🌛🌛🌛
Dinginnya pagi membuat orang yang masih bergelut di dalam selimut masih betah dengan mimpi indahnya, dia adalah Derson saat ini Derson masih setia didalam selimut karena cuaca diluar mendung membuat dirinya malas untuk keluar.
Hoam....
Derson menguap kala sudah duduk diatas kasurnya, dan dilihatnya jam diatas nakasnya sudah menunjukkan pukul 9 pagi.
"Ternyata masih pagi" batinnya lalu kembali merebahkan badannya kekasur yang empuk itu untuk kembali tidur, tapi suara hp yang berbunyi mengganggu niatnnya untuk tidur kembali.
"Siapa sih pagi-pagi sudah menelfon?" ucapnya lalu mengangkat telfon itu tanpa membuka mata yang sempat terpejam.
"Kamu sudah bosan hidup ya, berani mengganggu tidurku" bentak Derson kepada orang yang diseberang telefon.
"Kau yang sudah bosan hidup atau aku" perempuan dari seberang telfon kembali membentak Derson.
"Ternyata kamu yang nelfon kakak, ada apa pagi-pagi begini sudah menelfon kakak" Tanya Derson dengan pelan setelah tau siapa yang menelfonnya.
"Kakak sekarang aku sudah dibandara, jemput aku" suara manja Lily terdengar jelas ditelinga Derson.
"Baiklah darlingku, kakak akan segera meluncur" jawab Derson lalu mematikan sambungannya telfon itu.
Derson segera bergegas kekamar mandi sebelum pergi menjemput Lily dari bandara, tidak menunggu lama Derson sudah selesai memakai baju santai lalu pergi kegarasi mobil.
Didalam garasi ada banyak jenis mobil yang sangat berkualitas, Derson memilih mobil berwarna merah keluaran baru yang iya beli 2 hari yang lalu.
Mobil merah itu mulai membelah jalanan kota, Derson menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi, tanpa diduga ada orang yang mau menyebrang jalan, Derson segera meng-rem mobilnya dengan mendadak.
Cit..... suara ban mobil itu bersuara saat Derson meng-rem mobil secara mendadak.
"Si*l siapa sih mau nyebrang nggak lihat-lihat?" gerutu Derson lalu keluar dari mobil menemui orang yang ada didepan mobilnya.
"Kalau mau menyebrang jalan itu lihat-lihat lah apa kamu buta" Bentak Derson marah.
"Kamu yang mengendarai mobil terlalu kencang, merasa benar pula" perempuan itu balik marah kepada Derson.
Karena terpancing emosi Derson langsung mencekal pergelangan tangan perempuan itu dengan kuat lalu dibawanya kedalam mobil.
Brak..... perempuan itu dijatuhkan oleh Derson dengan kuat kekursi mobil, Derson sudah memegang leher perempuan itu lalu mencekeknya dengan sekuat tenaganya, ketika perempuan itu mulai kehabisan nafas Derson baru melepaskannya.
Uhuk... Uhuk... perempuan itu terbatuk-batuk.
"Kalau kau bosan hidup katakan biar kubun*h sekarang juga" ucap Derson menatap perempuan itu seperti menatap mangsanya.
"Maafkan saya" ucapnya takut.
"Keluar dari mobilku dan jangan pernah muncul dihadapan ku" ucap Derson, lalu keluar dari dalam mobil itu menuju kursi kemudi.
Derson kembali menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang, kini moodnya sudah berubah jadi jelek akibat perempuan tadi.
"Dasar perempuan sialan" Batin Derson.
******
Derson sudah sampai dibandara dan segera menemui adik kesayangannya.
"Hay.... Adek kakak yang paling cantik, kenapa nggak kamu kabari kakak biar nggak nunggu lama begini" ucap Derson lalu meminta koper kecil dari tangan Lily untuk dimasukkan kebagasi mobil.
"Pengen buat kakak marah aja" ucap Lily tanpa takut.
"Kakak tidak akan pernah marah kepada mu, bagaiamana pun kamu memancing amarah kakak" ucap Derson dengan lembut berbeda dengan sifatnya tadi.
"Sayang sekali padahal aku ingin sekali melihat kakak ku yang ganteng ini marah" Goda Lily lagi.
"Udah jangan banyak ngomong masuk kemobil biar kita pulang" ucap Derson lalu berjalan pergi kearah kursi kemudi.
Lily masuk kedalam mobil dengan tersenyum, Lily senang saat melihat kakaknya ini tidak pernah memarahinya.
"Banyak orang yang menyangka kakak ku ini sangat kejam, tapi sedikit pun aku tidak mempercayainya" Batin Lily.
🌛🌛🌛
Saat ini Via dan teman-temannya Bela dan Merta berada disalah satu mall, mereka bertiga lagi duduk santai disebuah cafe yang terbilang makanan dan minuman disitu sangat murah.
"Via leher kamu kenapa merah begitu, terus wajah kamu hugs pucat kayak lagi ketakutan?" Tanya Bela memperhatikan wajah dan leher Via.
"Aku nggak apa-apa kok Bel, lagi kurang enak badan aja kayaknya bentar lagi aku mau pulang saja" ucap Via berbohong.
"Kamu pasti kecapekan kerja makanya kalau kerja jangan terlalu dipaksakan" ucap Merta menimpali lalu meminum lemon tea ditangannya.
Via hanya tersenyum mendengar ucapan temannya.
"Aku pulang sekarang ya, hari ini juga kami mau mencari paman mulai kemaren belum pulang juga kerumah" ucap Via lalu via berdiri ingin pergi dari sana.
"Kamu hati-hati ya, kalau ada apa-apa kabari kami" ucap mereka perhatian.
"Iya pasti itu, bye" Via mulai melangkahkan kakinya untuk pulang kerumah.
Diperjalanan pulang Via masih teringat dengan ucapan derson tadi kepadanya, iya.... perempuan yang hampir dibunuh Oleh Derson adalah Via.
"Baru kali ini aku melihat laki-laki tampan tapi berhati iblis" batin Via.
"Mudah-mudahan aku tidak akan bertemu lagi dengannya, aku sangat takut dan jijik kepada laki-laki seperti itu" Batin Via lagi dan tanpa terasa scoopy yang ia pakai sudah sampai didepan rumah pamannya.
Via langsung berjalan menuju rumah dan Via dapat melihat Merry, Amelia dan juga pamannya diruang keluarga.
"Paman sudah pulang iya?" Tanya Via lalu duduk dikursi yang masih kosong.
"Wajah paman kenapa, dan badan paman juga sepertinya terluka, apa yang terjadi kepada paman?" Tanya Via kuwatir.
"Tadi malam paman kecelakaan ringan, tapi paman baik-baik saja" ucap Harry berbohong.
"Apa kita perlu kerumah sakit paman?" Tanya Via lagi.
"Pamanmu tidak apa-apa kok Via, kamu pergi istirahat saja tante lihat wajahmu pucat" ucap Merry memperhatikan wajah Via.
🌛🌛🌛
"Bu, Ayah, Amelia mau keluar dulu ya mau jumpa sama teman-teman" Amelia ijin kepada ayah dan ibunya.
"Kamu hati-hati ya sayang" jawab Merry sambil tersenyum kepada putrinya itu.
Ketika diruang tamu hanya tinggal Merry dan Harry, tiba-tiba wajah Harry serius dan langsung bicara kepada Marry.
"Bu, kita kekamar dulu, ada yang mau aku bicarakan ini sangat penting" ajak Harry lalu berjalan kearah kamar mereka yang ada dilantai dua.
Sesampainya dikamar Harry langsung mengunci pintu itu dan mendudukan Merry diatas sofa.
"Ada apa yah? kok serius amat?" Tanya Marry penasaran.
Harry mulai menceritakan kemana dia pergi tadi malam dan apa penyebabnya.
"Astaga Ayah, kenapa Ayah melakukan itu? sudah dari dulu ibu ingatkan jangan suka minum kebar dan main judi, lihatlah hasilnya sekarang? kamu disiksa oleh bos mu, dan aku yakin pasti bos mu meminta rugi kepadamu. dari mana kita cari uang sebanyak itu?" Marry mulai emosi mendengar pengakuan Harry.
"Tenang dulu Bu, aku belum meceritakan semuanya" Harry mencoba menenangkan Marry yang sudah emosi tingkat dewa.
...🌛🌛🌛...
Jangan lupa
Like.......
Komen......
Vote......
Favorite biar tidak ketinggalan, kalau author sudah Up.
Kasih hadiah juga ya 🌷🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Diana diana
Derson punya dua kepribadian ya . .
2024-02-12
0
jelita
ngeri bgt derson ni 😢
2023-09-09
0
😘Luvyna😘
jangan kejam-kejam derson nnti gak bisa jauh" gimana😁😁mau nya nempel terus 😅😅
2022-11-04
0