Bukan Salahku
Hidup itu pilihan.
Jalani dengan ikhlas, maka akan indah pada waktunya.
*****
Evelyn Clara menatap gedung perusahaan besar di depannya, dengan sorot mata tidak yakin.
Bagaimana bisa Ia akan di terima, jika dirinya bahkan bukan lulusan Universitas ternama.
Ia menghela nafas saat mengingat bantuan dari temannya, yang menjamin jika dirinya akan di terima di perusahaan ini.
Flasback on
Di sebuah kafe dengan nama Moonbuck, duduk sepasang sahabat. Tidak sejenis, tapi akrab dan saling pengertian.
Si lelaki, melihat dengan sorot mata kasihan. Saat mendengar, jika sahabat cantik semasa kuliahnya sedang butuh pekerjaan, karena kerjaan di tempat dulu gajinya terlalu kecil.
Sedangkan sahabatnya, yang bernama Evelyn Clara ini butuh biaya besar, untuk membayar rumah sakit. Tepatnya delapan bulan yang lalu, ibu dari Evelyn ini mengalami kecelakaan dan menjadi pasien vegetatif.
Sehingga memerlukan perawatan khusus, yang membuat Evelyn harus banting tulang, saat harta milik keluarganya sudah habis terkuras.
Evelyn hanya tinggal dengan Sang ibu, yang bekerja sebagai koki di salah satu Restoran ternama.
"Jadi, apa kamu punya lowongan pekerjaan untuk Aku. Rik?" tanya Evelyn. Ia melihat Sang sahabat bernama Riki, yang juga sedang melihatnya.
"Ada Lyn, tapi apa kamu sanggup?" balas Riki. Membuat Evelyn tersenyum, saat mendengar perkataan dari Sang sahabat.
"Emang kerjaannya apaan, kok bisa nanya nggak sanggup segala?" tanya Evelyn Penasaran.
"PA." balas Riki singkat.
"Hah! Personal Asisten maksudnya, Rik?" pekik Evelyn kaget.
Riki mengangguk, meminum Kopinya terlebih dahulu, sebelum menjawab pertanyaan Evelyn.
"Iya, Personal Asisten. Lumayan gajinya, bisa sampai dua digit, mau nggak?" balas Riki membenarkan.
"Tapi, Aku tidak pernah bekerja sebagai Personal Asisten Rik. Meskipun jurusan kuliahku Manajemen Perkantoran, tetap saja Aku merasa tidak mampu," ujar Evelyn pesimis.
"Jadi mau tidak?" tanya Riki sekali lagi.
Evelyn terdiam, memikirkan bagaimana baik dan buruknya pekerjaan yang di tawarkan sahabatnya.
Bekerja sebagai Personal Asisten tidak lah mudah, harus mengurus segala macam tentang Atasan kita nanti. Tapi saat mendengar jumlah gaji yang di terima, membuatnya tergiur.
Jika gaji dari pekerjaan barunya sebesar itu artinya biaya rumah sakit bukan masalah lagi, kalau untuk hidup sehari-hari, Ia masih bisa berhemat.
"Baiklah, Aku mau Rik," ujar Evelyn yakin. Kepalanya mengangguk pelan, membuat senyum di bibir Riki mengembang.
"Tapi ada lagi nih, yang harus kamu tahu," ujar Riki misterius, membuat Evelyn mengangkat alis sebelah penasaran.
"Bos yang akan menjadi atasan Kamu nanti, seorang Cassanova. Kamu jangan sampai kena rayuannya yah, cukup bekerja dan terima gaji. Apa kamu bisa berjanji?" Lanjutnya, sambil menatap serius Evelyn, yang hanya bisa mengangguk.
Evelyn berfikir, mana mungkin seorang Bos besar bisa menyukainya. Meskipun seorang Cassanova, bukan berarti mau siapa aja kan?apalagi Ia, yang hanya seorang gadis biasa.
Evelyn tidak menyadari, jika sebenarnya Dia adalah gadis dengan tatapan mata dan senyum pemikat. Apalagi sewaktu kuliah, sayangnya Dia adalah gadis kurang peka yang hanya memikirkan tentang kuliahnya.
Bahkan Riki, sahabat yang sudah menganggap Evelyn adik pun sampai geleng kepala, saat mendengar jeritan patah hati dari teman sekampusnya dulu.
"Baiklah, besok jangan lupa. Berpakaian rapih dan bawa surat lamaran, nanti langsung ke bagian personalia untuk interview. Semoga berhasil!" seru Riki menyemangati.
Evelyn mengangguk, tersenyum cerah membalas senyum tipis Sang sahabat.
"Terima kasih, Rik," ujar Evelyn tulus.
"Sama-sama, Lyn." balas Riki.
Flasback off
Maka di sini lah Ia sekarang, di hadapan seorang wanita dengan pakaian seksi. Menatapnya dengan sorot mata menilai, melihatnya dari ujung kepala hingga kaki.
"Jadi kamu, orang yang di rekomendasikan oleh Pak Riki?" ujar Personila di depannya.
Evelyn melihat name tag, yang tersemat di kemeja Si personalia. Kemudian membaca dalam hati, nama Si personalia tersebut.
"Iya, ibu Klarissa," balas Evelyn ramah.
Personila dengan nama Klarissa, melihat lagi CV dari pelamar di depannya.
Paras yang cantik, dari pelamar di depannya bisa membuat Sang Bos, yang terkenal sebagai Cassanova tertarik.
Dan itu artinya, saingan bertambah banyak. Tapi saat melihat orang yang merekomendasikan adalah saudara dari Si Bos, membuatnya tidak dapat berkutik.
"Baiklah, kamu besok mulai bekerja. Untuk penandatanganan kontrak khususnya Personal Asisten akan di lakukan langsung dengan Bos besar. Bos yang akan menjadi tanggung jawab Kamu kedepannya. Apa Kamu paham?" ujar Klarissa dengan nada sombong. Memandang Evelyn di depannya, dengan sorot mata persaingan.
"Baik, terima kasih ibu Klarissa," balas Evelyn paham. Hatinya gembira saat langsung di terima bekerja, tanpa tahu jika Sang sahabat lah yang menjamin pekerjaan.
Evelyn keluar ruangan dengan langkah riang, bahagia saat berfikir jika ibu yang di sayanginya akan mendapatkan perawatan terbaik.
Sedangkan di luar gedung perkantoran, tempat Evelyn melamar pekerjaan.
Tepatnya di depan pintu masuk sebuah mobil BMW i8 berwarna putih berhenti, di susul dengan kaki panjang keluar dari dalam.
Kaki dengan alas sepatu pantopfel, berwarna hitam mengkilap ini berdiri dengan gagah. Menopang tubuh tegap seorang laki-laki yang memiliki sorot mata tajam.
Ia menutup pintu mobil dengan kuat, menimbulkan debaman keras.
Kaki panjangnya melangkah, menuju pintu masuk gedung dengan langkah tegas. Aura dominan menguar dari tubuhnya, membuat seorang petugas parkir valet membungkuk hormat, menerima kunci dari Sang Presdir di perusahaan tempatnya bekerja dengan kepala menunduk.
"Selamat pagi,Tuan Arlan." sapa Petugas tersebut dan mendapat anggukan kepala singkat dari Arlan yang di sapa.
Arlan berjalan dengan kepala mengangguk singkat. Saat semua pegawainya memberi salam dengan nada ramah dan hormat untuknya tanpa niat membalas, karena baginya suaranya hanya untuk seseorang yang menarik.
Arlan menunggu Lift terbuka dengan mata melihat ke arah Handphone miliknya, yang saat ini menampilkan pesan singkat, ajakan bermain dari salah satu mainanya.
Ia tersenyum sinis saat membaca pesan ajakan one night, dari perempuan yang pernah Ia pakai minggu kemarin.
"Wanita murahan." batin Arlan.
Tapi meskipun begitu, Ia tetap membalas dan menerima ajakan nikmat yang sayang sekali jika di tolak.
Setelah membalas singkat pesan dari mainannya. Ia memasukkan lagi Handphone miliknya kedalam saku celana.
Ia melihat ke arah pintu Lift yang terbuka, dengan seorang gadis keluar tanpa melihat keadaan lalu menabraknya.
Brukhh!
Untunglah Arlan memiliki refleks yang bagus. Sehingga wanita di depannya tidak jatuh mencium lantai.
Arlan membawa Evelyn kedalam pelukannya. Membuat Evelyn tersentak kaget, buru-buru melepas pelukan pria asing di depannya.
"Akh ... Maaf, Aku tidak sengaja. Terima kasih sudah menolong saya," ujar Evelyn canggung. Wajahnya merona, saat melihat penampilan pria penolong di depannya saat ini. Sehingga Ia buru-buru menunduk, malu ketahuan sedang tersipu.
Sedangkan Si pria atau juga Arlan, memandang bingung ke arah depan saat mencoba mengingat penampakan seorang wanita asing di depannya, Ia merasa tidak pernah melihat. Tapi kenapa ada di perusahaannya dan kenapa Dia keluar dari Lift khusus untuknya?
Tapi saat melihat rupa dari wajah wanita di depannya, membuat sesuatu dari dalam dirinya meronta, ingin mengenal siapa gerangan wanita di depannya.
"Hn, lain kali hati-hati," balas Arlan dengan wajah datar. Ia menyembunyikan senyum gelinya, saat melihat tingkah malu-malu dari wanita di depannya.
Pesonanya memang tidak di ragukan lagi, buktinya wanita di hadapannya merona saat melihat wajahnya.
"Ya, terima kasih. Kalau begitu Saya permisi. Maafkan Saya sekali lagi, Tuan." ujar Evelyn tersenyum cerah.
Senyum yang mampu membuat Arlan, Si cassanova nomor wahid terpesona dengan degub jantung yang menggila.
Deg! Deg! Deg!
"Apa ini?" Batinnya bertanya Saat perasaan asing mampir di hatinya.
Evelyn melenggang pergi, tanpa mendengar balasan dari Arlan yang hanya bisa melihat punggungnya dari belakang, tanpa bisa mengucapkan sepatah kata.
"Sialan, nggak ada perempuan yang bisa menolak pesona Aku. Lihat saja, jika kita bertemu lagi. Maka saat itu, kamu akan jadi milik Aku," gumam Arlan pelan. Ia memasuki Lift, dengan senyum yang tidak mampu Ia sembunyikan.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Mohon dukungannya...
Salam manis dari saya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
dimpi^ippuni
baca karyamu yang ke2 setelah kiara dirga... lumayan menarik meski banyak cerita kaya gini... tapi aku suka gaya tulisanmu yang mengalir n gampang dicerna.. lanjut baca
2021-08-24
3
🇲🇨⃠Ririn zahra 🍁
Hai bg haru. 😆
"Wanita murahan" katanya, tapi dia nya gak nolak! Dasar lelaki. 😑
2021-01-17
6
kiki
aku mampir gegara liat promo nya @penulisacakasul
2020-09-26
1