🌛🌛🌛
"Bagaimana bisa tenang yah, kalau ayah nggak berubah dari dulu?" ucap Marry makin meninggi walau Harry sudah mencoba menenangkannya.
"Tadi pagi asistennya Derson berbicara serius kepadaku, dia akan bertanggung jawab atas masalah ini, tapi dia mau Via akan menjadi taruhannya" Harry bercerita sambil menggemgan tangan Marry supaya lebih tenang.
Marry sangat syok mendengar penuturan dari Harry, betapa teganya Harry mempertaruhkan Via keponakan kandungnya kepada orang yang tidak baik.
"Aku tidak setuju yah, mending kita jual saja rumah ini dari pada mempertaruhkan Via, apa Ayah tidak punya hati?" ucap Marry menantang kemauan Harry.
"Apa yang sudah disepakati oleh tuan Derson ataupun sekertarisnya James tidak bisa lagi diganggu gugat Bu" ucap Harry prutasi.
"Besok malam temani Ayah untuk bertemu dengan tuan James sekretarisnya Derson" ucap harry lalu pergi begitu saja dari kamar.
🌛🌛🌛
Sedangkan dikediaman Aderson, Lily, Derson dan juga James lagi duduk santai dipinggir kolam taman di samping rumah.
Ketiga orang itu asik dengan air dikaki mereka dan segelas minuman ditanggannya. Lily memecahkan keheningan karena sudah hampir 5 menit ketiganya hanya diam dan menikmati sore.
"Tadi pagi mendung tapi sore ini kok jadi panas ya?" ucap Lily.
"Ya begitulah cuaca tidak bisa kita perkirakan 100% paginya mendung sore panas" jawab Derson.
"Kakak Lily mau tanya, kakak kapan sih menikah? Lily lihat kakak tidak pernah membawa perempuan ke rumah ini".
Uhuk... uhuk.... Derson yang saat ini sedang minum tersendak akibat pertanyaan Lily.
"Kakak hati-hati kalau minum" Lily menepuk-nepuk punggung Derson dengan pelan.
Jangan tanya james saat ini dia sedang menahan tawanya yang ingin pecah, tapi takut bossnya akan marah maka ia pura-pura tenang.
"Jangan tanya perempuan sama kakak, kakak tidak suka perempuan" jawab Derson dingin.
"OMG.... jadi kakak suka laki-laki?" Tanya Lily dengan tangan yang menutupi mulutnya.
"Astaga Lily kakak nggak suka laki-laki juga" Derson kesal dengan pertanyaan adiknya yang tiba-tiba.
"Berarti kakak mati rasa dong?" tebak Lily lagi.
"Mungkin begitu" jawab Derson cuek supaya Lily tidak memperpanjang pertanyaanya. sebenarnya Derson kadang tertarik kepada perempuan tapi ketika mengingat mamanya yang meninggalkan papanya, langsung otak Derson dipenuhi dengan pikiran negative.
James memandang Lily dengan senyum dibibirnya, james merasa ada peluang untuk membuat Derson bisa menikah dengan cara memaksanya, siapa lagi kalau bukan Lily yang akan memaksanya.
Karena sudah mulai kesal Derson memutuskan pergi kekamarnya dan mungkin akan besantai dipinggir kolam miliknya.
"Kakak mau kekamar dulu ya" ucap Derson melangkahkan kaki panjangnya meninggalkan dua sejoli itu.
"Kakak kenapa sih? kok tiba-tiba betek gitu?" Lily bertanya kepada James. James memberi kode kepada Lily supaya mendekat kepadanya.
"Ada apa sih kak?" tanya Lily dengan suara yang pelan seperti berbisik.
"Kakak punya ide, bagaimana kalau kamu paksa kakakmu menikah, kasian dia sudah tua tapi belum punya pasangan" James berbisik lagi ditelinga Lily.
"Aku paksa dengan siapa kak? Lily juga nggak tau siapa perempuan yang kakak suka" ucap Lily.
"Kakak sudah menemukan perempuan yang baik untuknya, kakak yang akan pilih perempuannya, kamu yang urus bagian si Aderson kejam itu" bisik James Lagi.
Plak.... tamparan mendarat sempurna dibahu James.
"Kok jadi kakak yang kamu pukul?" Tanya James bingung.
"Kakak ku itu tidak kejam, dia laki-laki paling baik didunia ini" bela Lily tidak terima kakaknya dikatai kejam.
"Ya.... ya... kamu yang menang, jadi bagaimana dengan rencana kita?" James memperjelas rencananya kepada Lily.
"Siap, satu minggu ini Lily akan tinggal disini sebelum kembali, jadi lily akan berusaha keras" ucap Lily lalu meningggalkan James sendirian ditepi kolam.
"Kakak sama adik sama saja, kalau mukul sakit banget" guman James.
"Tapi manis sih" guman james lagi lalu dia juga pergi dari tepi kolam kearah dalam rumah.
🌛🌛🌛
Sudah berlalu beberapa hari tapi Lily selalu gagal dengan rencananya karena Derson selalu banyak alasan saat Lily memaksanya mencari pendamping hidup.
Pagi ini dimeja makan, ketiga orang itu sarapan roti, sebelum berangkat bekerja Lily kembali nyengel kepada kakaknya.
"Kak minggu ini aku akan kembali ke Amerika serikat, aku harap minggu ini kakak akan menikah kalau tidak aku tidak akan pulang lagi kerumah kakak ini, rumah sebesar bak istana ini hanya satu perempuan pengisinya yang benar saja" ucap Lily menantang.
"Kalau kamu tidak mau pulang kakak yang akan menjengukmu" ucap Derson menyudahi sarapannya.
"Aku tidak akan mau menjumpai kakak, dan aku akan pindah apertemen biar kakak tidak tau dimana keberadaan ku" ucap Lily.
"Kakak pergi kerja dulu, kamu jangan terlalu memikirkan kakak" James berdiri dari kursinya lalu mengelus rambut panjang Lily.
Derson mulai melangkahkan kakinya berjalan kearah mobil dimana James sudah menunggunya dikursi penumpang, Derson dan James duduk dikursi penumpang karena masih ada lagi orang yang khusus mengumudi untuk James dan Derson.
"Pak kita mampir ke toko kue yang ada di JL.xx ya" ucap James.
Mobil itu mulai berjalan meninggalkan kediaman Aderson dan mulai membelah jalanan kota, perjalan dari rumah kekantor aderson company membutuhkan waktu 30menit.
Tapi kali ini akan akan lebih lama karena sang boss masih mau mampir terlebih dahulu.
"Bos kita sudah sampai" ucap James saat mereka sudah sampai ditujuan.
"Aku males keluar, kamu saja yang pesan kuenya nanti malam aku yang mengambilnya" tolak Derson.
"Aku rasa Lily akan menyukainya jika boss yang memilih kue untuknya" ucap James.
Melangkah dengan malas akhirnya Derson berjalan keluar dan masuk kedalam toko kue itu. untuk Lily karena hari ini Lily ulang tahun.
James masuk kedalam toko kue itu dan mulai melihat-lihat kue yang motifnya menarik. saat mata Derson menemukan kue yang cocok dihatinya dia memanggil pegawai toko.
"Mbak...."
"Iya pak mau pesan kue yang model mana" Tanya pengawai itu, tapi tiba-tiba pegawai itu mulai pucat kala melihat siapa yang datang ketoko kue itu.
"Maaf pak akan saya panggilkan yang lain melayani bapak" jawab Via hendak pergi.
"Jellek sekali pelayanan mu terhadap konsumen, apa kamu sudah bosan bekerja disini, supaya aku menyuruh boss mu untuk memecatmu" ucap derson marah.
"Maaf pak" jawab Via lagi.
"Saya mau pesan kue yang model ini, jam 5 sore lebih 15 menit saya sudah sampai disini untuk mengambilnya, jangan sampai telat" ucap Derson tegas, Derson juga masih mengingat wajah Via, perempuan yang memancing emosinya kemaren.
"Baik pak akan kami buat sesuai pesanan bapak".
"Saya mau kuenya tidak pake krim, tapioca kuenya dikeliling coklat semua, kuenya harus lembut, dan satu lagi kasih buah carry diatas kuenya".
"Ada lagi pak?" Tanya Via sambil mencatat permintaan Derson.
...🌛🌛🌛...
Jangan lupa
Like....
Komen.....
Vote.....
Favorite biar tidak ketinggalan kalau author up
Kasih hadiah juga ya 🌷🌷🌷🌷
Terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Diana diana
jangan takut , Via
2024-02-12
0
Marhaban ya Nur17
masa she via nya ikutan takut jg
2023-01-18
0
Anonymous
Sambong amat nih orang seakan dunia ini milik dia pribadi
2023-01-03
0