasa cinta, kenangan dan juga kerinduan bahkan ada juga rasa cemburu penghianatan dan hal-hal konyol. Ya itulah persahabatan, kadang terasa garing kayak renjinang, dan seperti kacang asin yang baru dikupas. Kalau Sahabat kamu? Punya rasa apa?

Aku hanya ingin kamu tahu meski dalam kejauhan aku selalu ada untukmu, meski semua cinta yang ku beri mungkin tak sebesar dengan pengorbanan yang kau beri untukku.

Jika mengingat waktu-waktu yang telah kamu habiskan dengan sahabat, segalanya pasti terasa menyenangkan, bukan? Meski pertengkaran kerap mewarnai persahabatan yang terjalin di antara kamu dan dia, tetapi perasaan jengkel dan amarah akan cepat tergantikan dan nggak pernah betah lama bersarang di hati.

Perselisihan pasti ada perbedaan pasti ada semua terjadi karena kita sahabat saling membantu dan membutuhkan, ingatkah tentang kertas bekas? Kertas bekas di bawah mejaku berisikan kenangan indah bersamamu sahabatku, sahabat terbaikku hujatan berceceran kepadaku masalah berdatangan kepadaku tetapi engkau sahabatku tak pernah mengeluh untuk menyemangatiku.

***

Chapter 2

...Roman Picisan Season 2...

Tiba-tiba ada orang yang ngeliatin kita berdua yang lagi berpegangan tangan.

"Woy ngapain Lo berdua-duaan!" Ujarnya

"Tau nih gue bilangin guru Lo"ujarnya lagi

Seketika kita yang duduk berduaan langsung berjauhan.

"Ih apaan sih Lo ganggu aja orang lagi pacaran" jawabnya

"Deh siapa lagi yang pacaran sama Lo!" Jawab gue sembari memukulnya memakai buku

"Cia elah romantis amat Lo berdua, jadi iri!" Jawabnya

"Nah bocah ngapa ya!" Ujar yang lainnya

"Eh Lo berdua-duaan entar yang ke tiganya setan!" Jawabnya

"Eh Lo kan baru datang berarti Lo berdua setannya" jawab gue sembari pergi meninggalkan mereka

"Deh apaan sih!"

Persahabatan itu seperti permen kapas rasanya manis banget, ada rasa cinta, kenangan dan juga kerinduan bahkan ada juga rasa cemburu penghianatan dan hal-hal konyol. Ya itulah persahabatan, kadang terasa garing kayak renjinang, dan seperti kacang asin yang baru dikupas. Kalau Sahabat kamu? Punya rasa apa?

Aku hanya ingin kamu tahu meski dalam kejauhan aku selalu ada untukmu, meski semua cinta yang ku beri mungkin tak sebesar dengan pengorbanan yang kau beri untukku.

Jika mengingat waktu-waktu yang telah kamu habiskan dengan sahabat, segalanya pasti terasa menyenangkan, bukan? Meski pertengkaran kerap mewarnai persahabatan yang terjalin di antara kamu dan dia, tetapi perasaan jengkel dan amarah akan cepat tergantikan dan nggak pernah betah lama bersarang di hati.

Perselisihan pasti ada perbedaan pasti ada semua terjadi karena kita sahabat saling membantu dan membutuhkan, ingatkah tentang kertas bekas? Kertas bekas di bawah mejaku berisikan kenangan indah bersamamu sahabatku, sahabat terbaikku hujatan berceceran kepadaku masalah berdatangan kepadaku tetapi engkau sahabatku tak pernah mengeluh untuk menyemangatiku.

***

Bukan kisah Romeo dan Juliet yang kisahnya apik tertulis dan juga di filmkan, bukan pula tentang Rama dan Shinta yang termasyhur. Bukan orang kaya, cuma orang biasa, bukan penulis tapi hanya seseorang yang ingin meluapkan setiap perasaan lewat bait kata-kata dan juga goresan tinta yang ku tuangkan bersama hati dan juga perasaan.

Bait semusim yang tertulis manis tentang kisah kasih aku bersamanya yang duduk di pelataran cinta bersama dengan hati ku yang selalu terngiang-ngiang akan bisikan cintanya yang begitu merdu, tanpa batas waktu yang terungkap tapi tak mampu ku ucap. Aku hanya seseorang yang memujanya di balik kejauhan, aku hanya hanya seseorang yang berusaha keras untuk tetap setia bersamanya meski aku hanya berada di balik kejauhan, jangan tanyakan perasaan ku jika kau tak bisa beralih dari masa lalu yang menghantuimu karena ini sungguh tidak adil.

Gemercik suara hujan yang deras dari tetesan air hingga terdengar kencang, gak cukup satu tapi ribuan genangan air itu menyapu bahuku dan membasahiku, aku hanya terdiam sembari membiarkan setiap genangan air hujan dan juga riuh suara angin berhembus kencang di wajahku. Aku bukan siapa-siapa, aku bukan sang sutradara yang menciptakan perjalanan hidupku yang terdokumentasikan menjadi sebuah film. Meski dalam keramaian aku masih tetap sendiri dan merasa kesepian, seperti hanya ada seekor kunang-kunang yang menemani di kesunyian. Aku hanya aku dan bukan dia, biar ku simpan rasa ini di kejauhan karena mungkin kau bukan untukku dan mungkin pula rasa ini suatu saat akan hilang dengan sendirinya.

Aku bukan seorang pengarang yang pandai mengarang cerita namun semua yang terjadi telah terjadi seperti rangkaian peristiwa yang terjalin dan membuat ku merasa ini tak ubahnya bagai kertas putih yang ku tuliskan tinta dengan kata-kata yang terurai begitu saja.

Sahabatmu adalah jawaban dari kebutuhanmu

Ia adalah ladang yang kau tebar

dengan cinta dank kau panen juga

Dia adalah papan dari perapianmu

Karena kau datang padanya dengan rasa laparmu

Dan kau mencarinya untuk kedamaian

Ketika temanmu membicarakan pikirannya,

Kau tak takut “tidak”

Dalam pikiranmu sendiri, atau menarik “ya”

Dan ketika ia diam,

Hatimu berharap tidak akan mendengarkan hatinya

Karena tanpa kata-kata

Dalam persahabatan

Semua pikiran, semua harapan

Semua keinginan dilahirkan dan diserakkan

Dengan kebahagiaan yang tak terkatakan

Kala kau berpisah dengan sahabatmu

Kau tidak menderita

Karena yang kau cintainya mungkin kan terlihat lebih jelas

Kalau dia tak ada,

Seperti gunung yang terlihat lebih jelas dari gurun pasir

Dan biarkan tak ada tujuan

Dalam persahabatan menyimpan semangat yang salam

Karena cinta yang tidak mencari apapun

Kecuali penyingkapan misterinya

Bukanlah cinta yang sebenarnya

Melainkan sebuah jaring

Dan hanya kesia-siaan yang berhasil ditangkap

Kala ia harus tau tentang ombakmu

Birakan ia tau tentang banjir-banjirmu jua

Untuk apa seorang sahabat harus kau cari

Dengan waktu yang kau bunuh?

Carilah dia selalu dengan waktu untuk hidup

Karena dia ada untuk memenuhi kebutuhanmu

Tetapi bukan kekosonganmu

Dan dalam manisnya persahabatan,

Biarkan ada tawa dan kebahagiaan

Bergandeng tangan

Ke mana pun kita berjalan

Berjalan menyusuri lorong kecil pun jalanan besar

Tak pernah sekalipun menyerah

Tuk sampai sebuah tujuan

Erat sungguh kala itu

Kau pegang tanganku

Begitupun aku

Memoriku masih ingat betul

Kala itu kita masih begitu polosnya

Berjalan tak peduli itu duri,

hutan lebat, ataupun berliku

Kita terjang begitu saja

Akupun tak takut apapun itu

Karna aku tak sendiri

Ada kamu sahabatku…

Aku percaya padamu

Menyusuri jalan yang berliku

Mengambil keputusan tanpa pemikiran panjang

Berjalan dan berlari

Dengan begitu yakinnya

Tak peduli hujan pun gelap malam

Teringat pada tujuan nan jauh di sana

Demi itu saja

Dan kini kita telah sampai, sahabat

Lakukan apa yang kau impikan

Akupun demikian

Mari kita lukis kembali perjalanan hidup

Di tanah rantauan ini.

Layaknya lilin di tengah gulita

menyiramkan cahaya dalam kegelapan

Seperti mentari di pagi buta

menghantarkan sinar kehangatan, mengusir kebekuan

Bagaikan bintang yang mewarnai malam

yang tak membiarkan rembulan mengangkasa tanpa teman

membawa keceriaan dan kesetiaan

Bersamamu…

Melalui hari-hari yang penuh liku

Bergenggaman erat menepis gundah dan nestapa

Berbagi kisah…

Tentang cita-cita namun bukanlah angan belaka

Tentang cinta yang membuncah namun tertahan di dalam jiwa

Tentang harapan yang hendak digapai di masa datang

Tentang kegagalan yang hampir meremukkan keyakinan

Sahabat…

Kita bersama dalam suka maupun duka

Saling mengingatkan di tengah canda

Aku berharap dan berdoa…

Kita kan terus melangkah bersama

Menggapai ridho dan cinta-Nya

Meski jarak membentang di antara kita

Tak kubiarkan meluluhkan benang kasih yang telah tercipta

Sahabat…

Terima kasih untuk segalanya

Dan biarkanlah kisah kita terus terangkai

Kini, esok, hingga masa depan

Aku bangga dapati Dirimu seadanya

Kupikir, pantaslah dirimu kutemani

Aku bahagia, Sungguh ingin terurai Kata

Kaulah sahabatku…

Bila hari-harimu tertimpa Bahaya,

Kudoakan Kasih Bagimu

Bila hari-harimu dilanda duka,

Kudoakan Harapan Bagimu

Bila Hari-harimu Barlarut ceria,

Kudoakan Damai bagimu

Selama matahari masih terbit dan terbenam,

Selama panas dan hujan masih silih Berganti,

Selama bulan dan bintang dilangit masih bercahaya,

Akulah sahabatmu…

Biarpun kita tak mungkin bersama

Sendiri kan kurangkai karsa

Sendiri kan kususun cerita

Berjalan terus menggapai cita

Dalam satu asa dan doa

Bahagia menyertaimu selamanya.

Di relung hati ini terukir kenangan

Indah berdandan menhias hati

Ingin rasa tuk segera bercerita

Mengenang tentang seorang pribadi

Rentang waktu yang panjang mengawali

Terjalin jumpa tak disengaja

Canda tawa mengisi cerita warna

Tercipta janji satu jadi sahabat

Gumul juang lelah melewati hari-hari

Semua terasa seakan tak berarti

Sirna di kala ada di sampingmu

Dia telah menjadi sahabat seumur hidup.

Gumpalan awan di langit biru

Bercerita kisah kita

Saat deras hujan bagai air mata

Dan cerah mentari jadi wajah kita

Warna pelangi di langit biru

Hanya jadi saksi bisu

Saksi kisah perjalananku denganmu

Saat perbedaan jadi keindahan

Langit pun berbahasa

Dan bersenandung ria

Lantunkan lagu rindu antara engkau dan aku

Oh sahabat…

Langit pun berbahasa

Tanda bersuka cita

Sambut esok dimana kita kan slalu bersama

Selamanya…

Dan dengarlah, dengarlah selalu

Itulah semua tentang kita,

cerita bahasa langit.

***

Chapter 3

...Rasa Yang Tersimpan...

Warna pelangi di langit biru

Hanya jadi saksi bisu

Saksi kisah perjalananku denganmu

Saat perbedaan jadi keindahan

Langit pun berbahasa

Dan bersenandung ria

Lantunkan lagu rindu antara engkau dan aku

Oh sahabat…

Langit pun berbahasa

Tanda bersuka cita

Sambut esok dimana kita kan slalu bersama

Selamanya…

Dan dengarlah, dengarlah selalu

Itulah semua tentang kita,

cerita bahasa langit.

***

Warna pelangi di langit biru

Hanya jadi saksi bisu

Saksi kisah perjalananku denganmu

Saat perbedaan jadi keindahan

Langit pun berbahasa

Dan bersenandung ria

Lantunkan lagu rindu antara engkau dan aku

Oh sahabat…

Langit pun berbahasa

Tanda bersuka cita

Sambut esok dimana kita kan slalu bersama

Selamanya…

Dan dengarlah, dengarlah selalu

Itulah semua tentang kita,

cerita bahasa langit.

Sahabat sejati bukanlah dicari

Mencari sahabat tentu percuma

Sahabat sejati tak perlu dicari

Sahabat sejati datang sendirinya

Di kala susah datang tanpa dicari

Walau tak cerita tentang kesulitan diri

Bila tak datang sahabat sejati

Ingat yang tak terlihat selalu menemani

Kala senang orang mendekat

Kala susah orang pelupa

kala sulit dialah sahabat

Kala senang janganlah dilupa

Manusia selalu mencari sahabat

Dimana ia berada selalu mencari

Namun sahabat sejati tidak terlihat

Tak bertemu maka pada yang terlihat

Lihatlah anak-anak dahulu mencari sahabat

Tak hirau lelaki dan perempuan

Tak peduli kaya dan miskin serta agama

Walau kini mungkin cuma ada di laskar pelangi

Pada akhirnya, tiada ada sahabat sejati

Cuma biasa teman bersenda

Datanglah ke hadapan Ilahi

Karena Dialah sahabat sejati

Ketika telah mendapat sahabat sejati

Kata mencari tiada lagi berarti

Kata mencari menjelma pada menjadi

Itupun kalau ada menghendaki

Dengan keperkasaan matahari

Ia menjadi sahabat seisi bumi

Dengan lemahnya rumput mini

Ia kawan yang rebah memandang awan

Dengan hitamnya pusat bimasakti

Ia teman bintang-bintang galaxi

Dengan fananya debu angkasa

Ia bersahabat dengan cahaya

Dengan sendirinya di padang pasir

Ia berteman dengan gemintang malam

Dengan bermenungnya di gua sunyi

Ia bersahabat dengan tetesan air suci.

Dalam sebuah kesunyian

Dijalan pelita

Soal hidup yang kadang tak menentu

Merangkai kisah dalam kesendirian

Ungkapan tulus dari seseorang

Seolah menjadi sinar yang mendadak datang

Berbagi duka dan tawa

Ibarat angin yang menebar keceriaan

Atau bulan yang setia menemani kegelapan

Disaat ku jatuh dan pasrah

Kawan...

Temani bintang yang kesepian ini

Yang cahayanya nyaris pudar ini

Yang enggan menunjukkan kerlip kebahagiaannya

Ayo rangkai sebuah kisah persahabatan

Kisah yang tak pernah berakhir meski ditelan waktu

Ayo jalani bersama

Takdir kita jalani dengan penuh perjuangan

***

Sahabatku adalah terkesan embun pagi

yang jatuh membasahi kegersangan hati

hingga mampu menyuburkan seluruh taman sanubari dalam kesejukan

Sahabatku adalah bintang gemintang malam di angkasa raya

yang menemani kesendirian rembulan yang berduka

hingga mampu menerangi gulita semesta

dalam kebersamaan

Sahabatku adalah pohon rindang dengan seribu dahan

yang memayungi dari terik matahari yang tak tertahankan

hingga mampu memberikan keteduhan

dalam kedamaian

Wahai angin pengembara

kabarkanlah kepadaku tentang dirinya

Sahabatku adalah kumpulan mata air dari telaga suci

yang jernih mengalir tiada henti

hingga mampu menghapuskan rasa dahaga diri

dalam kesegaran

Sahabatku adalah derasnya hujan yang turun

yang menyirami setiap jengkal bumi yang berdebu menahun

hingga mampu membersihkan mahkota bunga dan dedaun

dalam kesucian

Sahabatku adalah untaian intan permata

yang berkilau indah sebagai anugerah tiada tara

hingga mampu menebar pesona jiwa

dalam keindahan

Wahai burung duta suara

ceritakanlah kepadaku tentang kehadirannya

Persahabatanku

Saat aku jatuh terpuruk tak berdaya

Persahabatanku ku agungkan di nadiku

Tekadku ada di pundak mereka

Harapanku kokoh

Dalam genggaman mereka

Keharuan mana yang bisa ku dustakan

Melihat ketulusan yang tak terbantahkan

Semangat mereka begitu membara

Mencari keadilan yang tak bermuara.

Dari perca

Ku bangun sebuah persahabatan lama

Lebih lama dari layaknya orang bersahabat

Dibuhul mufakat saling mengerti

Benar-benar bersahabat pada titik atau koma

Kamipun membuat lukisan bersama sebagai pernyataan

Wajah kami, wajah perca

Hari dan waktu bertimpa

Lukisan guram kehidupan selesai juga

Namun wajah itu entah kemana arahnya?

Tak tentu letak

Saling tak bersua wajah kita

Asyik mencari kita jadinya

Terus mencari kerinduan-kerinduan kita yang makin panjang

"Rama?"

"Sudah sejak kapan kamu suka sama dia?" Tanya sambil mengerutkan dahi di wajahnya

"Kamu ngomong apa sih?" Tanyaku

"Ini kok .." belum aku sempat ngomong eh dia lantas hendak pergi ke kantin

"Eh.. aku ke kantin dulu ya!" Ujarnya

Aku masih bingung kenapa dia begitu seperti ada sesuatu yang dia tutup-tutupi.

Kamipun membuat lukisan bersama sebagai pernyataan

Wajah kami, wajah perca

Hari dan waktu bertimpa

Lukisan guram kehidupan selesai juga

Namun wajah itu entah kemana arahnya?

Tak tentu letak

Saling tak bersua wajah kita

Asyik mencari kita jadinya

Terus mencari kerinduan-kerinduan kita yang makin panjang

"Rama?"

"Sudah sejak kapan kamu suka sama dia?" Tanya sambil mengerutkan dahi di wajahnya

"Kamu ngomong apa sih?" Tanyaku

"Ini kok .." belum aku sempat ngomong eh dia lantas hendak pergi ke kantin

"Eh.. aku ke kantin dulu ya!" Ujarnya

Aku masih bingung kenapa dia begitu seperti ada sesuatu yang dia tutup-tutupi.

***

Persahabatan itu seperti permen kapas rasanya manis banget, ada rasa cinta, kenangan dan juga kerinduan bahkan ada juga rasa cemburu penghianatan dan hal-hal konyol. Ya itulah persahabatan, kadang terasa garing kayak renjinang, dan seperti kacang asin yang baru dikupas. Kalau Sahabat kamu? Punya rasa apa?

Aku hanya ingin kamu tahu meski dalam kejauhan aku selalu ada untukmu, meski semua cinta yang ku beri mungkin tak sebesar dengan pengorbanan yang kau beri untukku.Ketika hujan datang, aku tidak akan bisa bermain ditaman. Taman ini adalah taman yang paling indah aku paling suka saat bisa bermain dengan Satria dia adalah sahabatku kami sejak dahulu sering bermain bersama bermain layang-layang. Aku adalah Cantika, aku dan Satria kami bersekolah di tempat yang sama yaitu SMK Persada Bandung. Entah kenapa meski padahal tadi cuacanya cerah tapi kenapa tiba-tiba jadi hujan begini, aku dan Satria pun basah kuyup dan kami mulai berteduh di bawah rindang pohon yang besar. Saat aku berteduh aku sangat kedinginan dan kemudian Satria memberi aku jaketnya,

"Pakai ini biar kamu gak kedinginan" katanya

Sembari tersenyum aku memakai jaket yang dipinjamkan Satria

Entah kenapa sore ini langit tak mendukung kami berdua, memang pada saat itu seharusnya ada Nada teman sekelas kami yang juga merupakan sahabat kami berdua, dia juga suka bermain bersama kami cuma pada saat itu dia sedang tidak ada di rumahnya katanya sedang kerumah neneknya. Aku dan Satria sangat dekat kami berdua sering bermain bersama sampai dikira berpacaran padahal aku dan Satria hanya sebatas teman sedangkan Arjuna dia memang agak terlihat aneh dia memang sangat keras sifatnya karna dia seorang atlet pencak silat makanya antara Satria dan Arjuna mereka berdua hampir mirip tapi yang membuat mereka berbeda adalah sifatnya kalau Satria dia memang cukup kalem dan tidak banyak bicara, jika bersamanya aku merasa seperti dilindungi dan seperti kakak sendiri, maklum aku adalah anak semata wayang.

Hujan gemercik hampri reda, dan tinggal tetes demi tetes, kemudian tiba-tiba ada suara dari kejauhan memanggil nama Satria. Ternyata dia adalah Jelita dia adalah teman SMPku di Jakarta, dulu aku sempat tinggal di Jakarta hanya 2 tahun saja karna saat itu ayahku di pindahkan kerja di Jakarta tapi sekarang aku memilih balik sekolah di Bandung dan ayah dan ibuku tetap di Jakarta. Aku di Bandung hanya bersama tanteku, saat itu Jelita datang dengan menggunakan payung tapi payungnya malah dibuat rusak olehnya bukannya menolongku malah bikin kerjaan. Begitulah Jelita dari dahulu tak berubah apapun yang di pegang pasti di rusak olehnya.

***

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!