"Kejutan..." Maudy membuka pintu ruangan Brian tanpa mengetok pintu terlebih dahulu.
Maudy langsung menghambur memeluk Brian yang sedang duduk di bangku kebesarannya sambil duduk dipangkuan Brian dengan mengecup seluruh wajahnya menyalurkan rasa rindu yang lama tertahan.
"Honey, kapan kau pulang dari London? Mengapa kau tak mengabari ku? Jika saja kau mengabari ku, aku pasti akan meluangkan sedikit waktuku untuk menjemputmu." Brian tersenyum menatap kekasihnya yang duduk manja di pangkuannya.
"Aku sengaja tak mengabari mu karena ingin memberimu kejutan," ucap Maudy tersenyum, lalu menyandarkan kepalanya di dada bidang milik Brian.
"Honey, aku sangat merindukanmu. Kita jalan yuk!" ajak Maudy penuh harap.
"Tentu saja, apapun untuk kebahagiaanmu aku akan laksanakan Honey." Brian mencubit hidung Maudy yang selalu tersenyum sejak kedatangannya.
"Apaan sih Honey, pasti hidungku merah deh sekarang." Maudy pura-pura cemberut.
"Nggak apa-apa aku suka," ucap Brian tersenyum.
"Tapi sakit...!" Maudy memegang hidungnya.
"Ya udah ayo! Katanya mau jalan-jalan." Brian mengajak Maudy.
"Ya udah ayo!" Maudy berdiri, lalu menarik lengan Brian.
"Sebentar aku mau membereskan berkas-berkas dulu," ucap Brian.
"Enggak usah. Kan ada Ryan, biar dia saja yang beresin semua ini nanti," ucap Maudy.
"Kamu ini, dia teman kamu loh. Masak kamu perlakukan dia seperti pelayan saja," ucap Brian.
"Loh, bukankah memang tugas Ryan seperti itu sebagai sekretaris mu, letak kesalahanku dimana?" ucap Maudy cemberut
"Terserah kamu deh." Brian menjawab Maudy sambil membereskan berkas yang berantakan.
Brian memang seseorang yang baik hati. Namun, karena menganggap Gracia sebagai penghalang kebahagiaannya dengan Maudy, sikap baiknya menjadi dingin dan sedikit kasar pada Gracia.
...❤❤❤❤❤...
Gracia duduk melamun di ruang kerjanya, memikirkan masa depan hubungan pernikahan yang akan ia hadapi dengan Brian, Gracia hanya berpikir akan seperti apa nantinya jika di antara keduanya tidak saling mencintai, bahkan orang yang menikahinya membentengi hatinya agar tidak jatuh cinta pada Gracia bahkan melarang Gracia untuk mencintainya. Mampukah Gracia bertahan dengan pernikahan yang seperti itu.
Tok tok tok...
"Masuk!" perintah Gracia.
Rany membuka pintu ruangan Gracia lalu melangkah mendekati Gracia yang sedang duduk menatap kedatangan Rany.
"Silahkan duduk!" ucap Gracia.
"Terima kasih Mbak." Rany tersenyum lalu duduk di sebrang Gracia.
"Mbak Cia, apakah Mbak Cia sudah selesai mendesain Gaun milik nyonya Abraham? Soalnya tadi beliau nelpon, gaunnya akan segera dipakai di acara makan malam bersama keluarganya minggu depan. Aku hannya takut mengecewakannya Mbak jika kita tak menyanggupinya, soalnya dia adalah pelanggan tetap kita. Maafkan aku yang telah lancang menyanggupi permintaannya." Rani menunudukkan kepalanya.
"Nggak apa-apa Ran, nanti malam aku akan segera menyelesaikan desainnya. Besok pagi pasti sudah siap untuk di rancang," ucap Gracia.
"Oh iya Mbak, nanti siang Mbak Cia ada Meting dengan pak Handoko, beliau ingin membicarakan kerja sama dengan kita," ucap Rany.
"Terima kasih Ran..., nanti siang kau temani aku ke sana, sekalian kita makan siang," ucap Rani.
"Baik Mbak, hanya itu yang mau saya sampaikan pada Mbak Cia, kalau begitu saya permisi ke ruanganku dulu." Rany berdiri lalu membungkukkan badannya dan tersenyum pada Gracia.
"Silahkan." Gracia menjawab Rany dengan senyum manisnya.
Setelah pintunya ditutup kembali oleh Rany, Gracia kembali menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang terbengkalai karena sebelum menikah, Gracia dipingit oleh keluarganya selama beberapa hari sampai pada acara pernikahannya dengan Brian digelar.
...💋💋💋💋💋...
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Darmawangsya Darmawangsya
yang penting tdk main tangan thor.
2025-01-07
0
Borahe 🍉🧡
knp sih nama asistennya hampir sm dgn Brian
2024-09-11
0
Aska
kasian banget km cia dipingit dan menikahi pria pencundang seperti Brian
2023-06-16
1