LEMBARAN KETIGA

My Dear Diary...

Apa kabarmu??? Semoga hatimu tidak sesedih hatiku kini.

Maaf,... kalau kau tak punya hati. Kau hanya lembaran putih nan polos saja. Tidak sekeruh hatiku yang penuh coretan kedukaan.

Diary...

Maaf, Beberapa hari ini aku tidak bergairah menulis kisahku. Menggurat ballpoint diatas wajah bersihmu dengan segala dukaku. Hari-hariku yang lalu penuh duka.

Karena seperti prediksiku, mama dan papaku ternyata sudah ketok palu. Talak tiga, Dear!

Hhhhh... Meski aku tak mengerti apa itu maksudnya, tapi bisa kulihat raut buram papa yang pergi membawa tubuh beratnya meninggalkan rumah ini dengan dua koper besarnya.

Dasar orangtua yang egois!

Sangat tidak berperasaan!

Jangankan mendoakan dan mensupportku yang beberapa bulan lagi akan ujian kelulusan sekolah menengah pertamaku, tapi mereka malah menghadiahkanku dengan piagam perceraian dihadapanku.

Perihnya lagi, meski telah cerai, dirumahpun mereka masih saja ribut saling serang dan saling tunjuk siapa yang harus membawaku.

Dear diary...!!!

Aku, anak semata wayang mereka... Tapi mereka berdua tidak ada yang menginginkan aku. Tak ada yang memperebutkan aku seperti kebanyakan disinetron-sinetron Indonesia.

Aku,... tidak ada seorangpun yang menginginkanku.

Lantas untuk apa aku dilahirkan kedua ini?

Untuk apa mereka membuat aku dan menjadikan aku dari segumpal darah jika pada akhirnya aku hanya mereka anggap seperti kotoran dimata mereka? Bahkan kotoran sapi masih lebih baik daripada aku karena masih bisa dipakai untuk kompos dan bahan bakar gas. Tapi aku??????

Dear... Aku speechless. Aku hopeless. Aku jadi apatis karena pesimis. Hhhhhhh...

Aku sempat dibawa mamaku untuk dititipkan kerumah nenekku. Tapi kondisi nenek yang kurang sehat membuat mamaku kembali membawaku kerumah ini.

Apa salahku, dear?

Mereka yang bercerai, tapi mengapa aku yang disingkirkan?... Aku tak berani bertanya, juga tak kuasa bertindak. Aku hanya diam dihadapan mereka. Tapi menangis sendirian dihadapanmu.

Kenapa tak mereka bunuh saja aku secara nyata? Atau mendorongku dari ketinggian agar hilanglah nyawaku.

Hhhh... Apakah aku penyebabnya hingga mereka memutuskan berpisah? Apa aku biang keroknya?

Hhhh...

Airmataku habis terkuras beberapa hari ini. Aku juga tidak masuk sekolah. Dan mama papaku tidak peduli itu.

Hhh... Padahal aku ingin sekolah. Disekolah meski aku tidak banyak teman tapi aku bisa merasakan kehangatan dari canda tawa teman-teman.

Disekolah, meski sebagian dari mereka tidak peduli padaku tapi perilaku mereka banyak menghiburku. Meski mereka tak berniat menghiburku secara pribadi karena kami memang tak pernah bisa sedekat itu tapi dengan melihat mereka tertawa, bercanda, saling goda dan saling marah, membuat hatiku senang tidak merasa kesepian.

Diary... Apa aku lebih baik mati? Menghilang dari bumi ini mungkin meringankan beban mereka. Juga beban mentalku yang semakin berat hingga sulit kutanggung sendiri.

Pisau itu terlihat menari-nari ketika aku mengiris bawang untuk kumasak sebagai bumbu tambahan nasi goreng.

Apakah rasa sakitnya tersayat lebih baik daripada luka hatiku ini dikhianati kedua orangtuaku sendiri? Apa aku harus merasakannya sendiri , diary? Hhh...

Please Tuhan!!! Beri aku kekuatan-Mu! Beri aku jawaban untukku melangkah kedepan. Aku ingin hidup. Aku tidak ingin cepat mati. Tapi keadaan ini membuatku tidak berani bermimpi. Hhhh...

Hhhhh... Aku hanya bisa menghela nafas saja. Aku seperti tenggelam dilautan dalam yang dingin dan gelap. Terus mengendap kebawah perlahan. Hampa dan kosongnya jiwa ini.

Bahkan hewan bernajispun enggan bersentuhan denganku apalagi manusia separuh dewa yang datang menolongku menarikku keluar dari kedukaan ini.

Hhh...

Aku bingung, mau menulis apalagi, dear! Rosita menjapriku beberapa kali, menanyakan keadaanku dan kapan aku masuk sekolah.

Aku hanya membacanya tapi tak ingin membalasnya. Hingga teman sebangkuku itu capek sendiri dengan japriannya dan berlalu melenggang pergi.

Hhhh... Padahal aku ingin sekali ada seseorang yang datang padaku, memberiku perhatian lebih dan aku terbuka bercerita tentang kegundahanku ini.

Hhh... Tapi aku tak bisa diary! Tak bisa bercerita pada siapapun. Karena aku sudah menyatu dengan kesendirian dan kesunyianku ini. Hingga bibir ini hanya terdiam tak mengeluarkan suara kerasnya.

Andai aku bisa seperti orang lain, yang memiliki saudara maupun sahabat terdekat yang bisa berbagi segalanya. Bercerita dan menangis hingga hilanglah sesak di nafasku. Membuatku bisa tersenyum kuat menapaki hari kedepan lagi.

Tapi tidak ada. Tidak pernah ada semuanya itu. Dan aku hanya sendirian. Ditertawakan para dedemit sialan yang berpesta melihat penderitaanku.

Hhhh...

Bisa gila lama-lama aku dengan keadaan ini, dear! Semoga besok matahari masih bersinar seperti biasa. Dan aku bisa kembali kesekolah. Mendengar celotehan Rosita sahabat sebangkuku itu. Tertawa dengan segala kelucuannya.

Diary, hapeku berdering. Mamaku menelponku. Beliau belum juga pulang padahal ini sudah jam 9 malam.

📱"Mama?"

📲"Mama malam ini tidak pulang, ya! Kunci saja semua pintu dan jendela. Kamu udah makan khan? Masih ada nugget dikulkas. Beras di rice box juga masih ada. Jadi masak sendiri aja ya, Mar?"

📱"Mama tidur dimana?"

📲"Jangan kuatirin mama!"

📱"Bukan harusnya mama yang kuatirin Mar? Mama kenapa sih?.. Seperti benci Mar? Apa salah Mar, mah? Kenapa ga matiin Mar dari kecil saja, mah?...."

Tut tut tut.

Hhhh... Dear diary!

Ini pertama kalinya aku kesal pada mama dan melampiaskannya. Karena semua sudah siap meledakkan kepalaku. Seperti keluar dari ubun-ubunku. Terlontar begitu saja. Membuat aku sendiri kaget akan perkataan yang keluar dari bibirku.

Tapi kamu lihat sendiri khan dear? Respon mamaku yang datar, bahkan nyaris tanpa reaksi dan langsung menutup teleponnya. Hhh...

Diaryyyyy...!! Apalagi yang harus kulakukan? Mamaku sendiri seperti membenciku. Apalagi orang lain, mungkin?

Coba kamu bayangkan rasanya jadi aku, dear!

Aku belum mati tapi sudah bisa merasakan panasnya neraka karena keadaan ini. Papa mama seperti tidak menginginkanku apalagi menyayangiku. Mereka cuek bebek tak peduli dengan diriku. Asyik dan sibuk dengan urusan dan kesibukan mereka sendiri-sendiri.

Gila! Ada ya dear, orangtua yang seperti itu?

Andai aku mendapatkan kesempatan menjadi orangtua nanti, tak akan kusia-siakan apalagi kuacuhkan anakku darah dagingku seperti yang mereka lakukan padaku.

Tapiiii... Apakah mungkin aku nanti bisa menjadi orangtua? Punya pacar, dilamar lalu menikah. Mengandung kemudian melahirkan.

Apa aku akan menjalani semua itu, sedang saat ini saja aku tidak punya satu pun teman pria. Bahkan teman wanita pun hanya Rosita seorang saja.

Hhhh...

Dear diary!

Kepalaku pusing. Padahal tadi sudah minum bodrex tapi masih tetap pusing.

Hhh... Aku mau minum satu lagi. Tak apa khan meski perut ini kosong belum diisi?

Aku malas masak. Malas makan intinya sih! Meski tadi sempat beli buah lontar beberapa didepan toko buku Gramedia.

Mungkin tak apa, ya?!

Oke, dear! Sampai jumpa lagi esok hari. Jika aku masih bisa bangun dengan hati dan fikiran bersih dipagi nanti. Aku ingin sekolah.

Harus masuk sekolah. Absensiku tidak boleh bertambah lagi alpa-nya. Aku ingin lulus sekolah tanpa ada masalah.

Doain aku ya dear! Aku masih berusaha semangat, meski hidupku begitu berat. Aku mohon dukunganmu, diary-ku sayang!

Bye... Have anice dream, diary! Nice to meet you! From your soulmate, Martini Salsabila Utari.

-Bersambung-

Terpopuler

Comments

sasip

sasip

sedih ajah..

2022-05-29

4

Reo Hiatus

Reo Hiatus

Paling sedih anak broken home tidak diinginkan siapa pun

2021-12-16

2

Senja Merona🍂

Senja Merona🍂

bacaannya ringan, tapi suka banget 😍

2021-12-02

2

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 LEMBARAN KESATU
3 LEMBAR KEDUA
4 POV FAHMI RAMADHAN
5 LEMBARAN KETIGA
6 LEMBARAN KEEMPAT
7 LEMBARAN KELIMA
8 POV FAHMI RAMADHAN LAGI
9 LEMBARAN KEENAM
10 LEMBARAN KETUJUH
11 MASIH LEMBARAN KETUJUH
12 LEMBARAN KEDELAPAN
13 LEMBARAN KESEMBILAN
14 KEJADIAN YANG TAK DIINGINKAN
15 LEMBARAN KESEPULUH
16 PERNYATAAN CINTA YANG MENGHANCURKAN PERSAHABATAN
17 MENGEJAR ROSITA
18 MASIH INGIN BERLARI
19 NASEHAT YANG ELOK
20 LEMBARAN KESEBELAS
21 LEMBARAN KEDUA BELAS
22 PERPISAHAN SEKOLAH
23 PERJALANAN INI
24 LEMBARAN KETIGA BELAS
25 LEMBARAN PERTAMA DIARY BARU
26 LEMBARAN KEDUA : HARI BARU
27 LEMBARAN KETIGA : Hari Pertama Disekolah
28 LEMBARAN KEEMPAT : Episode Babak Baru
29 KESADARAN YANG HILANG
30 LEMBARAN KELIMA (.......)
31 LEMBARAN TERAKHIR
32 Martini Tanpa Diary
33 Martini Tanpa Diary 2
34 Martini Tanpa Diary 3
35 Martini Tanpa Diary 4
36 Martini Tanpa Diary 5
37 Martini Tanpa Diary 6
38 Martini Tanpa Diary 7
39 Martini Tanpa Diary 8
40 Martini Tanpa Diary 9
41 Martini Tanpa Diary 10
42 Martini Tanpa Diary 11
43 Martini Tanpa Diary 12
44 Martini Tanpa Diary (Edisi Akhir)
45 POV Gres Sandy (Penyesalan Selalu Datang Belakangan)
46 Gres Sandy Menggila
47 Keputusan Martini Yang Bulat
48 Dunia Kelam Gres Sandy
49 Peristiwa Demi Peristiwa Jadi Pelajaran
50 Rencana Tuhan Lebih Indah Dari Rencana Gres Sandy
51 Lembaran Diary Martini Buku Ketiga - 1
52 Martini Dan Kegundahannya
53 Lembaran Diary Martini Buku Ketiga - 2 -
54 Ahmad Berniat Memulai Hidup Baru
55 Ahmad Yang Berubah Kearah Lebih Baik
56 Akhirnya,...
57 Maha Suci Allah Yang Maha Membolak-balikkan Hati Manusia
58 Masa 'Pacaran' Yang Menyenangkan
59 Ahmad Dan Martini
60 Lembaran Diary Martini Buku Ketiga - 3 -
61 Peristiwa Menegangkan
62 Takdir Maulana Yusuf Ibrahim
63 Hari Ketiga Tahlil Martini Salsabila Utari
64 Episode Tambahan (Kisah Maulana Yusuf Ibrahim)
65 Pengumuman
Episodes

Updated 65 Episodes

1
PROLOG
2
LEMBARAN KESATU
3
LEMBAR KEDUA
4
POV FAHMI RAMADHAN
5
LEMBARAN KETIGA
6
LEMBARAN KEEMPAT
7
LEMBARAN KELIMA
8
POV FAHMI RAMADHAN LAGI
9
LEMBARAN KEENAM
10
LEMBARAN KETUJUH
11
MASIH LEMBARAN KETUJUH
12
LEMBARAN KEDELAPAN
13
LEMBARAN KESEMBILAN
14
KEJADIAN YANG TAK DIINGINKAN
15
LEMBARAN KESEPULUH
16
PERNYATAAN CINTA YANG MENGHANCURKAN PERSAHABATAN
17
MENGEJAR ROSITA
18
MASIH INGIN BERLARI
19
NASEHAT YANG ELOK
20
LEMBARAN KESEBELAS
21
LEMBARAN KEDUA BELAS
22
PERPISAHAN SEKOLAH
23
PERJALANAN INI
24
LEMBARAN KETIGA BELAS
25
LEMBARAN PERTAMA DIARY BARU
26
LEMBARAN KEDUA : HARI BARU
27
LEMBARAN KETIGA : Hari Pertama Disekolah
28
LEMBARAN KEEMPAT : Episode Babak Baru
29
KESADARAN YANG HILANG
30
LEMBARAN KELIMA (.......)
31
LEMBARAN TERAKHIR
32
Martini Tanpa Diary
33
Martini Tanpa Diary 2
34
Martini Tanpa Diary 3
35
Martini Tanpa Diary 4
36
Martini Tanpa Diary 5
37
Martini Tanpa Diary 6
38
Martini Tanpa Diary 7
39
Martini Tanpa Diary 8
40
Martini Tanpa Diary 9
41
Martini Tanpa Diary 10
42
Martini Tanpa Diary 11
43
Martini Tanpa Diary 12
44
Martini Tanpa Diary (Edisi Akhir)
45
POV Gres Sandy (Penyesalan Selalu Datang Belakangan)
46
Gres Sandy Menggila
47
Keputusan Martini Yang Bulat
48
Dunia Kelam Gres Sandy
49
Peristiwa Demi Peristiwa Jadi Pelajaran
50
Rencana Tuhan Lebih Indah Dari Rencana Gres Sandy
51
Lembaran Diary Martini Buku Ketiga - 1
52
Martini Dan Kegundahannya
53
Lembaran Diary Martini Buku Ketiga - 2 -
54
Ahmad Berniat Memulai Hidup Baru
55
Ahmad Yang Berubah Kearah Lebih Baik
56
Akhirnya,...
57
Maha Suci Allah Yang Maha Membolak-balikkan Hati Manusia
58
Masa 'Pacaran' Yang Menyenangkan
59
Ahmad Dan Martini
60
Lembaran Diary Martini Buku Ketiga - 3 -
61
Peristiwa Menegangkan
62
Takdir Maulana Yusuf Ibrahim
63
Hari Ketiga Tahlil Martini Salsabila Utari
64
Episode Tambahan (Kisah Maulana Yusuf Ibrahim)
65
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!