Episode 2

Kereta kuda mewah itu kemudian berhenti. Seorang pengawal segera membuka pintu kereta kuda. Pria bertopeng hitam dan tuxedo putih keluar dari dalam kereta kuda itu. Tubuhnya terlihat tinggi dan kekar. Bahunya yang lebar dan pinggangnya yang ramping juga kulitnya yang putih. Terlihat seperti sosok pria yang sempurna dibalik topengnya.

Tidak ada bulu yang menempel di kulitnya dan malah terlihat halus. Jari-jari tangannya bahkan lentik. Cynthia yang menunggu di aula cuma bisa menelan ludah. Dia sendiri tidak yakin apakah dia sungguh menikahi seorang pria buruk rupa seperti yang orang-orang ceritakan.

Kenapa dia memakai topeng ya?

Daniel berjalan mendekat ke arah Cynthia. Entah kenapa saat itu jantung Cynthia berdetak dengan sangat kencang. Daniel kemudian menundukkan tubuhnya dan meraih tangan Cynthia untuk menciumnya.

"Halo, calon istriku. Perkenalkan namaku Daniel Auberon. Senang bertemu denganmu."Ucap Daniel memberi salam. Suaranya bahkan terdengar sangat sopan dan indah.

"S-senang bertemu dengan anda juga....Tuan Auberon..."Balas Cynthia gagap.

"Sebaiknya kau jangan panggil aku Tuan Auberon. Panggil saja aku Daniel. Aku akan lebih nyaman jika istriku memanggilku begitu." Ucap Daniel.

"Ba-baik...Daniel..."Jawab Cynthia malu-malu.

Upacara pernikahan itu pun segera berlangsung. Seorang Tuan kadi menggiring kedua pasangan itu dan mengucapkan janji suci mereka berdua. Daniel bahkan sudah menyiapkan cincin kawin untuk mereka berdua dan menyematkannya ke masing-masing jari mereka.

Akhirnya mereka sudah sah menjadi suami istri.

"Cynthia, terima kasih karena kau sudah mau menikah denganku. Sampai sekarang aku masih tidak percaya jika ada seorang gadis yang mau menikah denganku. Yah, walaupun kau terpaksa demi melunasi hutang ayahmu..."Ucap Daniel.

Cynthia tersentak. Dia merasakan hatinya sedikit perih saat Daniel mengatakan hal itu kepadanya. Dia tidak tahu apakah Daniel ada maksud lain atau memang sengaja menyinggungnya.

"T-tidak Daniel, sayalah yang berterima kasih karena--"

"Tolong bicara dengan santai saja padaku."

"Ah, akulah yang berterima kasih kepada anda karena anda sudah mau menerimaku. Aku sendiri juga bukan wanita yang cantik...."Ucap Cynthia bergantian merendah diri.

Daniel hanya diam. Dia kemudian memerhatikan Cynthia dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Siapa bilang tidak cantik? Kurasa dia cukup cantik kok...

"Cynthia, mulai sekarang kau akan tinggal bersamaku di rumahku yang ada di kota sebelah."Ucap Daniel.

Cynthia hanya mengangguk. Namun dia sempat kepikiran dengan Daniel yang tidak berkomentar tentang fisiknya.

Hah...kurasa memang benar kalau aku ini tidak cantik...

Tak lama Celina muncul dan menarik gaun Cynthia.

"Kakak, kakak sudah janji padaku untuk membawaku ikut bersamamu kan?"Tanya Celina.

Cynthia kaget dan dia hampir lupa untuk memintanya kepada Daniel. Daniel yang mendengar hanya memandangi mereka berdua.

"Uhm...Daniel, bolehkah Celina...ikut bersama kita...maaf jika aku lancang...tapi..."

"Boleh kok. Rumah yang akan kita tinggali cukup besar dan memiliki banyak kamar kosong. Dia boleh tinggal bersama kita."Ucap Daniel terdengar enteng.

"Be-benarkah? Kalau begitu...terima kasih banyak Daniel!"Ucap Cynthia sambil membungkuk.

"Hei, jangan membungkuk begitu! Kau kan sudah jadi istriku. Mulai sekarang kau itu Nyonya Auberon alias Duchess. Mengerti kan?"Ucap Daniel.

"Maaf! baiklah Daniel...."

"Yeay! Aku ikut dengan kakak!"Teriak Celina girang.

William yang masih ada disana tidak sengaja mendengar putri bungsunya yang akan ikut pergi bersama pengantin baru itu.

"Tunggu, Celina akan ikut bersama kalian?"Tanya William dengan tampang kaget ke arah Cynthia.

"Iya, Celina akan ikut bersama kami."Jawab Cynthia.

"Celina, maafkan ayah, tapi sepertinya kau tidak bisa ikut bersama mereka."Ucap William.

"Kenapa?"Tanya Celina.

"Jika kau pergi, ayah akan bersama siapa? Ayah pasti akan sendirian di rumah ya kan?"

Cynthia yang mendengar penjelasan ayahnya semakin kesal. Sepertinya William bakal memanfaatkan Celina setelah dia tidak tinggal di rumah itu lagi.

"Ayah bicara apa sih? Bukannya Carl masih tinggal di rumah itu? Lagipula Celina masih kecil dan dia dekatnya sama aku. Jadi aku yang akan membawanya pergi."Ucap Cynthia kali ini lebih tegas. Dia tidak merasa takut lagi sebab sudah ada Daniel di sampingnya.

William yang mendengarnya tanpa sadar mengepal tangannya merasa kesal dengan ucapan putrinya.

Dasar anak durhaka! Kau sudah kuselamatkan malah ngelunjak!

"Tetap saja, ayah tidak bisa berpisah Celina..."Ucap William lagi berusaha membujuk.

"Ayah, sudah cukup! Aku tetap akan membawa Celina pergi. Ayah hiduplah dengan tenang bersama Carl. Sebab ayah sudah tidak punya tanggungan lagi kan?"

William semakin mengepal tangannya. Rasanya dia ingin menarik putrinya itu ke rumahnya dan menghajarnya habis-habisan.

"Apa yang dikatakannya benar. Lebih bagus jika Celina ikut bersama kakaknya, lagipula dia seorang gadis kecil. Saya akan menjamin kebutuhan hidupnya dengan baik."Imbuh Daniel.

Akhirnya William tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi. Alasannya dia ingin menahan putri bungsunya agar putrinya itu bisa mengurus rumah dan siapa tahu dia mendapat keuntungan lain karena paras Celina yang cantik.

"Ba-baiklah jika itu mau kalian. Kau harus bersikap dengan baik Celina, paham?"Ucap William.

"Tentu saja ayah! Terima kasih sudah mengizinkan aku ya ayah."Ucap Celina dengan senyum girang.

Setelah itu Cynthia ikut pergi dengan suaminya dengan kereta kuda menuju kastil yang berada di kota sebelah. Perjalanan yang dibutuhkan untuk sampai kesana sekitar setengah jam. Celina sempat tidur di atas paha Cynthia.

Mereka banyak diam cukup lama di kereta kuda yang tidak terlalu lebar itu.

Cynthia yang ikut diam sempat-sempatnya memikirkan malam pertama mereka. Pipinya langsung merona saat memikirkan hal memalukan itu dan dia segera mengalihkan pikirannya.

Apa yang aku pikirkan?! Jauhkan pikiran kotor ini dariku!!

"Ada apa Cynthia? Apa ada hal yang mengganggumu?"Tanya Daniel saat melihat tingkah aneh Cynthia.

"Eh? Tidak, aku baik-baik saja...."Ucap Cynthia. Pada akhirnya dia yang malu sendiri dengan pikiran kotornya.

Akhirnya mereka sampai di pintu gerbang kastil. Daniel membantu Cynthia turun dari kereta kuda sambil mengangkat gaun Cynthia yang cukup panjang itu.

"Celina, ayo bangun....kita sudah sampai."Ucap Cynthia membangunkan Celina sambil menggoyangkan tubuh Celina dengan pelan.

"Uhm? Dimana ini?"Tanya Celina setengah sadar.

"Tentu saja ini tempat tinggal barumu."Ucap Daniel.

Seketika Celina membuka mata lebar baru mengingat sesuatu. Dia segera bangun dan keluar dari kereta kuda.

"Woah! Besar sekali! Jadi kita benar-benar akan tinggal disini?!"Tanya Celina.

"Iya Celina...."

Celina dengan girangnya berlari-lari di halaman kastil yang cukup luas itu. Dia bahkan berjalan mengitari taman bunga yang ada disana.

"Adikmu terlihat senang sekali ya..."Ucap Daniel.

"Haha, maaf jika dia sedikit pecicilan. Ini baru pertama kalinya dia melihat pemandangan indah seperti rumah ini..."Ucap Cynthia merasa segan.

"Tidak apa. Aku malah senang jika adikmu senang. Ayo kita masuk. Aku akan menunjukkan kamar kita berdua."

Glek. Saat Daniel mengatakan akan menunjukkan kamar mereka berdua, pikiran Cynthia langsung pergi kemana-mana. Dia memang polos, tapi sepertinya kalau yang satu ini sudah tidak lagi.

Jadi mulai sekarang aku akan tidur seranjang dengan pria ini!!

Next....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!