🌛🌛🌛
Hanya mendengar kata perempuan akan tinggal dirumahnya membuat dirinya merasa gerah dan panas, Derson segera berjalan kearah kamar Mandi untuk membasuh badannya.
"Aku mandi saja untuk menghilangkan emosi ku ini, tiba-tiba rasanya darah ku mau mendidih saat James menyarankan aku untuk membawa wanita kerumah ini, apalagi untuk menikahinya" batin Derson.
Derson menghidupkan shower, dan membasahi badannya dengan air dingin, setengah jam Derson membiarkan air itu membahasi badannya baru ia bergegas mengambil handuk dan menyudahi mandinya.
"Achh.... rasanya jadi lega" batin Derson lalu berjalan kearah lemari untuk memakai baju, dilihat jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 9 malam.
Tok... Tok... Tok....
Klek....
James datang kekamar Derson, dengan membawa minuman.
"Bos kita minum dulu aku rasa bos membutuhkan ini" James melempar minuman dingin bersoda kepada Derson lalu segera ditanggap oleh Derson.
"Kau memang yang paling mengerti diriku" ucap Derson tersenyum tipis.
"Bos kita keluar yok cari angin" setelah meminum minuman ditanggannya james mengajak Derson untuk keluar.
"Aku sedang tidak mood kamu pergilah sendiri" jawab Derson lalu meminum minumannya juga.
"Ayoklah bos sekali-kali kita cari udara segar, aku bosan setiap hari dikantor sama dirumah ini terus".
Kedua laki-laki dingin itu akhirnya memutuskan keluar rumah untuk mencari udara segar, malam ini James menjadi supir sedangkan Derson hanya duduk tenang dikursi samping kemudi.
Walau jam sudah menunjukkan Jam 9 malam lebih, masih banyak orang yang berkeliaran apalagi malam ini adalah malam minggu.
"Sebenarnya kita mau kemana ini dari tadi kita hanya keliling-keliling aja" Derson sudah mulai bosan duduk disamping James.
"Aku juga bingung bos" James menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil cilingak-cilinguk kearah luar.
"Bagaimana kalau kita makan martabak yang itu boss?" James menunjukkkan sebuah penjual martabak yang bertuliskan martabak bangka.
"Kamu sudah gila atau bosan hidup sih? seorang Aderson kamu ajak makan disana?" Derson menatap malas kearah penjual martabak itu.
"Aduh bos martabak itu pasti enak pembelinya saja sampe mengantri gitu" James masih membela dirinya dari bos dingin itu.
Sifat Derson keras dan dingin hanya berlaku kepada orang yang lain saja, tapi kalau bagi James Derson orang yang penurut buktinya dia mau turun dan makan martabak yang ditunjukkan oleh James.
Tanpa banyak omong Derson langsung mencari kursi kosong dan duduk untuk menunggu pesanan mereka, sedangkan James tugasnya memesan martabak.
Kursi dibelakang Derson ada wanita-wanita yang sedang mengakumi dirinya.
"Itukan Aderson pengusaha terkenal itu, ternyata dia lebih ganteng aslinya ya" ucap mereka merasa kagum.
"Wahh gantengnya, sekertarisnya juga tidak kalah ganteng mau dong laki-laki kayak gitu" ucap salah satunya lagi.
"Yang kalian ucapan itu apa sih? aku nggak menegerti" ucap Olivia yang kebetulan lagi nongkrong bersama temannya.
"Astaga via masak kamu tidak mengenal Aderson dia itu pengusaha terkaya didunia, lihatlah tampangnya ganteng banget" jawab salah satu teman Via.
Via melihat kearah laki-laki yang temannya bicarakan, dan kebetulan Derson juga melihat kearah mereka karena risih dari tadi selalu membicarakan dirinya.
Alhasil kedua pasang mata itu saling bertemu tapi Derson langsung membuang muka tanda dia tidak senang dikagumi oleh wanita.
"Ganteng aja tidak cukup kalau orangnya sombong dan dingin" jawab Via saat melihat wajah Derson barusan.
"Yang penting ada yang bisa dibanggakan darinya" ucap Bela lagi.
"Udah achh nggak usah omongi orang lain lagi, kita pulang aja sudah larut malam" ajak Via lalu berjalan kearah kasir penjual martabak itu.
"Aku duluan ya Bela, Merta" ucap Via lalu mengendarai scoopynya untuk pulang kerumah pamannya Harry.
Sesampai dirumah Via langsung memarkirkan scoopynya didepan rumah lalu masuk kedalam rumah.
Via dapat melihat istri pamannya dan anak pamannya yang seumurannya dengannya duduk disofa.
"Malam tante, Amelia kalian kok belum tidur?" Tanya Via sambil mendudukan bokongnya dikursi tamu.
"Pamanmu dari tadi pagi belum pulang Via, sudah ditelfon beberapa kali tapi tidak diangkat" jawab merry istrinya Harry dengan raut wajah yang cemas.
"Iya Via Papa belum pulang juga biasanya Papa akan pulang paling lama jam 10 ini sudah jam 11 belum juga pulang" jawab Amelia.
"Udah coba hubungi teman-temannya paman nggak?" Tanya Via lagi.
"Sudah tapi katanya tadi siang Papa pergi ke lokasi proyek" jawab Amelia.
"Kamu pergi mandi dan istrahat ya, biar kami saja yang menunggu paman mu" ucap merry tidak tega melihat Via yang baru pulang kerja.
Via memang biasanya pulang kerja jam 9 malam tapi karena diajak oleh temannya jadi Via ijin kepada Merry untuk pulang telat.
Via berjalan kearah kamarnya yang ada dilantai 1 itulah yang menjadi kamar Via semenjak tinggal bersama pamannya.
🌛🌛🌛
"Perempuanlah yang menjadi alasan ku malas keluar dari rumah, aku sangat membenci perempuan apalagi saat mereka mengagumiku" ucap Derson kepada James yang saat ini fokus menyetir.
"Tidak semua wanita sama bos, ada juga yang memiliki hati yang baik dan lemah lembut" James mencoba membela perempuan.
"Bagiku semuanya sama saja" jawab Derson dengan ketus matanya fokus meneliti jalanan yang sudah mulai sepi.
"Bagaimana dengan Lily?" James coba memancing Derson.
Saat mendengar nama Lily Derson langsung mengalihkan pandangannya kepada James, Derson sangat tidak suka kalau Lily dibandingkan dengan perempuan lain, baginya hanya Lily wanita yang baik dan lemah lembut.
"Baiklah aku tidak akan membandingkannya lagi dengan siapa pun" ucap James sambil tertawa.
"Sekali lagi aku dengar kamu bicara seperti itu siap-siap kepala mu akan aku penggal dengan tanganku sendiri" ucap Derson dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan.
James mulai fokus kepada jalanan saat melihat bosnya sedang marah biasanya dia hanya diam saja tidak banyak bicara agar bosnya itu bisa normal kembali.
🌛🌛🌛
Derson menjatuhkan badannya kekasur yang sangat empuk itu, rasanya sangat nyaman itulah yang dirasakan oleh Derson apalagi saat ini dia sudah mulai mengantuk.
Tidak menunggu lama mata itu mulai terpejam dan menyusuri alam mimpi, Derson yang kejam kalau sedang tidur seperti laki-laki normal hanya ketampanannya yang terlihat.
Banyak perempuan yang menyukainya walau mereka tau kalau Derson memiliki sifat yang kejam, tapi ketika ada perempuan yang berani mendekatinya berarti dia perempuan yang sudah bosan bahagia atau bisan hidup.
Derson tidak segan-segan membawa perempuan itu keruang bawah tanah untuk menyiksanya, jika perempuan itu bernasib buruk maka kematianlah yang akan menjeputnya, tapi jika nasib baik ada dipihaknya maka dia akan dibebaskan setelah melewati penyiksaan Derson.
Hingga pada saat ini tidak ada seorang wanita pun yang bisa mematahkan keras kepala derson terhadap perempuan.
...🌛🌛🌛...
Jangan lupa ....
Like.....
Komen ......
Vote ......
favorite ....
Kasih hadiah juga 🌷🌷🌷
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Rossa Simangusong
Amerika rasa endonesah 😅 ada martabak Bangka 🤣
2024-03-01
1
Diana diana
coba kita lihat , apakah setelah nanti bertemu dengan Via maka pandanganmu tentang perempuan akan berubah . .
2024-02-12
2
Jalil Muhammad
Amelia, seperti nama adek ku 😁😁😁
2023-05-18
0