Chapter 4 (Mengenal Lebih Dekat)

"Melisa...!" Melambaikan tangan kepada Melisa. Kevin yang sedari tadi menunggu di samping gerbang sekolah akhirnya berjumpa dengan orang yang di tunggu.

"Nunggu lama ya kak?"

"Tidak, hanya 10 menit." Sambil melihat jam tangan yang ada di pergelangan tangan kirinya.

"Maaf tadi aku ada sedikit urusan dengan temanku, jadi aku bicara dulu dengannya sebentar."

"Teman? Laki-laki atau perempuan?" Menatap dengan tatapan tidak suka.

"Laki-laki kak, memangnya kenapa?"

"Urusan apa?" Pertanyaan Melisa dijawab dengan pertanyaan juga.

"Kami hanya ngobrol biasa, membahas beasiswa sekolah. Kebetulan dia siswa berprestasi yang aku rekomendasikan ke pihak sekolah agar bisa bersekolah di sini, dan mendapat beasiswa lewat jalur prestasi."

Kevin cukup kagum dengan gadis di hadapannya ini. Jiwa sosialnya begitu tinggi. Tidak hanya itu, bagi Kevin ia begitu anggun dan mempesona. Entah mengapa Kevin merasa kekagumannya itu berubah menjadi benih-benih cinta.

Sesampainya di rumah keduanya bergegas menuju kamar masing-masing untuk beristirahat. Mereka agak sedikit canggung karena belum terlalu akrab. Meski keduanya mulai menyadari ada perasaan suka yang mulai tumbuh, entah mengapa rasa canggung itu masih saja mereka rasakan.

Kak Alan tidak ada di rumah kan? Tidak ada salahnya kalau aku mengajak Melisa berbincang-bincang.

Kevin seperti mememukan oase di tengah gurun pasir yang tandus.

Ya, jika Alan ada di rumah akan sulit baginya untuk melakukan pendekatan kepada Melisa walaupun itu sebatas ngobrol berdua.

Tok.. tok.. tok...

Suara ketukan pintu kamar Melisa.

"Ya, siapa?"

"Ini aku, Kevin."

Jegleegg... Suara pintu terbuka.

"Oh, kak Kevin. Ada apa kak."

"Tidak, aku hanya bosan tidak ada kegiatan. Bagaimana kalau kita ngobrol saja? Lagi pula banyak yang belum aku tau tentang dirimu."

"Memangnya apa yang ingin lakak tau dariku?" Menundukkan wajah karena malu.

"Semua, aku juga akan menceritakan tentang diriku. Tapi kalau kau tidak keberatan sih."

"Baiklah kita ngobrol di taman belakang rumah saja."

Keduanya berjalan menuju taman belakang rumah di iringi obrolan-obrolan ringan.

"Aku ingin tanya sesuatu tapi kau jangan tersinggung ya?"

"Iya, kakak ingin tanya apa?"

"Dirumah ini hanya ada kalian berdua, maksudku hanya ada kau dan kak Alan. Ibu kamu...." Ragu untuk melanjutkan pertanyaannya.

Melisa tersenyum memberi isyarat bahwa dia tidak keberatan dengan pertanyaan Kevin.

"Ibu sudah tiada, dia meninggal saat melahirkanku."

"Maaf aku tidak bermaksud membuka luka lamamu."

"Tidak apa-apa kak, aku sudah ikhlas dengan takdirku yang seperti ini."

"Apa kau hanya dua bersaudara saja? Karena saat pernikahan kemarin kulihat hanya ada kalian berdua saja."

"Iya kami hanya dua bersaudara, tapi kami berbeda ibu."

Mata Kevin membulat, dia tidak menyangka kalau mereka berdua ternyata lahir dari ibu yang berbeda. Karena mereka terlihat begitu dekat seperti selayaknya saudara kandung.

"Apa kakak anak tunggal?" Kini berganti Melisa yang bertanya.

"Iya, aku anak tunggal. Sama sepertimu aku juga kehilangan ibuku. Dia meninggal waktu aku kelas satu SMA. Sebenarnya aku dan ayahku tidak begitu dekat, sejak aku kecil kami tidak tinggal serumah. Aku ikut ibu semenjak mereka bercerai. Dan setelah ibu meninggal aku tinggal bersama ayah.

Keduanya memiliki kisah hidup yang tak jauh berbeda. Sama-sama kehilangan seorang ibu. Hal itu membuat mereka saling menguatkan satu sama lain.

"Apa kakak menyesal menerima perjodohan ini?"

"Kenapa kau bicara seperti itu? Memang saat ini aku belum yakin dengan perasaanku, tapi aku yakin suatu saat kita akan bisa saling mencintai. Karena sejauh ini aku merasa banyak kecocokan di antara kita."

"Kak, berjanjilah jangan pernah menyerah untuk memperjuangkan hubungan ini. Dan jika kak Alan mempersulit dirimu, percayalah itu semua dia lakukan karena dia begitu mencemaskan masa depan dan kebahagiaanku."

"Aku janji." Tersenyum sambil menyodorkan kelingkingnya.

Tidak terasa langit mulai berubah menjadi temaram. Mereka menikmati perbincangan ini sampai tidak menyadari ada seseorang yang berdiri di belakang mereka.

"Ehm ehm..." Alan berdehem dan membuat keduanya menoleh mencari sumber suara.

"Kakak sudah pulang?" Melisa menghamburkan tubuhnya ke dalam pelukan kakak kesayangannya.

Kapan aku bisa memeluknya seperti itu? Kevin hanya bisa berbicara di dalam hati.

"Apa yang sedang kalian lakukan?"

"Aku sedang menggoda Melisa." Ucap Kevin sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Kau ini senang sekali ya menguji kesabaranku?"

" Kakak, kami hanya sedang ngobrol. Jangan marah seperti itu. Kakak tau tidak kalau sedang marah seperti itu kakak terlihat 10 tahun lebih tua." Tertawa mencairkan suasana.

Melisa memang paling tau bagaimana meredam amarah kakaknya.

"Kau jangan pernah macam-macam kepada Melisa, atau kau akan berhadapan denganku. Aku tidak ingin masa depan Melisa hancur karena ulahmu."

"Baiklah, tapi aku tidak janji." Berlari menjauhi Alan. Dia sangat senang menggoda Alan seperti ini. Dan saat Alan geram ia merasa seperti mendapatkan undian berhadiah.

Melisa hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah laku kedua lelaki di hadapannya itu.

Malam semakin larut. Tapi mata Melisa masih enggan terpejam.

"Huhh, ada apa denganku?"

*S*enyumnya, suaranya, tatapan matanya...

"Aaaaaaaa..." Mengacak-acak rambut panjangnya.

Melisa merasa sudah mulai jatuh cinta padanya. Dia tidak bisa menyingkirkan bayangan Kevin saat matanya terpejam, tidak bisa menghapus senyumnya dari pikirannya sendiri.

Apa dia merasakan hal yang sama?

Sementara itu di lain tempat Kevin sedang memandangi foto Melisa dari layar ponselnya. Dia mengambil gambar dari akun sosial media milik Melisa.

Ternyata dia jauh lebih cantik dari yang ku kira. Mengusap-usap layar ponsel miliknya

Sampai akhirnya rasa kantuk mengizinkan mereka tertidur dan merangkai mimpinya masing-masing

Bersambung.......

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

hahaha✌️

2022-02-20

4

lovely

lovely

jiah..🤣🤣🤣

2022-01-31

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 (Pengorbanan Melisa)
2 Chapter 2 (Perjodohan)
3 Chapter 3 (Perjanjian pra nikah)
4 Chapter 4 (Mengenal Lebih Dekat)
5 Chapter 5 (Cemburu)
6 Chapter 6 (Menyatakan cinta)
7 Chapter 7 ( Sebatas Bos dan Sekretaris)
8 Chapter 8 (First kiss)
9 Chapter 9 (Kecemburuan Kevin)
10 Chapter 10 (Menghilangkan jejak)
11 Chapter 11 (Terbongkarnya Rahasia Farhan)
12 Chapter 12 (Dia Pacarku)
13 Chapter 13 (Terbongkarnya Rahasia Farhan part 2)
14 Chapter 14 (Mengungkap Fakta)
15 Chapter 15 (Penyekapan)
16 Chapter 16 (Alan terluka)
17 Chapter 17 (Buronan)
18 Chapter 18 (Salah Paham)
19 Chapter 19 (Kejutan)
20 Chapter 20 (Satu Kamar)
21 Chapter 21 (Bakat Yang Terpendam)
22 Chapter 22 (Persekongkolan)
23 Chapter 23 (Hukuman Setimpal)
24 Chapter 24 (Liburan Akhir Tahun)
25 Chapter 25 (Di Vila part 1)
26 Chapter 26 (Di Vila Part 2)
27 Chapter 27 (Durian)
28 Chapter 28 (Mellow)
29 Chapter 29 (Dua Garis Merah)
30 Chapter 30 (Kembalinya Mama Evelyn)
31 Chapter 31 ( Dia Amora )
32 Chapter 32 (Bestie)
33 Chapter 33 (Ingkar Janji)
34 Chapter 34 (Kecewa)
35 Chapter 35(Broken Heart)
36 Chapter 36 (Histeris)
37 Chapter 37 (Pskiater)
38 Chapter 38 ( Mulai Membaik )
39 Chapter 39 ( Kepulangan Amora )
40 Chapter 40 (Back to Shool)
41 Chapter 41 (Harga diri yang tercabik)
42 Chapter 42 (Fitnah)
43 Chapter 43 (Will You Marry Me?)
44 Chapter 44 (Kamar Alan)
45 Chapter 45 (Sebuah Rencana)
46 Chapter 46 (Jadian)
47 Chapter 47 (Menjalankan Misi)
48 Chapter 48 (Panik)
49 Chapter 49 (New Born)
50 Chapter 50 (Tragedi)
51 Chapter 51 (Pernikahan)
52 Chapter 52 (Keutuhan Keluarga)
53 Extra part
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Chapter 1 (Pengorbanan Melisa)
2
Chapter 2 (Perjodohan)
3
Chapter 3 (Perjanjian pra nikah)
4
Chapter 4 (Mengenal Lebih Dekat)
5
Chapter 5 (Cemburu)
6
Chapter 6 (Menyatakan cinta)
7
Chapter 7 ( Sebatas Bos dan Sekretaris)
8
Chapter 8 (First kiss)
9
Chapter 9 (Kecemburuan Kevin)
10
Chapter 10 (Menghilangkan jejak)
11
Chapter 11 (Terbongkarnya Rahasia Farhan)
12
Chapter 12 (Dia Pacarku)
13
Chapter 13 (Terbongkarnya Rahasia Farhan part 2)
14
Chapter 14 (Mengungkap Fakta)
15
Chapter 15 (Penyekapan)
16
Chapter 16 (Alan terluka)
17
Chapter 17 (Buronan)
18
Chapter 18 (Salah Paham)
19
Chapter 19 (Kejutan)
20
Chapter 20 (Satu Kamar)
21
Chapter 21 (Bakat Yang Terpendam)
22
Chapter 22 (Persekongkolan)
23
Chapter 23 (Hukuman Setimpal)
24
Chapter 24 (Liburan Akhir Tahun)
25
Chapter 25 (Di Vila part 1)
26
Chapter 26 (Di Vila Part 2)
27
Chapter 27 (Durian)
28
Chapter 28 (Mellow)
29
Chapter 29 (Dua Garis Merah)
30
Chapter 30 (Kembalinya Mama Evelyn)
31
Chapter 31 ( Dia Amora )
32
Chapter 32 (Bestie)
33
Chapter 33 (Ingkar Janji)
34
Chapter 34 (Kecewa)
35
Chapter 35(Broken Heart)
36
Chapter 36 (Histeris)
37
Chapter 37 (Pskiater)
38
Chapter 38 ( Mulai Membaik )
39
Chapter 39 ( Kepulangan Amora )
40
Chapter 40 (Back to Shool)
41
Chapter 41 (Harga diri yang tercabik)
42
Chapter 42 (Fitnah)
43
Chapter 43 (Will You Marry Me?)
44
Chapter 44 (Kamar Alan)
45
Chapter 45 (Sebuah Rencana)
46
Chapter 46 (Jadian)
47
Chapter 47 (Menjalankan Misi)
48
Chapter 48 (Panik)
49
Chapter 49 (New Born)
50
Chapter 50 (Tragedi)
51
Chapter 51 (Pernikahan)
52
Chapter 52 (Keutuhan Keluarga)
53
Extra part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!