🌺🐻🌺
"Hem." tak di sangka riski pun berdehem dengan dingin nya.
"Ma-maaf kak nggak sengaja." ujar sandra dengan gugup.
"Hmm." riski pun berlalu pergi dari sana.
"Dingin banget." ucap sandra.
"Gila cool banget, tapi sayang dingin nya mintak ampun, tapi nggak apa-apa tetap cool kok aaaa." melinda pun teriak salting.
"Udah ayok kita bayar, terus ke kelas nanti keburu bu mia masuk." ujar sandra.
"Ayo buruan." melinda pun menarik ke dua tangan sahabat nya.
Setelah membayar pesanan mereka akhirnya mereka pergi ke kelas nya.
"Eh bentar temanin gue balikin nih jaket yuk." ajak melinda kepada sandra dan alia.
"Hadeh, ya udah ayo-ayo." alia pun pasrah.
Sesampai di kelas 12 IPA mereka mencari beni ke sudut sana sini tetapi tidak ada.
"Aduh tu anak kemana ya." ujar melinda.
"Eh kak, kakak liat kak beni nggak?." tanya sandra kepada anak kelas beni.
"Oh dia tadi keluar katanya sih sebentar, tapi gua nggak tau kemana." jawab cowok tersebut.
"Makasih kak." kata melinda.
"Udah mel mending lo balikin aja pas pulang sekolah nanti." kata alia.
"Eh itu kak beni." ujar sandra sambil melihat ke arah cowok yang sedang keberatan membawa setumpuk buku tebal.
"Ets kak ini jaket lo gue balikin." kata melinda.
"Lo nggak liat gua lagi pegang apa, bawa tu jaket ke bangku gua." jawab beni yang sangat keberatan.
"Yang mana?." tanya melinda.
"Tanya sama teman kelas gua, gua mau bawak ini ke ruang kesiswaan." kata beni dan berlalu pergi begitu saja.
"Gue nggak tau mana bangku beni betot itu, ah nyebelin." ujar melinda kesal.
"Lo ini emang ya sepupu saja di ejek apa lagi orang lain." sahut alia.
"Biarin habis sih dia nya nyebelin." Balas melinda.
"Bentar gue tanya sama tu cowok." kata sandra.
"Lo yakin san, yang ada lo malah di cuekin." sahut alia.
"Coba aja dulu." sandra pun menghampiri meja cowok tersebut.
"Em kak tempat duduk nya kak beni di mana ya.?" tanya sandra kepada cowok tersebut.
Cowok itu menoleh ke arah nya dan menunjuk meja di samping nya dengan dagu nya.
"Oh iya makasih kak." kata sandra ya dia adalah riski.
"Gimana?." tanya melinda.
"Noh tempat duduk nya di samping kak riski." jawab sandra.
"Oh iya." melinda pun berjalan ke meja tersebut lalu meletakkan jaket itu ke atas meja beni.
Setelah keluar dari kelas tersebut mereka pun pergi ke kelas nya.
****
Bel pulang pun berbunyi akhirnya pelajaran hari ini selesai juga.
Sandra, alia dan juga melinda sedang menunggu supir yang akan menjemput meraka.
"Ayo naik." ujar cowok itu yang mengendarai sepeda motor nya itu.
"Nggak ah kakak duluan aja, aku nunggu jemputan." sahut melinda.
"Kata mama lo tadi, supir lo lagi ada kerjaan jadi nggak bisa jemput, mama lo nyuruh gua bareng lo pulang nya, ayo buruan." Balas beni yang masih setia duduk di atas motor ninja nya tersebut.
"Ya udah iya-iya bawel banget." sahut melinda ia pun menaiki motor tersebut.
"Gue duluan ya." ujar nya kepada kedua sahabat nya.
"Iya." sahut sandra dan juga alia, melinda pun berlalu bersama beni.
Beberapa menit kemudian
Terdengar suara klakson mobil lexus es bewarna putih menghampiri mereka berdua.
"Dek ayo, sekalian teman nya di ajak." kata seorang lelaki tampan dari dalam mobil tersebut.
"Loh kakak jemput aku, pak toni nya mana?." tanya sandra yang kebingungan.
"Ada dirumah, kakak bilang biar kakak saja jemput kamu sekalian kakak dari kantor tadi." jawab heru.
"Oh gitu, yah udah deh, eh lia ayo naik bareng gue, kalo lo nunggu supir lo jemput nanti kelamaan." ajak sandra.
"Em emang nggak apa-apa san?." tanya alia dengan polos.
"Yah nggak lah lia, udah ayo." sandra pun menarik pergelangan tangan nya alia.
Selesai mengantar alia sandra dan kakak nya pun pulang.
****
Rumah
"Assalamualaikum ma-
Baru saja akan berteriak dengan kebiasaan nya tetapi kali ini sandra terdiam karna di rumah nya sudah ada tamu yang apa di bilang papa nya semalam.
"Nak kemari." panggil mama nya sandra pun terduduk di kursi samping mama nya.
"Nah ini anak bungsu kami nama nya sandra autralia." ujar papa nya sandra dan memperkenalkan nya.
"Manis sekali, sandra kelas berapa?." tanya istri dari teman papa nya.
"Kelas 11 SMA tante." jawab sandra yang di ikuti anggukan mereka.
"Kenalin ini tante susan dan ini om ari mereka sahabat nya papa." ujar papa nya sandra yang memperkenalkan sahabat nya kepada kedua anak nya.
"Heru om tante." heru pun menyalimi kedua sepasang suami istri tersebut, begitu pun dengan sandra.
"Pa, mama mau menantu nanti seperti sandra." bisik istri dari teman nya papa sandra.
"Kenapa harus seperti sandra ma, kalau bisa sandra nya saja." jawab suami nya.
"Bas gimana apakah kalian setuju?." tanya ari kepada bastian papa nya sandra.
"Saya setuju saja, tapi tidak tahu dengan putri saya, saya hanya tergantung pada keputusan putri saya ri." jawab papa nya sandra.
"Emang ada apa pa?." tanya sandra.
"Papa sama mama mau jodohin kamu sama anak nya tante susan dan om ari, gimana nak apakah kamu mau?." tanya papa nya sandra.
"Hah Dijodohin?." ujar sandra dengan kaget.
"Iya kamu akan di jodohin." jawab mama nya.
"Tapi kan sandra nggak kenal siapa anak nya tante susan dan om ari." ujar sandra.
"Nanti sandra juga tahu, gimana?." tanya papa nya lagi.
"Pa seharus nya yang papa jodohin itu kak heru, kak heru yang layak buat menikah pa, masak sandra ngeduluin kak heru pa." kata sandra yang melirik ke arah kakak nya sedangkan empudu nya pura-pura tidak mendengarkan.
"Papa akan nunggu kakak-kakak kamu menikah setelah itu papa akan mengurus perjodohan kamu." ujar papa nya.
"Tapi kalau sandra tidak mau tidak apa-apa jangan di paksa." sahut tante susan.
Melihat raut wajah tante susan yang murung sandra pun tidak tega tetapi harus bagaimana.
"Baiklah kalau begitu sandra mau." ujar sandra.
"Kamu serius kan?." tanya ayah nya dengan tidak percaya.
"Iya pa." jawab sandra.
****
Keesokan harinya
Sandra yang sedang berkeliling di lorong kelas tiba-tiba di panggil oleh bu mirna.
"Ibu minta tolong kamu bawa ini ke ruang guru ya." kata bu mirna dimana ia menyuruh sandra membawa kardus yang berisi setumpuk kertas yah bisa di bilang berat.
"Iya bu." jawab sandra.
"Kenapa harus gue sih yang di suruh bawa ni kardus, nyebelin banget, kenapa ya ibu adudu itu keliatan nya dendam banget sama gue, jadi heran, dasar nyebelin." gumam sandra.
Tanpa sadar ia menabrak seseorang dan kardus yang ia bawa semua isi nya berjatuhan.
"Kalo jalan itu pakai kaki bukan pakai mata." ucap sandra sambil menyusun kertas-kertas yang berjatuhan.
"Gua nggak sengaja." sandra yang mendengar suara tersebut langsung melihat ke arah orang nya.
"Kak riski, hem kak ingat ya kalo jalan itu pakai kaki." ujar sandra.
Riski pun tidak merespon ucapan sandra ia malah mengambili kertas yang berjatuhan.
"Makasih kak." ya walaupun sandra sangat kesal kepada riski karna telah menabrak nya tetapi ia tidak lupa bilang makasih karna riski telah membantu nya memunguti kertas-kertas tersebut.
"Biar gua saja yang bawa." ucap riski.
"Tapi ini berat kak." kata sandra.
"Kamu bisa kenapa gua nggak." riski pun langsung mengambil kardus dari tangan nya sandra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments