ZLEP
Sang kakak terdiam lemas sehingga burung itu terlepas dari genggaman tangannya, krna mendengar pengakuan dari sang adik yg tidak dia sadari sebelumnya.
"Apa kau lapar Zi?" tanya sang kakak dengan raut wajah sedih.
"Iya kak, Zizi sudah mulai lapar," jawabnya tertunduk takut.
"Yasudah, kita pergi dari sini. Setelah itu kita cari makanan," imbuh sang kakak meraih lengan adiknya.
Senyuman seketika terlihat jelas dari balik wajah Zizi saat kakaknya mengajak untuk pergi makan. Selama ini dia tidak pernah menyusahkan kakaknya, apapun yang diberikan sang kakak tidak pernah menolak apalagi merengek seperti anak kecil pada umumnya.
Sesaat mereka berlalu dari tempat pembuangan sampah itu, dengan begitu girangnya Zizi menggerakkan seluruh tubuhnya sesekali berlompat sangking senangnya karena sebentar lagi akan mendapatkan makanan untuk mengisi perutnya yang sudah kelaparan.
Rumah makan family.
"Kak, kita makan di sini saja," sejenak langkah Zizi berhenti saat melihat ayam goreng begitu lezat dari jauh.
"Kau memang pecinta ayam goreng ya Zi," ucap sang kakak bergeleng kepala karena Zizi sudah begitu senangnya melihat makanan favoritnya.
"Ayo kak kita langsung ke sana," ajaknya mulai tidak sabaran.
"Iya, iya. Kita akan ke sana, perlahan saja jalannya Zi," pesan sang kakak saat Zizi menarik tangannya begitu erat.
Riang sekali wajah Zizi saat ingin menghampiri rumah makan itu.
"Kak, Zizi mau ini ya," tunjuk Zizi di depan kaca yang bisa terlihat dari luar semua menu makanan.
"Kakak mau apa? cepat kita masuk, Zizi sudah lapar," gelisahnya pula sambil memegangi perut.
"Kakak yg ini sa- "
"Hus, hus! jangan berdiri di sini. Cepat pergi sana! pengemis taunya hanya minta saja," usir pemilik rumah makan itu sambil menutup hidungnya.
"Kenapa kami di usir buk? kami cuma ingin makan, tidak mengemis," seru sang kakak tampak bingung di bilang pengemis.
"Duh... kalian itu bau sekali, Bau busuk! pergi sana, nanti semua orang pada kabur kalian berdiri di sini," hardiknya pula tampak mendengus ke arah mereka.
"Kami punya uang buk untuk makan, kami bukan pengemis," protes sang kakak tidak terima.
"Apa namanya kalau bukan pengemis? baju gembel, badan bauk, tidak pantas kalian makan di tempat saya, pergi sana! saya banyak urusan tidak punya waktu melayani gembel seperti kalian," bentaknya pula dengan angkuh sambil berkipas.
"Yasudah, kita cari tempat lain ya Zi. Yuk," bujuk sang kakak, namun Zizi belum juga bergerak.
"Kamu kenapa Zi? ayo, kita cari yang lain," ajak sang kakak lagi tetap belum juga bergerak.
Zizi menatap tajam melontarkan wajah yang sangat marah karena dia berani menghina Kakaknya juga dirinya. Rasa kesal membuat Zizi mengepalkan tangannya.
"Dasar nenek lampir jahat! aku berdoa agar rumah makan mu sepi pembeli," sergah Zizi membuat sang kakak terkejut karena keberanian Zizi yang tidak pernah dia ajarkan.
"Kurang ajar! pergi kalian, jangan sampai aku mengusir kalian kasar," berangnya tampak murka.
Kedua saudara itu lari secepat mungkin menjauh dari pemilik rumah makan yang sudah sangat marah.
"Dasar gembel tidak tau diri, sudah gembel berani berkata begitu padaku! hah, buat sial saja," gerutunya sesaat masuk kembali.
Sang kakak dan Zizi masih terus berlari hingga menjauh dari rumah makan itu, mereka bukannya takut tetapi tidak ingin mencari masalah dengan siapapun.
"Zi, kau tidak boleh berkata seperti itu dengan orang yang lebih tua, mengerti Zi?" titahnya mengelus rambut Zizi perlahan dengan jongkok menumpukan kedua kakinya.
"Zizi sebal, Zizi marah, karena kita di bilang gembel! Zizi tidak suka," cemberutnya tampak merasa sedih.
"Tidak apa Zi, apapun yang orang lain katakan pada kita, kita tidak boleh membalasnya. Kau dengar pesan kakak Zi?" tuturnya lebih lembut lagi agar Zizi mengerti.
"Baik kak, maafkan Zizi," turutnya pula sambil memeluk tubuh sang kakak tampak mata berkaca.
"Kakak tidak marah, hanya saja kau tidak boleh berkata kasar pada yang lebih tua dari mu," sambut sang kakak memeluk erat tubuh Zizi.
KRUYUK
"Pfft, hahahah... Sepertinya cacing mu sedang berdemon Zi," seloroh sang kakak dengan kekeh mengacak rambut Zizi.
Zizi malah malu saat kakaknya berkata demikian, dia tidak berkata apapun selain tunduk karena sang kakak mengusili dirinya.
Setelah perbincangan selesai mereka beranjak untuk mencari makan yang lain lagi.
^^^To be continued..^^^
^^^🍂 aiiwa 🍂^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ𝒀𝑹ᵃᶦ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛˢ⍣⃟ₛ 𒈒⃟ʟʙᴄ
kenapa novelnya membuat hati terenyuh 🥺🥺🥺
2022-11-08
1
🍾⃝ͩɛᷞѵͧѵᷠ𝛄ͣHIAT✰͜͡w⃠N⃟ʲᵃᵃ࿐💋
nih mereka gak ada orang tua kah.. kok bisa terlantar gini.. 🙄🙄🙄
2022-11-01
0
off
pasti bau kan kemarin Zizi pipis di baju kakaknya
2022-10-22
0