Yuri mengambil tas dari lokernya. Bu Margaret mengetawai pakaian Huri.
" Tenang, kalau sama babang tamfan ,dokter Halil, semua beres Ri, pakaian kamu bakalan lusinan, " ujar bu Margareth.
" Bu, jangan gangguin gini, di dengar orang nanti saya di bully loh bu, saya hanya rakyat jelata, dari kaum terbuang, anak panti, gak bu, saya sadar diri banget, siapa sih bu ,mau ngawani anak panti , mereka bakalan mikir. Cita cita saya hanya mau mendapatkan gelar dokter bu, saya ingin berguna buat banyak orang."
" Kisah cinderella gak bakalan terulang bu," ujar Yuri.
" Kamu minder banget Ri".
" Wajib sadar bu, sadar sayanya siapa," ujar Yuri.
" Saya balik dulu ya bu, makasih, mau nemani saya, baru satu teman.Ibu gak liat mata para perawat dan dokter liatin saya ,ingin memakan dan menikam gitu, saya mau damai hari hari saya bu, gak mau ada konflik, pusing".
" Orang sirik Ri,ntanda tak mampu", ujar bu Margareth.
Yuri hanya tersenyum.
Yuri bergegas keluar dari ruangan roker.
Yuri memasang musik sambil berjalan.Memakai topi tebalik dan bergegas berjalan dari lorong rumah sakit.Sesekali Yuri bernyanyi mengikuti lagu yang dia putar.
Yuri sengaja keluar dari pintu samping, menghindari dokter Halil.
Yuri bergegas menunggu di Halte , dan ketika bus datang ,Yuri pun duduk dengan tenang, memejamkan matanya.Rasa lelah baru Yuri rasakan.
Kursi di samping Yuri kosong, namun Yuri masih merasakan ada orang yang duduki.
Jarak tempat tinggal Yuri dan rumah sakit lumayan jauh.Yuri harus pagi jam 6 dari tempat tinggalnya. Dari ibu panti, Yuri di kenalkan dengan sebuah rumah panti jompo, Yuri gak harus keluarkan uang buat tinggal disana. Yuri sangat bersyukur ,bisa menghemat uang, bisa buat ongkos, karena gaji perawat , tidaklah besar, itu aja Yuri bersyukur di beri makan siang dari rumah sakit.
Hampir satu jam perjalanan, Yuri pun mendengar alaramnya berbunyi.Dia membuka matanya dan mematikan alaram di handphone nya. Yuri mematikan handphone nya, dan bertapa terkejutnya Yuri, sosok dokter Halil tepat sudah duduk di sampingnya.
" Dokterrrrrr.....," ujar Yuri menjadi kikuk.
" Ri, kamu ngeles ,lewat pintu samping."
" Ya dok, dokter kenapa ngikuti saya? apa karena baju ini dan celana. Tenang aja dok, saya pasti jaga baik baik dan pulangin," ujar Yuri dengan polos.
" Saya hanya mau antar kamu pulang Ri".
" Gak usah repot dok, tempat saya jauh."
Yuri berdiri dan bergegas perlahan berjalan ke depan , sedangkan Halil kesulitan berdiri dan menuju pintu.
Yuri melihat Halil kesusahan berjalan saat mobil melaju.Namun Halil cepat melakukan adaptasi.Turi merasa,mungkin ini kali pertama dia naik bus umum.
Yuri menahan senyumnya.Ketika bus berhenti,pintu bus pun terbuka, Yuri keluar dari bus.Yuri perlahan berjalan, Halil berhasil menyamakan langkahnya dengan Yuri.
" Saya tinggal di panti jompo dok, saya juga bukan orang berada, orang gak punya. Saya anak panti asuhan.Saya harap,dokter jangan dekati saya,karena saya punya cita cita, gak mau jadi musuh para perawat atau dokter yang suka dengan dokter."
Yuri selalu memberitahu siapa dia,jati dirinya.Yuri langsung to the point, begitulah karakternya.
" Kamu sangat tertutup Ri" ," ujar Halil.
" Ya dok, saya gak mau di datangi siapapun, karena biasa nya pria mendekati wanita ada maksud, jadi dari awal saya mengatakannya."
" Makan sama yuk Ri".
" Saya lapar, belum makan".
" Disekitar sini ,gak ada dok restoran yang bagus. Adanya hanya pedagang kaki lima.Maklum dok, wilayah ini pinggiran, dan masyarakatnya banyak kelas menengah ke bawah."
" Dimana pun bawalah saya Ri."
" Masuk dulu yuk dok, saya ganti pakaian dulu, awas kevantol sama oma oma happy, bisa gak pulang dokter nanti"
" Apa kamunya yang nanti cemburuan Ri? hayoooo?.
" Gak ...ihhhh".
" Duduk di kursi keramat ini aja ya dok, saya tukar baju dulu."
Halil mengangguk .
Halil melihat ,tempat ini begitu sederhana. Halil sangat tahu, memang Yuri memburu beasiswa ,namun kisah Yuri anak panti, Halil masih merasa kehidupan Yuri pasti sangat keras dan sulit.
Yuri sudah memakai pakaian biasa dan membuka pintu kamarnya.
" Diminum dok," ujar Yuri.
Halil melihat tempat tidur kecil, sederhana,kipas angin , dan hanya ada televisi kecil di kamar itu.
" Jangan terkejut dok, ini lebih lumayan dari panti berpuluh tahun saya tinggal."
" Ri, bu Agnes berulah, nih pempers nya tembus ,pakaian bu Agnes basah semua".
" Ya bu, saya akan menukarnya."
" Ibu panti dan petugas masih mengurus pakaian Ri, maklum musim hujan, jadi mereka sangat sibuk agar pakaian kering," ujar Yuri.
Halil hanya bisa mengangguk. Hati Halil sangat tersentuh dengan keadaan para lansia disana.
❤❤❤❤❤❤❤❤
Jangan Lupa
Like
Vote
Koment
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Aqiyu
🌼🌼🌼🌼🌸🌸🌸🌸
2022-06-11
0