episode 2

Selamat membaca😊😊

Aisyah menyusuri koridor rumah sakit dengan langkah lebar. Tadi,saat masi di kafe,pihak rumah sakit memberi kabar bahwa sang bunda kritis. Sampai di depan ruangan bunda nya dirawat,Aisyah tidak langsung masuk. Dia mencoba menenangkan hatinya.

"Assalamu'alaikum bun.."ucap Aisyah seraya masuk ke ruangan. Sang bunda hanya menatap lemah putri satu- satunya.

"Maafin Aisy ya bun,datang terlambat"kata Aisyah. "Bunda harus kuat ya,biar bisa terus temani Aisy,"imbuhnya sambil mengusap lembut punggung tangan sang bunda.

Aisyah menceritakan semua yang dilakukannya seharian,kecuali insiden di kafe. Dia tak mau membebani pikiran ibundanya.

Tiba-tiba terdengar suara alarm bahwa nafas dan detak jantung sang ibu sangat lemah. Aisyah bergegas memanggil dokter. Tak lama dokter dan timnya datang,Aisyah diminta menunggu di luar ruangan.

Cemas dengan keadaan ibu,takut kehilangan kini menghantuinya. Hanya do'a yang bisa dilakukannya.

Di dalam ruang rawat,tim dokter berusaha mengembalikan kesadaran pasien. Namun Tuhan berkehendak lain. Sang ibu meninggalkan Aisyah seorang diri. Salah satu dokter keluar menemui Aisyah.

"Bagaimana dok,keadaan ibu saya?"tanya Aisyah dengan terisak.

"Maaf nona,kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun Allah lebih sayang pada beliau",jelas dokter.

"Innalillahi wainna ilaihi roji'un.." ucap Aisyah dengan isakan yang semakin kencang.

"Kami turut berduka cita,soga almarhumah husnul khotimah,nona diberi kesabaran dan keikhlasan"imbuh sang dokter.

"Ammiiinnn makasih dok".

Tim dokter pun meninggalkan Aisyah sendiri. Sebelum pergi,semua memberi semangat agar tetap menikmati hidup.

* * *

Bunda dimakamkan di samping makam sang ayah. Kini Aisyah sebatang kara,karena bunda dan ayah tidak mempunyai anak lainnya. Aisyah juga tidak tau saudara dari pihak ayah / ibu. mereka belum pernah bertemu meski hanya sekali.

Beberapa menit di makam orang tua angkatnya,Aisyah pun beranjak meninggalkan area pemakaman.

Ya,Aisyah seorang anak yang dirawat sepasang suami istri dari kecil hingga dewasa seperti anak kandung sendiri.

Tiba di rumah..

"Nak Aisy, yang sabar ya..percayalah bahwa ini yang terbaik untuk ibumu.Allah sayang pada beliau. Selalu doakan ibumu semoga diberi tempat terindah di sisi Allah,diampuni segala khilaf dan dosa serta diterima semua amal kebaikannya" ucap bu Niken sambil memeluk Aisyah.

"Ammiiinn,, makasih bu..."

***

Diruangan Dion

"Lex,apa kamu gak berlebihan?? hanya karena Aisyah menabrak kamu,lalu memerintahkan ku untuk memecatnya!! ucap Dion geram. Dia tak habis pikir dengan sahabatnya

"Itu wajar,dia telah membuang waktu ku hingga telat datang di meeting penting" jelas Alex dengan tiada rasa bersalah dihatinya.

Dion menyugar rambutnya kasar.

"Kamu tidak tau,Aisyah itu karyawan terbaik aku!"

"Kamu kan bisa cari lagi"potong Alex

"Dia itu anak yatim dengan tinggalan hutang yang sangat banyak pada rentenir,dan ibunya juga sakit- sakitan.Aku hanya berfikir darimana Aisyah akan melunasi hutangnya kalau tidak bekerja?" ucap Dion panjang lebar sembari menahan amarahnya.

Alex terdiam mendengar penuturan Dion.

"Apa aku sudah keterlaluan?" tanya Alex dalam hati.

...Bip bip bip (anggap saja itu suara hp Dion)....

^^^(Dion,ibu Aisyah meninggal dunia tadi sore)^^^

bunyi pesan dari teman Dion yang kebetulan satu desa dengan Aisy.

"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.." ucap Dion lirih.

Dion kali ini benar-benar marah.mukanya sampai memerah.

"Puas kamu Lex!! Kamu tau,Aisyah baru saja kehilangan ibunya,siang tadi kehilangan pekerjaannya" imbuh Dion dengan masih emosi yang meluap luap.

"Arrgh..maafin abang dek!"

Dion pergi meninggalkan Alex sendiri lalu pergi untuk takziah ke rumah Aisyah.

Hati Alex mulai tersentuh. "apa aku sudah terlalu kejam.." batinnya

Alex kemudian menyusul Dion menyambangi rumah Aisyah.

"Rio,ikuti mobil Dion,"titah Alex.

"Baik bos," sang asisten pun menjalankan titah atasannya.

Di dalam mobil mewahnya,Alex hanya diam saja. Rio iseng- iseng menyalakan radio

*"musuh terbesar kita sebenarnya adalah diri kita sndiri.Saat amarah dan nafsu yang lebih dominan,maka kita sudah kalah pada diri kita . Maka kita harus bisa menahan nafsu dan amarah kita" ucap penyiar itu sebelum memutar lagu.

Alex terhenyak mendengar rangkaian kata sang penyiar radio. Sang bos mulai meresapi kalimat tersebut. Dan itu tak luput dari pandangan sang asisten yang melihat Alex dengan ekspresi yang tidak dapat diartikan.

🌷🌷🌷

mohon kritik&sarannya ya..

dimohon bijak dalam berkomentar..

Terpopuler

Comments

Haikal Ispandi

Haikal Ispandi

smngat buat author

2022-11-09

0

Nur Lutvi

Nur Lutvi

ini novelnya bagus saya suka sekali

2022-09-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!