Bab 3. Menggoda

Antara iya dan tidak, Amira sangat bingung. Ia tatap lagi pakaian transparan yang sering disebut lingeri itu. Sudah ada berbagai jenis, dengan warna yang berbeda-beda.

Pantas saja tadi penjaga toko begitu gencar menanyainya, ternyata kalau digunakan lebih terlihat ekstrem. Hahaha. Amira tertawa terpingkal-pingkal mendapati tubuhnya yang terbalut lingeri. Sangat ... Tidak lucu.

“Bajunya aneh banget. Bakalan masuk angin gak ya, kalau aku pakai?” Dia kembali tertawa, tetapi langsung terhenti ketika mendengar suara pintu kamar di ketuk.

Tanpa mengganti lingeri dengan piama, dia langsung berlari dan membuka pintu dengan cepat. Sontak membuat kedua bola mata di depannya melotot sempurna.

“Eh, Om Laska, selamat malam Om.” Amira sengaja tersenyum menggoda. Sia-sia jika dia tak melanjutkan aksinya, karena Laska juga sudah melihatnya.

“M-malam,” jawab Laska terbata. Niat hati ingin memanggil Amira untuk makan malam, malah mendapat santapan yang lebih memuaskan. Ais, ada apa denganku?

“Ada apa ya Om?” tanya Amira seraya berjalan mendekati Laska. Memegang pipi Laska dengan lancang.

“Tidak ada,” ucap Laska cepat. Dengan gerakan cepat dia membalikkan badan dan bersiap pergi, tapi sayang, tangannya di cengkal lebih dulu oleh Amira.

Gadis itu tersenyum dengan begitu menggoda. “Mau ke mana sih? Sini, senang-senang yuk!”

Amira tertawa dalam hati dengan puas, mendapati wajah tegang Laska. Dapat ia lihat, pria itu meneguk salivanya berulang kali. Tak sia-sia rencana yang sudah ia pikirkan, ternyata si Kulkas Berjalan benaran tergoda.

“Maaf. Rata kaya tripleks begitu, kamu pikir saya tergoda?” Laska langsung pergi meninggalkan Amira yang terbengong dengan mulut ternganga.

Apa kata pria itu? Tripleks? Aih, Amira terus mengumpat dalam hati.

Masih dengan perasaan yang begitu kesal, Amira menutup pintu dengan membanting. Lalu berdiri di depan kaca rias, menatap pantulan tubuhnya sendiri. Sebenarnya dia tidak terlalu rata, menurutnya malah terlihat begitu menggoda malam ini. Apalagi lingeri ini tali satu, merespon bahunya yang seputih salju dengan jelas.

“Dasar Om-Om kelainan! Bagus aku baik, kasih lihat yang bening-bening!”

**

Kamar bernuansa biru langit menjadi saksi atas sakitnya Laska. Pria itu baru saja mandi, terpaksa dia melakukan itu agar gejolak dalam diri tidak lagi meminta lebih. Dan semua ini karena Amira—si gadis bar-bar itu.

Laska pikir, Amira polos bahkan sangat polos. Nyatanya, bisa berbuat lebih. Ah, untung saja Laska tidak sampai menerkam, entah apa jadinya, jika benar ada benih yang tertanam di sana. Laska tak bisa membayangkan itu.

“Dasar gadis bar-bar!”

**

Angin malam begitu sepoi menerpa wajah, terasa dingin saat mengenai kulit. Namun, sang empu belum juga beranjak dari duduknya. Masih betah menikmati udara yang bergerak cukup kencang.

Cinta lebih memilih menggenggam buku novel dari pada membacanya. Gadis itu berinisiatif untuk melihat bintang yang bertabur indah di langit saja, matanya juga cukup lelah membaca buku terus menerus.

Tiba-tiba pikirannya melalang buana, mengingat kejadian sore tadi di sebuah pusat perbelanjaan. Pria dingin dengan wajah datar, yang dengan enaknya memarahi dia. Padahal pria itu juga bersalah. Cinta tak habis pikir, dan dengan seenak jidatnya, mengatai bahwa Cinta buta.

“Astagfirullah.” Cinta mengelus dadanya dengan perlahan, lalu kembali fokus pada langit.

“Kenapa ngelus dada begitu Dek?”

Cinta tersentak kaget, bahkan sampai beranjak dari duduknya. Pria yang tengah memakai jaket kulit berwarna hitam itu hanya bisa cengengesan sambil mengangkat dua jari tangan.

“Abang! Ngagetin aja sih!” ucap Cinta dengan wajah cemberut. Ia memukul pelan lengan sang abang.

“Hahaha, maaf. Abisnya kamu aneh banget, ngomong sendiri. Ngerih,”

“Aish, suka-suka dong.”

“Iya iya. Jaga diri baik-baik di rumah ya, Abang mau keluar bentar,” ujar sang abang sembari memakai helm.

“Ingat! Jangan pulang malam-malam!”

“Iya iya, bawel deh.”

Setelah kepergian abangnya, Cinta memilih masuk ke dalam rumah. Sendirian di luar juga begitu menakutkan. Ia memilih tidur, sebelum itu tak lupa mengambil wudu dan membaca doa.

**

Gedoran pintu yang begitu keras dan berisik mengganggu tidur seorang gadis, yang kini tengah bergelung selimut tebal. Menutup telinga, Amira tertidur kembali. Tetapi gedoran itu terus terdengar hingga mau tak mau Amira bangun. Dengan perasaan yang begitu kesal, ia membuka pintu.

“Apa sih Om? Pagi-pagi sudah gedor-gedor pintu?” tanya Amira, menguap berulang kali.

“Salat!”

“Om aja deh, aku ngantuk banget,” ucap Amira berniat ingin menutup pintu, tetapi ditahan oleh Laska.

“Salat! Sudah banyak dosa juga, mau nambah dosa lagi?”

“Is. Iya iya, uda sana pergi!” usir Amira sambil mendorong Laska, tetapi pria itu tetap kekeh berdiri di depan pintu kamar Amira.

“Enggak. Takutnya kamu malah tidur lagi. Uda sana wudu, saya tunggu,” kata Laska. Dengan lancang pria itu masuk ke dalam kamar Amira, lalu duduk di ranjang milik gadis itu.

Amira melotot, melihat kelakuan Laska. “Ngapain Om di situ? Sana pergi!”

“Kenapa? Kamar-kamar saya, kenapa kamu yang ngatur?”

“Aish, serah deh!”

Terpaksa Amira masuk ke dalam kamar mandi, mengambil wudu sambil meringis karena dinginnya langsung menusuk tulang-tulang. Padahal matanya masih sangat mengantuk, butuh istirahat lebih lama lagi sebelum nanti bangun untuk bersiap-siap pergi ke sekolah.

“Ayo, salat berjamaah.” Ternyata Laska sudah mengambil sajadah dan membentang untuknya dan Amira. Bahkan pria itu sudah mengenakan sarung dan peci.

Amira mengakui pesona Laska kali ini. Wajah pria itu tampak bersinar dengan peci yang menutupi kepalanya. Tampannya ala kadar, dengan kulit putih bersih.

“Hemm.” Amira hanya berdehem sembari memakai mukena yang sudah disiapkan Laska.

Bukan hanya ketampanan pria itu saja yang dapat memikat Amira seketika, tetapi bacaan salatnya dan suaranya yang begitu merdu juga dapat membuat Amira melayang setinggi langit. Menikmati setiap ayat demi ayat yang menyentuh kalbu.

“Assalamu’alaikum, assalamu’alaikum.”

Setelah mengucapkan salam, Amira langsung melepas mukena dan beranjak untuk kembali tidur.

“Kamu mau ngapain?” Laska menatap Amira dengan wajah bingung.

“Tidur. Mau ngapain lagi memangnya?” Amira balik bertanya dengan santainya. Menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

“Enggak baik setelah salat Subuh kembali tidur, nanti rezekinya hilang,”

“Di patok ayam? Halah, biarin aja.”

Astaga, Laska hanya bisa mengusap wajah, frustrasi. Melihat kelakuan istri kecilnya. Hahaha, iya istri, yang malah dia anggap sebagai adik saja.

“Om ngapain masih di situ? Keluar sana!” usir Amira, ternyata gadis itu belum tertidur kembali.

“Kamu pikir saya om kamu!”

“Enggak sih. Cuma, ya ... terima aja. Umur juga sudah tua.”

“Saya masih dua puluh lima tahun, itu tidak tua!”

“Apanya tidak tua? Justru sudah sangat tua. Kalau muda itu, kayak aku, masih imut-imut.”

“Itu menurut kamu saja,”

“Memang benar. Teman cowokku yang bilang. Bilang saja Om iri, karena enggak aku respons sama sekali. Sorry ya, aku enggak suka Om-Om.” Amira tertawa cekikikan.

“Kamu—“

“Sudah sana, keluar. Masak kek apa kek, yang penting enggak di sini.”

Dengan wajah yang sudah memerah menahan amarah, Laska keluar dan menutup pintu kamar Amira dengan membanting. Ia tak habis pikir dengan gadis itu, sangat menyebalkan.

 Bersambung

Jangan lupa like, komen, dan vote guys.

 

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Sholat..

2024-07-06

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Pasti ini Laska kan..

2024-07-06

0

Gina Putri Dental

Gina Putri Dental

Amira
awas Lo bucin sama om om 😃

2022-06-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Fitnah Berujung Menikah
2 Bab 2. Kenyataan Pahit
3 Bab 3. Menggoda
4 Bab 4. Kesal
5 Bab 5. Lelah
6 Bab 6. Dasar Menyebalkan!
7 Bab 7. Dua Pria Dingin?
8 Bab 8. Gandeng?
9 Bab 9. Mencuri
10 Bab 10. First Kiss
11 Bab 11. Pertanyaan.
12 Bab 12. Sakit
13 Bab 13. Nasi Goreng?
14 Bab 14. Gadis Mesum?
15 Bab 15. Khilaf Lagi
16 Bab 16. Mulai Khawatir
17 Bab 17. Ketemu Mantan
18 Bab 18. Cemburu?
19 Bab 19. Perasaan Cinta
20 Bab 20. Masih Tetap Sama
21 Bab 21. Ayah Masih Kecewa
22 Bab 22. Pria Brengsek?
23 Bab 23. Menantu Kesayangan
24 Bab 24.
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Promosi
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab 96
98 Bab 97 Akhirnya Menuju Awal
99 Extra part
100 MM Season 2 : Bab 1
101 MM Season 2: Bab 2
102 MM Season 2: Bab 3
103 MM Season 2: Bab 4
104 MM Season 2: Bab 5
105 MM Season 2: Bab 6
106 MM Season 2: Bab 7
107 MM Season 2: Bab 8
108 MM Season 2: Bab 9
109 MM Season 2: Bab 10
110 MM Season 2: Bab 11
111 MM Season 2: Bab 12
112 MM Season 2: Bab 13
113 MM Season 2: Bab 14
114 MM Season 2: Bab 15
115 MM Season 2: Bab 16
116 MM Season 2: Bab 17
117 MM Season 2: Bab 18
118 MM Season 2: Bab 19
119 MM Season 2: Bab 20
120 MM Season 2: Bab 21
121 MM Season 2: Bab 22
122 MM Season 2: Bab 23
123 MM Season 2: Bab 24
124 MM Season 2: Bab 25
125 MM Season 2: Bab 26
126 MM Season 2: Bab 27
127 MM Season 2: Bab 28
128 MM Season 2: Bab 29
129 MM Season 2: Bab 30
130 MM Season 2: Bab 31
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1. Fitnah Berujung Menikah
2
Bab 2. Kenyataan Pahit
3
Bab 3. Menggoda
4
Bab 4. Kesal
5
Bab 5. Lelah
6
Bab 6. Dasar Menyebalkan!
7
Bab 7. Dua Pria Dingin?
8
Bab 8. Gandeng?
9
Bab 9. Mencuri
10
Bab 10. First Kiss
11
Bab 11. Pertanyaan.
12
Bab 12. Sakit
13
Bab 13. Nasi Goreng?
14
Bab 14. Gadis Mesum?
15
Bab 15. Khilaf Lagi
16
Bab 16. Mulai Khawatir
17
Bab 17. Ketemu Mantan
18
Bab 18. Cemburu?
19
Bab 19. Perasaan Cinta
20
Bab 20. Masih Tetap Sama
21
Bab 21. Ayah Masih Kecewa
22
Bab 22. Pria Brengsek?
23
Bab 23. Menantu Kesayangan
24
Bab 24.
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Promosi
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab 96
98
Bab 97 Akhirnya Menuju Awal
99
Extra part
100
MM Season 2 : Bab 1
101
MM Season 2: Bab 2
102
MM Season 2: Bab 3
103
MM Season 2: Bab 4
104
MM Season 2: Bab 5
105
MM Season 2: Bab 6
106
MM Season 2: Bab 7
107
MM Season 2: Bab 8
108
MM Season 2: Bab 9
109
MM Season 2: Bab 10
110
MM Season 2: Bab 11
111
MM Season 2: Bab 12
112
MM Season 2: Bab 13
113
MM Season 2: Bab 14
114
MM Season 2: Bab 15
115
MM Season 2: Bab 16
116
MM Season 2: Bab 17
117
MM Season 2: Bab 18
118
MM Season 2: Bab 19
119
MM Season 2: Bab 20
120
MM Season 2: Bab 21
121
MM Season 2: Bab 22
122
MM Season 2: Bab 23
123
MM Season 2: Bab 24
124
MM Season 2: Bab 25
125
MM Season 2: Bab 26
126
MM Season 2: Bab 27
127
MM Season 2: Bab 28
128
MM Season 2: Bab 29
129
MM Season 2: Bab 30
130
MM Season 2: Bab 31

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!