Anisa membuka matanya pukul 05:30 WIB. Ia memegamg kepalanya yamh sedikit terasa pusing. Matamya menelusuri ruangan tempat ia berada dengan seksama.
"Akh....," Ringisnya saat ia merasakan sakit diarea pusatnya.
Matanya menelusuri ruangan tempat ia kini berada. Hingga. terpaku pada sosok tubuh tegap yang sedang tidur telungkup disampingnya. Seakan menyadari sesuatu, Anisa segera memeriksa tubuhnya di balik selimut. Hampa, mata itu terlihat hampa saat Melihat tubuhnya sudah polos dan hanya di balut selimut putih tipis. Air mata Anisa mengalir deras mengetahui dirinya tidak suci lagi. Ia pun teringat kejadian semalam. Dimna ia yang meminta pria itu menidurinya. Entah karena alasan apa tapu dirinya sangat mendamba pria tersebut. Dia pasti sudah gila. Semua yang terjadi adalah kesalahannya, ia tidak boleh melibatkan pria itu dalam masalah yang ia ciptakan sendiri.
"Dia nggak salah,aku yang ceroboh. Harusnya aku tidaj pergi ke klub itu, " gumamnya pelan.
Anisa turun dengan perlahan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu Anisa bergegas keluar dari hotel tersebut meninggalkan pria itu. Setelah kepergian Anisa. Daniel bangun pukul 07:20 WIB. Ia kemudian meraba wanitw yang tadi malam berada disampingnya dengan mata terpejam, Kosong. Matanya terbuka lebar dan terbelalak saat melihat ada beberapa darah terciprat dispersi putih tersebut.
"Apa ini. " ucapnya masih dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya. Sedetil kemudian ia terbelalak sempurna.
"What! Dia masih perawan?" Tanyanya pada diri sendiri.
Ia memikirkan kain tersebut untuk menutupi bagian tubuhnya yang lain. Ia berjalan kekamr mandi, mana tahun gadis itu berada disapa sedang menangis atau meraung seperti di sinetron. Tapi kosong, tidak ada siapa pun disana. Ia menghela napas mengetahui gadis itu sudah pergi dari sana.
"Gila! Aku belum mau menikah. Astaga! Kenapa juga semalam malah ngikutin bisikan setan. Yang terkutuk, Hais!" Runtuknya kesel.
Daniel menjambak rambut ikalnya dengan kesal. Ia belum mau menikah dan berkomitmen dengan wanita lain. kalau begini caranya Daniel harus menikahi Anisa.
"Apa aku buat perjanjian aja ya? Tapi kalau Mama tau bisa-bisa aku dideportasi kebaikan."
Bingung dengan hasil pemikirannya, Daniel segera membersihkan diri lalu pergi mencari Anisa.
"Tunggu, ini bener-bener gila! Aku cuman tau nama dia doang. Gimana cara nyari dia. Daniel kampret. Dasar otak udang!" dengkusnya semakin kesel saat ia tidak mengetahui alamat gadis itu. Sekarang apa yang harus dia lakukan untuk semua masalah ini. Bisa mampus dia kalau Anisa mendatangi rumah orang tuanya.
******
Jika biasanya Daniel masuk kantor dengan wajah ramah. Tidak dengan hari ini, Daniel terlihat kesal, terlihat dari wajah yang terlihat sangat masam. Siapa aja tidak berani menyapanya seperti hari biasa.
"Kebapa si Bos, sepertinya sedang marah, " ucap salah satu karyawannya yang terkenal kepo.
"Mending kita jaga jarak aja biar aman. " Usul temannya yang diinginkan oleh mereka bertiga.
Sesampai dituangkannya, Daniel segera mendaratkan pantat semaunya di kursi kebesaran yang sudah di anggapnya seperti anak.
"kenapa Lo?" Rangga masuk sambil membawa beberapa file.
"Masuk main nyelonong aja!"
"Biasanya juga gue masuk sambil dobrak pintu juga lo nggak masalah. Gue tau nih,pasti gara-gara pacar lo!" Tebak Rangga selaku sahabat Daniel.
Daniel menarik napas lalu menceritakan semuanya pada Tangga. Pria dengan rambut sedikit keriting indomaret itu tampak sangat terkejut. Untung napasnya tidak kaget seperti jiwanya. bisa-bisa mati mendadak dia saat itu juga.
"Anjir! serius lo,Bro?" tanya Rangga dengan wajah melongo.
Daniel memutar bila mata kesal. Untung sahabat, kalau buka sudah ia tenang Rangga ke toilet. Tapi dia masih sangat membutuhkan saran dari Rangga, jadi dia harus menahan niatnya.
"Menurutmu, aku harus gmana? "
Rangga menatap serius wajah Daniel. Menurutnya Daniel tidak perlu pusing memikirkan semua itu. Lagi pula wanita kalau sudah tidak suci lagi pastikan mendatangi pria yang membuat tergoda. Ia juga ingat kaya tetangganya menangani hal ini.
"Berdasarkan cerita tetangga gue, cewek itu pasti bakal nyari Lo buat menuntut tanggung jawab."
"Terus kalau dia nggak mendatangimu, gmana? "
"Nggak mungkin,dimana-mana wanita itu kalau sudah direnggut kesuciannya. Dia bakal datang balik untuk meminta pertanggung jawaban, tenang aja Lo. "
Daniel manggut-manggut mendengarnya. mungkin dia memang harus menunggu Anisa datang menghampirinya. Apapun konsekuensinya akan ia tanggung nantinya.
"Mengenai Risma. Lo beberan udah putus. " Tanya Rangga serius.
"Sekarang Dinda milik kanda runtuhnya, " ucap Daniel sarkastik saat Rangga kembali mengingatkan tentang Risma. Gadis yang sudah membuatnya merana.
"Najis, Lo, "
Dua minggu kemudian....
Daniel dibuat gelisah saat tidak ada ciri-ciri Anisa meminta pertanggung jawabannya. selama dua minggu setiap bel rumahnya berbunyi, ia selalu mengira Anisa lah yang datang. ia bahkan bersedia membuka pintu dengan jantung berdebar kencang. tingkahnya sampai membuat sang ibu merasa khawatir. karena tidak biasanya ia melakukan hal tersebut.
"Kenapa dia tidak datang juga. Apa dia nggak hamil, syukur-syukur kalau nggak hamil."Baiknya,tapi entah kenapa ia sedikit kecewa dengan argumennya. entah apa yang sebenarnya ia harapkan saat ini.
"Siapa yang hamil? "
Daniel sedikit kaget mendengar ibunya yang datang tanpa diundang,untung bukan jelangkung .
"Itu Ma, Tokeknya Bongkong hamil lagi padahal anak nya udah sepuluh. "
"Astaga, Tokek itu bener-bener! Main sama siapa lagi dia. " Laras tampak kesel mengetahui tokek putrinya hamil lagi. belum lagi suami Tokeknya malas mencari nafkah. Untung ada putrinya yang cari nafkah dengan mengemis padanya.
Setelah kepergian ibunya, Daniel menghela nafas legabsekaligus gusar. Bagaimana kalau ibu tau dia telah menggauli anak orang bisa-bisa di gantung. Nasib nya sungguh sudah di ujung tanduk.
...******...
...Happy Reading All 😉...
...******...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Dewi Oentari
tunggu kisah selanjut y
2024-10-16
0