Bagian 1
Aaah, mataku perih.
Aku mulai membuka mataku.
Dimana ini? Apakah aku di rumah sakit? Ah, kepalaku masih belum seutuhnya sadar.
Eh, sepertinya aku memegang sesuatu yang tekstur kenyal, apaan ini, ini sangatlah kenyal, aku sangat ketagihan memegangnya.
"XX----XXXXX-."
Siapa itu yang berbicara, apakah ada orang lain di ruangan ini.
Mataku perlahan sudah mulai terbiasa dengan suasananya dan kepalaku sudah bisa berfikir dengan benar.
Whoa! Ada wanita cantik berambut hitam di atas muka ku, apakah dia seorang suster?.
"-XX-----XXXX---XXXXX."
Apa? apa yang dia katakan?.
"X--XX---."
Apaan sih yang dia katakan, aku tidak mengerti sama sekali. Aku pun berusaha berbicara dengan dia, apa yang sebenarnya terjadi? Tapi mulut dan lidahku rasanya sangat susah untuk berbicara dengan normal, aku susah untuk berkata-kata.
(Apa yang sebenarnya terjadi pada ku?).
Tak lama kemudian ada seorang pria yang datang.
Whoa! Apa-apaan pria itu yang berambut coklat dia sangat tampan, cih pasti dia dokternya atau mungkin pacarnya? Aku sangat iri dengannya!.
Aku melihat sekitar untuk memastikan dimana diriku sebenarnya.
Hah? Ini rumah? Dan apalagi hanya diterangi oleh lilin dan lentera saja ... Eh, y-y-yang k-k-ku p-p-p-pegang dari tadi!! Adalah dada wanita!!.
Tapi kok dia gak marah? …, eek, dia mendekatkan dadanya ke arah mulutku.
Plup.
"XXXX---XX----."
"---X--XXXX-."
Whoa, itunya nya masuk kedalam mulutku.
Tapi ampun deh, apaan sih yang mereka katakan dari tadi, aku tidak mengerti sama sekali.
(Sebenarnya apa yang terjadi dengan ku, dan dimana sekarang diriku?)
Aku hanya memperhatikan mereka berdua berbicara dengan tatapan mata mereka ke arah diriku.
Aku merasa sangat kecil jika mereka melihatku seperti itu.
Tiba-tiba mereka pergi untuk mematikan lilin, dan meninggalkan aku sendirian, aku berusaha untuk menggerakkan kaki dan tangan ku, tapi tidak bisa.
Hei, hei, hei! Aku cuma di keroyok dan di tusuk di bagian perutku, tapi kenapa kaki dan tanganku tak bisa digerakkan? Apakah kalian mengamputasi ku!?.
Bagian 2
3 bulan berlalu.
Aku bereinkarnasi.
Ya aku bereinkarnasi.
Apakah tuhan mendengarkan permohonan ku? Jika iya, terima kasih tuhan, terima kasih tuhan, terima kasih tuhan.
Aku mengulangi kata-kata itu selama satu jam.
Tapi aku di reinkarnasikan di dunia apa? Apakah dunia sihir?! Atau dunia yang dimana, aku menjadi orang yang paling hebat?! Apa ini masih bumi? Hah, entahlah.
Jika aku melihat wajah kedua orang tua ku …, Hmm, mereka sangatlah berbeda, apakah mereka berbeda ras? Jika iya itu adalah jawaban kenapa rambut mereka sangatlah berbeda. Ibuku berambut hitam, sedangkan ayahku, jika aku perhatikan lebih rinci lagi warnanya coklat kekuningan.
… Wah ibuku datang, apakah dia akan menyusui ku?.
(Hehe).
Dia mengangkat ku. Dia mulai menggendong diriku dan berbicara.
"XX--XX-."
Hadeh, aku tidak mengerti sama sekali apa yang dia katakan …. Tapi, mata ku tertuju dengan tulisan N besar, yang ada di punggung tangan kirinya.
(Apa-apaan itu? Tato kah? Atau tanda lahir? Aku tidak melihat ayahku mempunyai itu di lengannya).
Ibu membawa ku keluar ruangan menghampiri ayahku.
Jika aku perhatiin sekali, wajah mereka berdua itu seperti manusia berumur, hmm, 24 tahun deh, jadi aku lebih tua 19 tahun dari mereka, sial! bikin iri aja, aku saja yang berumur 43 tahun masih hidup sendirian dan tidak punya pasangan.
"--XX."
"XX-X."
"----XXXX--XXXX-."
"X--XXXX-."
Apaan ini! Mereka berbicara menggunakan nada mesra, tambah membuatku iri saja, sial!.
T-t-tu-tunggu dulu kalian mau berciuman? Hei, hentikan itu, jangan di depan ku!, sial, mereka sengaja melakukannya di depan ku.
(Iri, aku sangat sangat iri dengan pasangan muda ini!).
*2 jam kemudian*
Mereka pun membawa ku ke dalam kamar, dan meletakkan diriku di keranjang bayi yang terbuat dari kayu, sedangkan mereka naik ke atas kasur, dan melakukan rutinitas suami istri.
Bagian 3
1 tahun berlalu.
Aku sudah mulai memahami sedikit bahasa mereka, dan mulai mengerti kosakata mereka bahkan, aku sudah tau sedikit tentang dunia ini dan tempat tinggal, dari percakapan orang tua ku.
Di dunia ini hanya terdapat 2 musim saja yaitu kemarau dan hujan, dan tempat tinggal ku adalah sebuah pedesaan, yang dimana tempat tinggal ku adalah produsen sekaligus distributor terbesar di dunia ini, hanya untuk menghasilkan: padi, sayuran, daging hewan, dan ikan.
Sangat mirip dengan dunia ku sebelumnya, tapi aku tidak tahu ini di tahun berapa, sedangkan disini listrik saja tidak ada, dan aku tidak pernah mendengar suara kendaraan, apalagi semua perabotan disini terbuat dari kayu.
(Dunia yang membosankan tidak ada barang elektronik dan gadget).
….... Sekarang ini ayahku sedang pergi dari rumah, yang membuatku penasaran sekali adalah tanda "N," bukan hanya ada di tangan kiri ibuku, bahkan aku juga memilikinya, ternyata ini adalah tanda lahir ya (?).
"Gera, dimana kamu?"
A, ibu mencariku, perlukah aku jawab?.
"Gera."
Kasihan juga melihat ibuku yang mencari-cari ku.
"A-a-a-a-a."
"Hah, di situ kamu ternyata, kamu ini, gak boleh tau jalan sendirian, mama khawatir tau."
"A-a-a."
"Cup-cup anak kesayangan mama."
Melihat sifat ibuku, aku jadi teringat mendiang ibuku yang lama, mereka sama-sama pengertian kepadaku.
"Sayang aku pulang."
"Wah, lihat itu Gera ayahmu pulang, selamat datang sayang."
"Hehe, lihat apa yang ku bawa."
"Wah! Beras dan daging! Makan malam kita hari ini pasti sangat enak, oya sayang aku ambilkan minum untukmu dulu ya."
"Ok sayang."
Hua, mendengarkan kata sayang-sayang bagiku sedikit aneh dan memalukan.
"Ini sayang minumnya."
"Terimakasih sayang."
"XX-----X."
"---XXXX---XX."
Hah, lagi-lagi kosakata yang tak kuketahui. Hmm, sampai sekarang aku masih belum mengetahui nama mereka.
(Mereka cuma memakai panggilan sayang-sayang saja selama ini).
"A-a-a-a-a."
"Wah lihat sayang, Gera juga ingin makan masakanku."
"Hei Gera, masakan ibumu sangatlah enak lo! Bahkan gara-gara masakannya aku jadi betah di rumah."
"Aaaa, kamu ini sayang, bisa saja."
Tolong, tolong hentikan itu! Aku sudah sangat lama menahan rasa iri dan penderitaan ini.
*2 jam kemudian*
"Waktunya makan malam, sayang segera turun kita akan makan malam."
"Iya tunggu aku," Ayah sedang turun dari lantai 2, "Whoa! Aromanya menggoda sekali."
"Iya dong, siapa dulu yang memasak!"
"Ok waktunya kita makan malam, selamat makan!"
"Selamat makan, Gera kamu kan masih berusia 1 tahun, jadi kamu belum boleh memakan daging, jadi mama buatin kamu bubur nasi ya."
"A-a-a-a."
"Kamu suka kan, ayo buka mulut kamu biar mama suapin."
"Aaaa."
"Mmm, enakan Gera."
Keluarga ini, sudah lama aku tak seperti ini dengan keluargaku, aku masih ingat sekali saat ibuku, menyuapi ku terakhir kalinya.
(Sial, kenapa aku sedih).
"Gera? Kenapa kamu diam? Ayo buka mulutnya."
"Aaaa."
"Sayang, gimana rasa masakanku? Hmm?"
"Enak, enak, bukan tapi ini luar biasa!"
"Hihihi, terimakasih."
Jika begini terus aku tidak akan pernah bosan, aku juga tidak membutuhkan benda elektronik, untuk menjalani hidup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Ryoka2
Wkwk😅
2022-03-15
0
Surya Putra
Heran dah, masih aja napsu ama ibunya😂
2022-02-14
0
Surya Putra
Maaf baru baca lagi, saran aja thor ceritanya kecepetan kalo untuk satu episode.
Kalau mau mengubah mending diganti sudut pandang ke 3, soalnya banyak yang engga suka POV 1 keknya.
2022-02-14
2