Jika ada kesempatan, Aku ingin melakukan yang terbaik untuk kehidupan Ku selanjutnya ...
Hari ini adalah hari pertama Evelyn masuk bekerja, meski belum benar-benar di terima tapi Personalia bilang, hari ini adalah hari penandatanganan kontrak.
Evelyn pov on
Aku melihat lagi pantulan Diriku di dalam cermin, yang ada di kamar kost-an kecilku.
Hari ini Aku memakai kemeja sifon, dengan bawahan celana dasar berwarna hitam, serta sepatu pantopel dengan tinggi 5 cm.
Pakaian rapih ini adalah pakaian andalanku, sejak Aku bekerja di perusahaan lamaku.
"Oke, sebaiknya cepat berangkat. Kalau tidak bisa-bisa telat datang, masa hari pertama sudah kena marah," Gumamku.
Aku tersenyum sekali lagi kepada pantulan wajahku sendiri.
"Semangat Lyn, kamu pasti bisa!"
Aku pun melangkah kan kakiku, menuruni tangga kost-anku. Berjalan menuju gerbang, lalu membuka gerbang dan seketika Aku kaget, saat melihat penampakan orang di samping mobil audi a4 berwarna hitam tersebut.
"Pagi cantik, sudah siap di hari kerja pertama?" sapa-Nya dengan senyum tipis.
"Ya Tuhan, kok bisa pagi-pagi Dia sudah ada di sini!" Batinku heran.
Evelyn pov end
Normal pov
"Kamu jemput Aku?" tanya Evelyn kaget.
"Iya, sekalian lewat. Emang kenapa, nggak boleh?" balas Laki-laki tersebut.
"Boleh lah, Kamukan Kakak Aku!" seru Evelyn semangat.
Jleb!
"Meski Aku meyakinkan diri, kenapa bisa masih sakit yah," batin Laki-laki tersebut.
"Tapi Rik, kantor kamu dan Aku kan arahnya berlawanan, apa tidak masalah?" tanya Evelyn tidak enak. Kepada seseorang yang ternyata adalah Riki, sahabat yang sudah di anggap kakak sendiri.
Riki tersenyum kecil lalu mengusap rambut Evelyn sayang. Usapan yang di artikan Evelyn sebagai usapan kakak terhadap adik.
"Aku Bosnya, kenapa Aku harus khawatir. Emang ada yang berani marahin Aku, heum?" tanya Riki menggoda.
"Hehe ... Iya deh yang Bosnya, yuk Kita berangkat!" seru Evelyn semangat.
"Yuk!!"
Riki pun membuka kan pintu mobil di bagian depan, dengan tangan menutupi bagian ubun-ubun kepala Evelyn.
"Terima kasih, seharusnya Kamu lakuin itu terhadap pacarmu Rik, bukan kepada Aku," ujar Evelyn polos. Tidak tahu saja, jika Riki sudah mulai ingin melancarkan pendekatannya.
Tidak banyak yang tahu, jika sebenarnya Ia menyukai Teman wanita yang sudah Ia anggap adik sendiri. Selama di kampus Ia menahan diri agar bisa membatasi diri, karena Ia sadar, Ia masih belum cukup mampu berdiri dengan kaki-nya sendiri.
Tapi saat ini beda, Ia sudah memiliki usaha kecil sendiri. Ia berharap perasaannya bisa sampai, kepada Evelyn Si cantik yang terkadang tidak peka ini.
"Repot punya pacar, Kamu juga sudah cukup bagi Aku," balas Riki santai. Membuat Evelyn mencebikkan bibirnya lucu, nggak suka dengan jawaban Kakaknya.
"Nggak boleh gitu, emang Kamu mau jadi jomblo forever, heum?" ujar Evelyn meledek.
"Yang penting kamu selalu ada di samping Aku, cukup deh," balas Riki cuek.
"Pakai dulu sabuk pengamannya," lanjut Riki. Membantu Evelyn memakaikan sabuk pengaman, baru kemudian miliknya sendiri.
Ia mulai memasukkan perseneling, melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan kost-an tempat Evelyn tinggal.
"Bleee ... Dasar!" seru Evelyn meledek. Membuat Riki terkekeh, lucu dengan tingkah Natural dari wanita di samping-nya.
30 menit kemudian, mereka sampai di halaman gedung PT. TRI TUNGGAL. Gedung perkantoran mewah ini adalah milik keluarga Widiyo, salah satu keluarga kaya di kota B.
Riki turun dari mobilnya, memutar lewat depan membukakan pintu penumpang untuk Evelynnya.
"Sudah sampai!" ujar Riki singkat. Tangannya Ia ulurkan, yang di terima Evelyn dengan segera.
"Terima kasih Rik, maaf sudah merepotkan," ujar Evelyn tidak enak.
"Apa yang merepotkan? Biasa aja Lyn, kamu semangat yah di hari pertama ini," balas Riki dengan senyum kecil.
"Tentu dong, kamu juga semangat kerja yah," seru Evelyn semangat. Bibir-nya menampilkan senyum lebar, dengan lesung pipi sebelah. Membuat-nya tampak manis, serta cantik di saat bersamaan.
"Tentu, tapi kamu ingat kan pesan aku waktu di kafe?" ujar Riki mengingatkan. Menatap sungguh-sungguh, tepat di kedua bola mata Evelyn.
"Ngaco Kamu Rik, nggak mungkin juga Dia suka sama Aku," balas Evelyn terkekeh kecil. Lucu dengan pemikiran Sang sahabat, tapi saat melihat sorot mata tegas dari sahabat-nya, membuat Ia mendengus pasrah.
"Oke, Tuan Riki yang tampan. Aku akan ingat ucapan Kamu waktu itu, aku janji," ujar Evelyn mengalah.
"Good, kalau gitu Aku pergi, Kamu hati-hati yah. Ingat jangan lupa makan siang, lalu kasih Aku kabar," balas Riki setelah menepuk sekali kepala Evelyn.
"Iya, hati-hati di jalan yah, Riki!" balas Evelyn ceria.
"Heum," gumam Riki pelan. Ia memasuki kembali mobil miliknya, meninggalkan area gedung perkantoran milik sepupu-nya menuju kantor miliknya sendiri.
Evelyn menatap mobil sahabatnya, yang pergi dengan kecepatan biasa. Ia merasa ada yang aneh dengan Riki, semenjak Dia merekomendasikan Ia bekerja di kantor ini.
Tidak ingin terlalu memikirkannya, Evelyn pun mengangkat bahu acuh, membalikkan tubuh menghadap gedung tinggi di depannya.
"Semangat Lyn!" Gumamnya dengan senyum tipis.
Ia melangkahkan kaki memasuki lobby kantor, dengan langkah gugup saat di tatap oleh beberapa pegawai yang berpapasan dengannya.
"Ya Tuhan, tatapannya seram sekali," batin Evelyn takut.
Kedatangannya sebagai pegawai baru, menuai bisik-bisik di sekitar Evelyn. Yang saat ini sedang duduk di lobby, setelah bertanya kepada bagian Reseptionist, tentang dirinya yang bekerja sebagai pegawai baru di bagian PA.
Tatapan mata menilai dari setiap pegawai, membuatnya risih. Tapi untunglah Si mba Reseptionist dengan Name tag Rania ini, memanggilnya, memberitahukan untuk ke kantor Presdir yang ada di lantai 19.
"Terima kasih!" ujar Evelyn ramah.
"Sama-sama, semoga bisa menjadi teman yah, kamu Evelyn kan?" ujar Rania ramah.
"Eh, Kamu tahu Aku?" tanya Evelyn kaget. Balik bertanya, kepada Rania yang tersenyum simpul.
"Bunga kampus, siapa yang tidak tahu, oke nanti saja penjelasannya. Sekarang kamu pergi ke atas, Pak Presdir paling nggak suka pegawai lelet," balas Rania mengingatkan. Membuat Evelyn tersenyum canggung, buru-buru meninggalkan Rania setelah berjanji ketemu saat makan siang.
Ting!
Lift terbuka, Evelyn berjalan menuju pintu satu-satunya di lantai ini dengan degub jantung kencang, Ia berharap orang yang akan menjadi Presdirnya bukan orang galak dan suka marah-marah seenaknya.
"Huft ... Semoga berhasil," Gumamnya. Menyemangati diri sendiri, Ia mengetuk dan membuka pintu ganda terbuat dari Jati ini dengan dorongan pelan setelah mendengar suara dari dalam.
Gerakan darinya menimbulkan adegan slow motion, di iringi bunyi jantung saat melihat Sang Presdir mengangkat wajah perlahan, dengan ekspresi kening berkerut seakan menngingat.
Deg! Deg! Deg**!
"Kamu!!!"
Bersambung
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Slow motion adalah gerakan lambat, menimbulkan efek dramatis.
Perseneling atau nama lainnya girboks adalah sistem roda gigi dan hidraulik yang menghantarkan tenaga mekanis dari penggerak ke roda dengen kecepatan lebih rendah tetapi gaya putar lebih tinggi.
Salam manis semuanya ....
Mohon dukungannya yaaaahhhhh.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
🎲mier ✠ⱽᶜʳ💖
karena memang ....tak ada yang tahu rahasia hati 🤗🤗
2021-04-11
0
reni
note: tidak ada persabatan yang murni antara laki laki dan perempuan,akan ada perasaan yg bermain cantik ditengahnya ... wkwkwk....
sok tau banget (tepok jidat )😁😂
2020-08-07
3
Kayla
Up
2020-06-02
0