Bab 4. Kesal

Setelah terjadi perdebatan panjang, akhirnya Laska mengalah dan menuruti keinginan gadis bar-bar itu.

Sudah membuatnya marah tadi pagi, kini gadis itu meminta di antar sekolah dengan embel-embel sang anak dalam perut yang memintanya, padahal tak ada manusia lain di dalam sana.

“Anak kamu, saya yang repot!” gerutu Laska sembari membuka pintu mobil untuk Amira.

“Anak Om juga! Jangan lari dari tanggung jawab!” ucap Amira dengan nada penuh penekanan.

“Saya tidak pernah menyentuh kamu! Bahkan saya tidak kenal kamu!” bantah Laska tak kalah tegas, seketika nyali Amira yang sempat membara menjadi menciut.

“Uda sih, aku telat ni!” Sengaja Amira mengalihkan pembicaraan dan langsung masuk ke dalam mobil.

Membuang napas kasar, Laska pun mengikuti Amira masuk mobil bagian kemudi. Tak ada pembicaraan di dalam perjalanan mereka, hanya hening menyapa. Laksa enggan untuk memulai duluan, dia lebih memilih berdiam diri sembari terus fokus menyetir.

“Nanti turunin aku di dekat halte aja, Om. Jangan depan gerbang,” pinta Amira setelah lama bergelut dengan pikirannya.

“Hmm.”

“Jawab kek. Ham hem terus, memangnya situ Nisa Sabyan,”

“Terserah!”

Keadaan kembali hening, Amira memilih menatap luar jendela dari pada melihat Laska tengah menyetir. Ia tersenyum tak kala mendapati Cinta tengah duduk menunggu bus di halte depan, karena memang dekat dengan jalan menuju perumahannya.

“Om, berhenti di halte itu!” instruksi Amira, dengan cepat Laska mengerem secara mendadak ketika sudah hampir sampai di dekat halte.

“Aduh! Bisa nyetir enggak sih Om?!”

“Bisa. Kamu aja ngagetin,”

“Is, terserah Om aja lah.”

Amira membuka seatbelt lalu keluar untuk menemui Cinta. Rencananya ia mau mengajak gadis berhijab itu untuk bareng bersama Laska, tetapi siapa tahu, Laska malah melajukan mobilnya meninggalkan Amira dengan sejuta kesal gadis itu.

“Dasar Om gila! Om Laska!” Amira terus berteriak memanggil nama Laska, tapi nihil, mobil Pajero putih itu sudah sangat jauh.

“Eh, Amira, kamu ngapain di sini?” Cinta kaget, mendekati Amira yang masih memasang tampang kesal.

“Kamu lihat mobil Pajero putih yang melintas di depanmu tadi, ‘Kan? Itu mobil si Alaska Lencana gila itu, berani-beraninya ninggalin aku. CK, dasar!” Amira terus mengomel membuat Cinta tertawa cekikikan atas tingkah temannya.

“Ya sudah sih, kita naik bus aja,” ajak Cinta.

“Ya sudah deh.”

**

Melangkahkan kaki dengan terburu-buru, Laska menyugar rambutnya pelan. Bisa-bisanya mobil baru itu mogok, jadi terpaksa dia bereskan dulu baru ke kantor. Dan akhirnya dia telat, mana meeting sudah berjalan lagi.

“Ke mana aja Bro? Meeting sudah selesai,” ucap seseorang yang baru saja menepuk bahu Laska.

“Haish, bagaimana? Lancar atau tidak? Aku paling wanti-wanti kalau kamu yang gantiin,”

“Santai. Jelas lancar, ‘kan sudah diajarkan sama pakarnya.” Pria bernama Hari itu tersenyum bangga di hadapan Laska, membuat pria yang tengah berusaha menetralkan deru napasnya jengah.

“Syukurlah,”

“Lagian Lo ke mana aja sih?”

Hari memang sudah dianggap saudara oleh Laska, jadi tak heran bila tak ada embel-embel pak dalam pemanggilannya. Namun, ia tetap profesional bila lagi bersama para klien.

“Mobil mogok, terpaksa aku bereskan dulu,” jawab Laska dengan jujur.

“Masa? Biasanya juga setengah enam sudah sampai di sini.” Hari tertawa saat Laska menatap tajam dirinya. “Canda canda!”

“Sekarang posisinya sudah berbeda. Ada bocah yang harus aku masakan di rumah,” ungkap Laska sambil melangkah memasuki ruangannya.

“Memangnya tuh istri bocil Lo gak bisa masak?”

“Nggak!”

“Hahaha, porsi lengkap ya Bro! Enggak bisa diajak kelon, gak bisa masak juga!”

“Berisik!”

**

Kantin tampak lengang saat Amira masuk, karena memang masih jam pelajaran. Hanya ada beberapa siswa saja, yang memang bolos sama seperti dirinya. Bukan sengaja, hanya saja ia lapar. Padahal tadi pagi sudah makan nasi goreng buatan Laska, tapi ia merasa lapar lagi. Mungkin ini efek datang bulan, ah, iya. Masih pikiran Amira sih.

“Bakso satu ya Buk,” ucap Amira pada ibu-ibu penjaga warung.

“Iya Neng. Bolos ya?” tanya ibu itu sembari menyiapkan mangkuk.

“Iya Buk. Habisnya lapar,” jawab Amira seadanya. Lalu melangkah meninggalkan tempat kasir dan memilih duduk di bangku kantin.

Yang berpikir dia adalah gadis sangat baik, nyatanya tidak. Amira sudah beberapa kali mendapat surat panggilan orang tua, karena selalu bolos. Hanya untuk mendapatkan diskon di mal, ya gadis itu suka berbelanja.

Maka dari itu, sang ayah berniat menjodohkan dia dengan anak temannya yang berprofesi sebagai ustaz. Namun, Amira menolak keras, dia malas harus mendengar ceramah setiap harinya yang pastinya tidak akan memakan waktu sebentar.

Menikah dengan Laska juga bukan hal yang enak. Walaupun tidak mendapat ceramah, tapi dia justru muak karena tak ada bahan pembahasan. Semuanya serba dingin dan datar.

Kalau dipikir-pikir, Amira memang butuh kontak pria itu. Secara kan dia butuh sopir untuk antar jemput. Lagian, juga bisa menjadi bahan untuk mengerjai pria itu juga. Ah, antahlah, pemikiran Amira memang terus-menerus tentang bagaimana mencairkan Kutub Utara yang tinggal dengannya.

“Ini Neng baksonya, jangan melamun mulu,” ucap Bu Sarti sambil meletakkan semangkuk bakso.

“Terima kasih Buk.” Amira langsung melahap, tak lupa mengambil minuman dingin dari kulkas.

**

Perpustakaan tampak begitu tak rame, saat langkah kaki pelan menelusuri dalamnya. Jam pelajaran ketiga, kosong. Jadi Cinta berniat untuk ke perpus saja, membaca buku lebih enak dibanding kumpul bareng yang lain dan bergosip yang akan menimbulkan dosa.

Ia belum menemukan buku bacaan yang pas untuk sekadar mengisi waktu kosongnya. Hingga memilih terus menelusuri lorong yang panjang dan berisi banyaknya rak buku.

Lama ia berjalan, hingga akhirnya terhenti di lorong kedua. Pandangan matanya berbinar tak kala mendapatkan sebuah buku di rak paling atas. Buku yang selalu ia idam-idamkan untuk di baca, namun selalu gagal karena ia tak bisa menjangkau untuk mengambil.

Tingginya yang hanya 165 cm tak sampai, dan harus menelan pil pahit karena tidak bisa membaca. Tapi kali ini Cinta tak ingin menyerah. Melompat dan melompat agar mendapatkan, tetapi nihil, tetap tidak sampai.

Usahanya harus terhenti ketika mendapati dua lengan kokoh berada di samping kiri dan kanan tubuhnya, seperti mengkungkung tubuhnya. Tentu saja membuat Cinta refleks dan langsung membalikkan badan, yang pertama dia lihat adalah wajah dingin nan datar tanpa senyuman sama sekali.

“Dasar pendek!” cemooh pria di depannya, masih menatap Cinta dengan pandangan tajam. “ Mau buku yang mana?” tanyanya saat Cinta tak berkutik. Gadis itu masih tak percaya, tapi langsung tersadar dan membalikkan badannya lagi menjadi menatap rak. Lalu menunjuk buku yang dia inginkan.

“Terima kasih,” ucap Cinta ketika buku sudah berada di genggaman. Berniat ingin pergi, tetapi pria itu malah semakin mendekat.

“Uda, gitu doang?” Tatapan tajam terus terpampang, membuat nyali Cinta semakin menciut.

“Kakak minta apa?”

Pria bernama Alfaliansky Afganda itu hanya terdiam, tanpa berniat menjawab pertanyaan Cinta. Ia masih fokus melihat wajah cantik berhias hijab milik Cinta, gadis yang ia temui di mal beberapa hari lalu.

“Kalau tidak ada, permisi.” Cinta menunduk untuk melewati lengan Alfa. Tentu saja membuat pria itu mendengus kesal.

Gadis aneh.

Bersambung

Jangan lupa like, komen dan vote guys. Karena itu yang membuat semangat saya membara. Terima kasih untuk yang sudah memberikan Like.

Salam cinta dari Alaska.

 

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Aya SiJutek Cuy

Aya SiJutek Cuy

itu kayaknya bakal jadi jodohnya cinta dech

2021-12-22

1

Othor Kalem Fenomenal

Othor Kalem Fenomenal

Ciee cintA ciee

2021-12-03

0

Dek La

Dek La

maacih cantik😂

2021-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Fitnah Berujung Menikah
2 Bab 2. Kenyataan Pahit
3 Bab 3. Menggoda
4 Bab 4. Kesal
5 Bab 5. Lelah
6 Bab 6. Dasar Menyebalkan!
7 Bab 7. Dua Pria Dingin?
8 Bab 8. Gandeng?
9 Bab 9. Mencuri
10 Bab 10. First Kiss
11 Bab 11. Pertanyaan.
12 Bab 12. Sakit
13 Bab 13. Nasi Goreng?
14 Bab 14. Gadis Mesum?
15 Bab 15. Khilaf Lagi
16 Bab 16. Mulai Khawatir
17 Bab 17. Ketemu Mantan
18 Bab 18. Cemburu?
19 Bab 19. Perasaan Cinta
20 Bab 20. Masih Tetap Sama
21 Bab 21. Ayah Masih Kecewa
22 Bab 22. Pria Brengsek?
23 Bab 23. Menantu Kesayangan
24 Bab 24.
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Promosi
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97 Akhirnya Menuju Awal
99 Extra part
100 MM Season 2 : Bab 1
101 MM Season 2: Bab 2
102 MM Season 2: Bab 3
103 MM Season 2: Bab 4
104 MM Season 2: Bab 5
105 MM Season 2: Bab 6
106 MM Season 2: Bab 7
107 MM Season 2: Bab 8
108 MM Season 2: Bab 9
109 MM Season 2: Bab 10
110 MM Season 2: Bab 11
111 MM Season 2: Bab 12
112 MM Season 2: Bab 13
113 MM Season 2: Bab 14
114 MM Season 2: Bab 15
115 MM Season 2: Bab 16
116 MM Season 2: Bab 17
117 MM Season 2: Bab 18
118 MM Season 2: Bab 19
119 MM Season 2: Bab 20
120 MM Season 2: Bab 21
121 MM Season 2: Bab 22
122 MM Season 2: Bab 23
123 MM Season 2: Bab 24
124 MM Season 2: Bab 25
125 MM Season 2: Bab 26
126 MM Season 2: Bab 27
127 MM Season 2: Bab 28
128 MM Season 2: Bab 29
129 MM Season 2: Bab 30
130 MM Season 2: Bab 31
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1. Fitnah Berujung Menikah
2
Bab 2. Kenyataan Pahit
3
Bab 3. Menggoda
4
Bab 4. Kesal
5
Bab 5. Lelah
6
Bab 6. Dasar Menyebalkan!
7
Bab 7. Dua Pria Dingin?
8
Bab 8. Gandeng?
9
Bab 9. Mencuri
10
Bab 10. First Kiss
11
Bab 11. Pertanyaan.
12
Bab 12. Sakit
13
Bab 13. Nasi Goreng?
14
Bab 14. Gadis Mesum?
15
Bab 15. Khilaf Lagi
16
Bab 16. Mulai Khawatir
17
Bab 17. Ketemu Mantan
18
Bab 18. Cemburu?
19
Bab 19. Perasaan Cinta
20
Bab 20. Masih Tetap Sama
21
Bab 21. Ayah Masih Kecewa
22
Bab 22. Pria Brengsek?
23
Bab 23. Menantu Kesayangan
24
Bab 24.
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Promosi
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97 Akhirnya Menuju Awal
99
Extra part
100
MM Season 2 : Bab 1
101
MM Season 2: Bab 2
102
MM Season 2: Bab 3
103
MM Season 2: Bab 4
104
MM Season 2: Bab 5
105
MM Season 2: Bab 6
106
MM Season 2: Bab 7
107
MM Season 2: Bab 8
108
MM Season 2: Bab 9
109
MM Season 2: Bab 10
110
MM Season 2: Bab 11
111
MM Season 2: Bab 12
112
MM Season 2: Bab 13
113
MM Season 2: Bab 14
114
MM Season 2: Bab 15
115
MM Season 2: Bab 16
116
MM Season 2: Bab 17
117
MM Season 2: Bab 18
118
MM Season 2: Bab 19
119
MM Season 2: Bab 20
120
MM Season 2: Bab 21
121
MM Season 2: Bab 22
122
MM Season 2: Bab 23
123
MM Season 2: Bab 24
124
MM Season 2: Bab 25
125
MM Season 2: Bab 26
126
MM Season 2: Bab 27
127
MM Season 2: Bab 28
128
MM Season 2: Bab 29
129
MM Season 2: Bab 30
130
MM Season 2: Bab 31

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!