Setiap detik seakan lambat
langkahku berat melangkah
tak pasti ku jalani.
di rumah Raisa.
"kau sudah pulang?"
kata seorang pemuda di hadapannya.
"iya,kakak udah makan?"
jawab Raisa.
"belum kau sendiri ?"
ucap pemuda yang dipanggil kakak.
"sama,kakak akan memasak"
ucap pemuda itu.
"sa bisakah kau seperti dulu,Raisa yang selalu ceria dan periang apa kamu belum bisa berdamai dengan masa lalu"
kata pemuda tadi dia kakak Raisa namanya felik Adipati putra.
"bisakah kakak tak membahas itu,aku tak ingin mengingatnya biarlah waktu yang kan mengubah semua mengubah kehidupan kita.biarlah aku seperti ini dulu"
jawab Raisa menahan air matanya agar tak keluar.
"maaf kalo kakak belum bisa menjadi kakak yang baik buat kamu..kak"
perkataan kak felik di potong oleh Raisa.
"aku tak ingin mendengarnya please biarkan aku seperti ini"
ucap Raisa memohon ke sang kakak.
"baiklah tapi kamu jangan terlalu menutup diri"
ucap kak Felix menepuk kepalanya.
"iya"
jawab Raisa mengatur napas.
bagi seorang kakak kebahagiaan adik adalah yang utama sama seperti felik ia ingin Raisa berdamai dengan masa lalunya dan dia bisa hidup seperti yang lain.
bruukk.
"hati-hati dong kalo jalan gak lihat orang Segede ini apa"
omel seorang pemuda yang tanpa sengaja tersenggol oleh Raisa yang melamun.
"sorry gue gak sengaja"
Raisa berkata dengan tatapan datar dan ia melanjutkan perjalanannya.
"tuh cewe kenapa ya? kesambet atau gimana sih dingin banget"
pemuda itu terus melihat Raisa tanpa mendengar panggilan dari sepupunya.
"dan..Dani ..dan.. dadangggg"
teriak pemuda di belakangnya.
"heh jeruk mangga apel nama gue Dani bukan Dadang kebiasaan banget ganti nama orang sembarangan"sewot Dani Alves pradipta.
"hehehe lagian gue panggil-panggil nggak nyaut, lo lihat apa sih"
kata Alex Cleo pradipta,m menengok mencari tahu.
"bukan apa-apa udah balik"
ucap Dani melangkah pulang.
"dasar di tanyain malah pergi,woy Dadang tungguin gue"
teriak Alex yang ditinggal Dani.
"alangg jangan panggil gue Dadang gue akan kasih lo makan tahu rasa lo"
ucap kesal Dani ke Alex yang selalu memanggil dia Dadang.
"hehe jangan gitu dong nanti sepupu mu yang tampan ini lewat gimana kan gak seru"
ucap bercanda Alex dengan konyol.
"biarin!,sepupu gue masih banyak ini bukan cuma lo"
teriak kesal dani.
"dasar dadangg durhakaaaa"
teriak Alex mengejar dani.
setelah sampai di depan rumah Dani mamanya Dani hanya geleng-geleng kepala melihat dua orang beradu mulut
"kalian udah besar masih aja kaya anak kecil bikin pusing kepala"
ucap Mama dani yang memegang kepalanya.
"jangan di ambil pusing Tante berat mending ambil air minum aja Tante haus"kata Alex cengengesan.
"ambil sendiri sana Tante sibuk"
ucap Mama dani menolak permintaan Alex.
"ya udah kok sepi banget,pada ke mana Tan"
tanya Alex yang masuk kerumah Dani.
"belum pada pulang Lex kamu sendiri nggak pulang?"
jawab Mama dani.
"nanti Tan,aku ada urusan sama Dani kalo gitu ku ke kamar dulu Tan"
ucap Alex
.
"iya hati-hati"
ucap Mama dani.
"hati-hati kan nggak jauh Tan"
kata Alex yang heran dengan perktaan bibinya.
"iya takutnya nanti kamu kejedot "
kata Tante bercanda.
"hehe Tante bisa aja"
ucap cengengesan Alex.
"Dadang buka pintunya dong woy Dadang"
teriak Alex dari luar kamar.
"heh nama gue bukan Dadang alang-alang lama-lama gue bisa darah tinggi ngadepin lo"
gerutu Dani setelah membuka pintu.
"hehe slow aja kali besok kita kan sekolah gimana perasaan lo?"
ucap Alex yang tidak berfaedah.
"biasa aja kan udah sering"
"iya juga sih kita sekelas gak ya?"
"gue harap gak"
teriak dani menolak untuk satu kelas dengan sepupunya yang rada.
"kenapa kan enak kita akan selalu bersama hehehe"
"ogah bosen gue lihat muka lo"
"tadi ngapain lo lihat cewe?"
ucap Alex serius.
"hah lo tau"
jawab Dani kaget.
"iya lah gue tahu gue kan punya mata"
ucap Alex seenaknya yang membuat Dani semakin kesal di jaili oleh Alex walau pun mereka tetep akur.
terima kasih sudah baca jangan lupa like and koment.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments