Chapter 2

...Roman Picisan Season 2...

Tiba-tiba ada orang yang ngeliatin kita berdua yang lagi berpegangan tangan.

"Woy ngapain Lo berdua-duaan!" Ujarnya

"Tau nih gue bilangin guru Lo"ujarnya lagi

Seketika kita yang duduk berduaan langsung berjauhan.

"Ih apaan sih Lo ganggu aja orang lagi pacaran" jawabnya

"Deh siapa lagi yang pacaran sama Lo!" Jawab gue sembari memukulnya memakai buku

"Cia elah romantis amat Lo berdua, jadi iri!" Jawabnya

"Nah bocah ngapa ya!" Ujar yang lainnya

"Eh Lo berdua-duaan entar yang ke tiganya setan!" Jawabnya

"Eh Lo kan baru datang berarti Lo berdua setannya" jawab gue sembari pergi meninggalkan mereka

"Deh apaan sih!"

Persahabatan itu seperti permen kapas rasanya manis banget, ada rasa cinta, kenangan dan juga kerinduan bahkan ada juga rasa cemburu penghianatan dan hal-hal konyol. Ya itulah persahabatan, kadang terasa garing kayak renjinang, dan seperti kacang asin yang baru dikupas. Kalau Sahabat kamu? Punya rasa apa?

Aku hanya ingin kamu tahu meski dalam kejauhan aku selalu ada untukmu, meski semua cinta yang ku beri mungkin tak sebesar dengan pengorbanan yang kau beri untukku.

Jika mengingat waktu-waktu yang telah kamu habiskan dengan sahabat, segalanya pasti terasa menyenangkan, bukan? Meski pertengkaran kerap mewarnai persahabatan yang terjalin di antara kamu dan dia, tetapi perasaan jengkel dan amarah akan cepat tergantikan dan nggak pernah betah lama bersarang di hati.

Perselisihan pasti ada perbedaan pasti ada semua terjadi karena kita sahabat saling membantu dan membutuhkan, ingatkah tentang kertas bekas? Kertas bekas di bawah mejaku berisikan kenangan indah bersamamu sahabatku, sahabat terbaikku hujatan berceceran kepadaku masalah berdatangan kepadaku tetapi engkau sahabatku tak pernah mengeluh untuk menyemangatiku.

***

Bukan kisah Romeo dan Juliet yang kisahnya apik tertulis dan juga di filmkan, bukan pula tentang Rama dan Shinta yang termasyhur. Bukan orang kaya, cuma orang biasa, bukan penulis tapi hanya seseorang yang ingin meluapkan setiap perasaan lewat bait kata-kata dan juga goresan tinta yang ku tuangkan bersama hati dan juga perasaan.

Bait semusim yang tertulis manis tentang kisah kasih aku bersamanya yang duduk di pelataran cinta bersama dengan hati ku yang selalu terngiang-ngiang akan bisikan cintanya yang begitu merdu, tanpa batas waktu yang terungkap tapi tak mampu ku ucap. Aku hanya seseorang yang memujanya di balik kejauhan, aku hanya hanya seseorang yang berusaha keras untuk tetap setia bersamanya meski aku hanya berada di balik kejauhan, jangan tanyakan perasaan ku jika kau tak bisa beralih dari masa lalu yang menghantuimu karena ini sungguh tidak adil.

Gemercik suara hujan yang deras dari tetesan air hingga terdengar kencang, gak cukup satu tapi ribuan genangan air itu menyapu bahuku dan membasahiku, aku hanya terdiam sembari membiarkan setiap genangan air hujan dan juga riuh suara angin berhembus kencang di wajahku. Aku bukan siapa-siapa, aku bukan sang sutradara yang menciptakan perjalanan hidupku yang terdokumentasikan menjadi sebuah film. Meski dalam keramaian aku masih tetap sendiri dan merasa kesepian, seperti hanya ada seekor kunang-kunang yang menemani di kesunyian. Aku hanya aku dan bukan dia, biar ku simpan rasa ini di kejauhan karena mungkin kau bukan untukku dan mungkin pula rasa ini suatu saat akan hilang dengan sendirinya.

Aku bukan seorang pengarang yang pandai mengarang cerita namun semua yang terjadi telah terjadi seperti rangkaian peristiwa yang terjalin dan membuat ku merasa ini tak ubahnya bagai kertas putih yang ku tuliskan tinta dengan kata-kata yang terurai begitu saja.

Sahabatmu adalah jawaban dari kebutuhanmu

Ia adalah ladang yang kau tebar

dengan cinta dank kau panen juga

Dia adalah papan dari perapianmu

Karena kau datang padanya dengan rasa laparmu

Dan kau mencarinya untuk kedamaian

Ketika temanmu membicarakan pikirannya,

Kau tak takut “tidak”

Dalam pikiranmu sendiri, atau menarik “ya”

Dan ketika ia diam,

Hatimu berharap tidak akan mendengarkan hatinya

Karena tanpa kata-kata

Dalam persahabatan

Semua pikiran, semua harapan

Semua keinginan dilahirkan dan diserakkan

Dengan kebahagiaan yang tak terkatakan

Kala kau berpisah dengan sahabatmu

Kau tidak menderita

Karena yang kau cintainya mungkin kan terlihat lebih jelas

Kalau dia tak ada,

Seperti gunung yang terlihat lebih jelas dari gurun pasir

Dan biarkan tak ada tujuan

Dalam persahabatan menyimpan semangat yang salam

Karena cinta yang tidak mencari apapun

Kecuali penyingkapan misterinya

Bukanlah cinta yang sebenarnya

Melainkan sebuah jaring

Dan hanya kesia-siaan yang berhasil ditangkap

Kala ia harus tau tentang ombakmu

Birakan ia tau tentang banjir-banjirmu jua

Untuk apa seorang sahabat harus kau cari

Dengan waktu yang kau bunuh?

Carilah dia selalu dengan waktu untuk hidup

Karena dia ada untuk memenuhi kebutuhanmu

Tetapi bukan kekosonganmu

Dan dalam manisnya persahabatan,

Biarkan ada tawa dan kebahagiaan

Bergandeng tangan

Ke mana pun kita berjalan

Berjalan menyusuri lorong kecil pun jalanan besar

Tak pernah sekalipun menyerah

Tuk sampai sebuah tujuan

Erat sungguh kala itu

Kau pegang tanganku

Begitupun aku

Memoriku masih ingat betul

Kala itu kita masih begitu polosnya

Berjalan tak peduli itu duri,

hutan lebat, ataupun berliku

Kita terjang begitu saja

Akupun tak takut apapun itu

Karna aku tak sendiri

Ada kamu sahabatku…

Aku percaya padamu

Menyusuri jalan yang berliku

Mengambil keputusan tanpa pemikiran panjang

Berjalan dan berlari

Dengan begitu yakinnya

Tak peduli hujan pun gelap malam

Teringat pada tujuan nan jauh di sana

Demi itu saja

Dan kini kita telah sampai, sahabat

Lakukan apa yang kau impikan

Akupun demikian

Mari kita lukis kembali perjalanan hidup

Di tanah rantauan ini.

Layaknya lilin di tengah gulita

menyiramkan cahaya dalam kegelapan

Seperti mentari di pagi buta

menghantarkan sinar kehangatan, mengusir kebekuan

Bagaikan bintang yang mewarnai malam

yang tak membiarkan rembulan mengangkasa tanpa teman

membawa keceriaan dan kesetiaan

Bersamamu…

Melalui hari-hari yang penuh liku

Bergenggaman erat menepis gundah dan nestapa

Berbagi kisah…

Tentang cita-cita namun bukanlah angan belaka

Tentang cinta yang membuncah namun tertahan di dalam jiwa

Tentang harapan yang hendak digapai di masa datang

Tentang kegagalan yang hampir meremukkan keyakinan

Sahabat…

Kita bersama dalam suka maupun duka

Saling mengingatkan di tengah canda

Aku berharap dan berdoa…

Kita kan terus melangkah bersama

Menggapai ridho dan cinta-Nya

Meski jarak membentang di antara kita

Tak kubiarkan meluluhkan benang kasih yang telah tercipta

Sahabat…

Terima kasih untuk segalanya

Dan biarkanlah kisah kita terus terangkai

Kini, esok, hingga masa depan

Aku bangga dapati Dirimu seadanya

Kupikir, pantaslah dirimu kutemani

Aku bahagia, Sungguh ingin terurai Kata

Kaulah sahabatku…

Bila hari-harimu tertimpa Bahaya,

Kudoakan Kasih Bagimu

Bila hari-harimu dilanda duka,

Kudoakan Harapan Bagimu

Bila Hari-harimu Barlarut ceria,

Kudoakan Damai bagimu

Selama matahari masih terbit dan terbenam,

Selama panas dan hujan masih silih Berganti,

Selama bulan dan bintang dilangit masih bercahaya,

Akulah sahabatmu…

Biarpun kita tak mungkin bersama

Sendiri kan kurangkai karsa

Sendiri kan kususun cerita

Berjalan terus menggapai cita

Dalam satu asa dan doa

Bahagia menyertaimu selamanya.

Di relung hati ini terukir kenangan

Indah berdandan menhias hati

Ingin rasa tuk segera bercerita

Mengenang tentang seorang pribadi

Rentang waktu yang panjang mengawali

Terjalin jumpa tak disengaja

Canda tawa mengisi cerita warna

Tercipta janji satu jadi sahabat

Gumul juang lelah melewati hari-hari

Semua terasa seakan tak berarti

Sirna di kala ada di sampingmu

Dia telah menjadi sahabat seumur hidup.

Gumpalan awan di langit biru

Bercerita kisah kita

Saat deras hujan bagai air mata

Dan cerah mentari jadi wajah kita

Warna pelangi di langit biru

Hanya jadi saksi bisu

Saksi kisah perjalananku denganmu

Saat perbedaan jadi keindahan

Langit pun berbahasa

Dan bersenandung ria

Lantunkan lagu rindu antara engkau dan aku

Oh sahabat…

Langit pun berbahasa

Tanda bersuka cita

Sambut esok dimana kita kan slalu bersama

Selamanya…

Dan dengarlah, dengarlah selalu

Itulah semua tentang kita,

cerita bahasa langit.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!