Happy Reading :)
^^^
Sesudah berbelanja, kedua kakak beradik itu pun langsung kembali pulang ke apartemen Amora.
Selama di perjalanan Amora selalu ketawa mendengarkan guyolan dari kakaknya itu. Tapi saat Harry melewati lampu merah yang menjadi tempat kejadian tabrak lari yang dilakukan Amora. Membuat gadis cantik itu seketika murung dan ketakutan.
Ada rasa bersalah yang di hatinya saat mengingat dirinya yang tidak tanggung jawab. Amora terus memikirkan bagaimana kondisi orang tersebut? Akankah baik-baik saja, atau sudah?, Ahh Amora tidak bisa membayangkan kalau itu benar terjadi. Bisa-bisa dia akan mendapatkan hukuman yang sangat berat kalau orang itu sudah tiada karena ulahnya.
Harry yang melihat ekspresi Amora yang berubah menjadi murung dan terlihat ketakutan di wajah adiknya itu, membuat pria tampan itu bertanya-tanya.
" Lo kenapa dek? " Harry mencoba bertanya tapi adiknya itu tidak menanggapinya sama sekali.
Amora tidak menyadari bahwa kakaknya itu memanggilnya karena saking fokusnya memikirkan akibat-akibat yang akan dia terima jika semua orang tau dia lah yang menjadi pelaku tabrak lari itu.
" Amora!!! " Teriak Harry sambil menepikan mobilnya di tepi jalan.
" Hahh? Apa kak? " Amora tersadar karena teriakan kakaknya itu yang berhasil membuat lamunannya buyar.
" Lo kenapa? Sakit? " Ujar Harry dengan menyentuh kening adiknya.
" Gak panas. " Gumam Harry yang masih bisa di dengar Amora.
" Ya lah gua gak panas, gua aja gak sakit. " Ujar Amora dengan menepis tangan kakaknya yang masih menempel di keningnya.
" Terus? " Tanya Harry dengan mengangkat satu alisnya.
" Gak papa, ayo cepetan pulang. Gua dah ngantuk mau bobo. " Ujar Amora yang melihat waktu di alorjinya.
" Ya bawel, kalau ada apa-apa cerita jangan di pendem sendiri. " Ujar Harry yang membuat Amora langsung meliriknya.
" Maaf kak tapi kali ini gua gak bisa berbagi. " Batin Amora yang langsung menatap keluar dari kaca mobil di sampingnya.
Harry kembali melajukan mobilnya menuju apartemen adiknya. Sesekali Harry menengok ke samping, melihat adiknya yang tengah menatap pemandangan luar dari kaca mobil.
" Kalau lo gak mau cerita, biar gua yang cari tau sendiri. " Batin Harry dengan melirik sekilas Amora.
...----------------...
Violita Hospital
Di dalam ruangan ICU, Mutiara tak bosen-bosennya menatap wajah putranya yang masih setia menutup matanya.
" Kapan kau bangun sayang, mamih merindukan mu. " Lirih Mutiara dengan air mata yang menetes di kedua pelupuk matanya.
Clekk ....
Mutiara menatap ke arah pintu yang di buka oleh dokter yang selama ini merawat putranya dan juga suaminya yang ada di belakang dokter tersebut.
" Maaf nyonya, saya akan memeriksa kondisi tuan Sam lebih lanjut. " Ujar sang dokter dengan sopan.
" Baik, Dok. Silahkan. " Ujar Mutiara dengan menggeser tubuhnya agar dokter tersebut bisa lebih leluasa memeriksa putranya.
Derel hanya melihat sambil berdiri di sebelah istrinya. Derel melirik sang istri yang sudah sangat memprihatinkan dengan baju yang lesuh karena belum sempat di ganti, kantung mata yang sangat tercetak jelas dan wajah yang kusam karena tidak di poles makeup sedikit pun.
" Bagaimana kondisi putra saya, dok? " Ujar Mutiara yang langsung bertanya saat melihat dokter tersebut sudah selesai memeriksa putranya.
" Masih seperti biasa nyonya, tuan. Tidak ada perkembangan sedikit pun. " Terang sang dokter yang langsung membuat Mutiara tambah sedih.
Mutiara sangat frustasi melihat putranya yang tidak ada perkembangan sedikit pun. Seakan putranya itu sudah enggan untuk kembali ke dunia ini dan apakah putranya itu tidak merindukan dirinya?
Yang Mutiara inginkan sekarang hanyalah satu, mendengar putranya sadar dari komanya. Hanya itu yang diinginkan dirinya sekarang.
" Baik dok terimakasih. " Ujar Derel yang mewakili istrinya karena Mutiara yang sudah terduduk lemas di bangku sebelah brankar putranya.
" Itu sudah kewajiban saya tuan sebagai seorang dokter, kalau begitu saya permisi. " Derel mengangguk mengiyakan.
" Mih, pulang yuk? Kau belum ganti baju sejak kemarin. " Ujar Derel yang berusaha membujuk istrinya.
" Gak pih, mamih mau disini aja nemenin Samuel. " Ujar Mutiara dengan suara yang parau.
" Hufftt, mamih gak boleh kaya gini. Bukan cuma mamih aja yang sedih lihat Sam kaya gini, papih juga sedih mih. Tapi papih mikir kalau kita terus-terusan kaya gini bisa-bisa kita yang sakit. Kalau kita sakit siapa yang jaga Sam? Harusnya mamih mikir sampai situ. " Ujar Derel dengan panjang kali lebar menasehati istrinya.
Mutiara hanya diam mendengar perkataan suaminya itu. Emang benar apa yang dikatakan Derel. Kalau kita masih seperti ini yang males makan dan kurang istirahat bisa-bisa mereka yang sakit dan malah merepotkan orang lain nantinya.
~Bersambung~
Maaf dua hari gak up soalnya lagi gak mood😌 Likenya jangan lupa ya😊See you😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
MommyAtha
lanjut othor... salam dari pilihan hati kiara
2021-12-04
1
my_e
semangat thor
2021-12-04
1