Setelah perbincangan Bibi Carmen dan Eleonara beberapa hari yang lalu, Paman Garvin menemukan orang yang tepat untuk menjadi calon suami keponakannya.
Dia adalah Tuan Aric Marson, pria berusia 45 tahun yang akan dijodohkan dengan Eleonara. Dia merupakan tuan tanah yang selalu membeli perkebunan peninggalan orang tua Eleonara yang dijual Paman dan Bibinya.
Sepasang suami istri sedang berbincang di kamarnya untuk melanjutkan rencana perjodohan.
"Siapa orangnya, suamiku?" tanya Bibi Carmen penasaran dengan teka-teki suaminya.
"Kau sudah pernah mendengar namanya," ucap Paman Garvin sembari merebahkan dirinya di atas bed.
"Baiklah. Mungkin aku pernah mendengar namanya, tapi belum pernah bertemu orangnya. Tidak mengapa, asalkan pohon uang akan terus mengalir untuk kita, suamiku," ucap Bibi Carmen bahagia. Sebentar lagi dia berhasil menukarkan keponakannya itu.
"Kapan pertemuan itu akan berlangsung? Saranku, lebih cepat lebih baik. Keuangan kita sudah menipis," ucap Bibi Carmen memberikan usulan.
"Aku akan segera mengurusnya," jawab Paman Garvin.
Paman Garvin mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Dia mendial nomor seseorang untuk mengabari.
"Hallo, Tuan," sapa seseorang di ujung telepon.
"Hallo Tuan Robert. Kapan keponakan saya bisa bertemu dengan tuan Aric?" tanya Paman Garvin.
"Secepatnya, Tuan! Besok rencananya Tuan Aric akan berkunjung ke perkebunan," ucap tuan Robert, asisten tuan Aric Marson.
"Baiklah, Tuan. Besok keponakan saya akan datang. Sampaikan kepada tuan Aric," ucap Paman Garvin memutuskan.
"Baik, Tuan," ucap tuan Robert mengakhiri pembicaraan.
"Jadi, bagaimana sayang? Apa sudah oke?" tanya Bibi Carmen setelah suaminya meletakkan ponsel.
"Lekas beritahu Ele. Besok harus datang ke perkebunan!"
Bibi Carmen beranjak menuju kamar keponakannya.
Tok tok tok.
"Masuk!" perintah Eleonara dari dalam.
Ceklek!
"Ada apa Bi?"
"Besok pergilah ke perkebunan. Pamanmu sudah menemukan calon suami yang tepat untukmu," ucap Bibi Carmen menjelaskan.
Deg!
Bagaimana dia harus menolak perjodohan yang tidak pernah diinginkannya itu?
"Baiklah, Bi," ucapnya mengalah. Entah sampai kapan dia akan terus mengalah?
"Bibi akan mencarikan baju yang pantas untuk kau pakai," ucapnya lalu keluar kamar.
Bibi Carmen mengambil baju lama milik mendiang kakaknya. Dia langsung memberikannya kepada Eleonara. Baju berwarna hijau botol khas milik orang kaya.
"Baju milik siapa ini, Bi?" tanya Eleonara yang penasaran. Karena yang diterimanya bukanlah baju baru.
"Baju mendiang ibumu!" ucap Bibi mampu meluluhlantakkan perasaan Eleonara.
Deg!
Sudah lama sekali Eleonara tidak berkunjung ke makam Ibunya. Setelah Bibi meninggalkan kamarnya, dia langsung menangis memegangi baju itu.
'Ele rindu Ibu. Hiks. Hiks.'
***
Hari yang ditentukan tiba. Bibi Carmen mengingatkan Eleonara untuk lekas bersiap dan pergi ke perkebunan.
"Ele, kau jangan lupa pergi ke perkebunan," ucap Bibi Carmen ketika melihat Eleonara masih berkutat dengan alat pelnya.
"Iya, Bi. Sebentar lagi aku akan bersiap," jawab Eleonara.
Setelah selesai, Eleonara masuk ke kamar. Dia membersihkan diri kemudian memakai baju pemberian Bibinya semalam. Dia memakai bedak tipis lalu bercermin.
'Secantik inikah, Ibu?' batin Eleonara.
Eleonara bergegas pergi ke perkebunan. Sesampainya di persimpangan jalan, dia memutar arah untuk mampir ke makam Ibunya.
***
Di perkebunan, Tuan Aric Marson, Tuan Robert Delwyn, dan Paman Garvin sedang berbincang.
"Tuan Garvin, sepertinya keberuntungan akan menjadi milik saya dan Anda akan mendapatkan apa yang diinginkan sesuai kesepakatan," ucap Tuan Aric memulai pembicaraan.
Mata Paman Garvin tampak berbinar. Tidak sia-sia dia merawat dan menjaga Eleonara selama 20 tahun. Sekarang, dia akan memetik buah kesabarannya itu.
"Tentu, Tuan. Sebentar lagi keponakan saya akan datang. Bersabarlah!" ucap Paman Garvin.
Setelah menunggu sekitar 1 jam lebih dan keponakan Paman Garvin tak kunjung datang, Tuan Aric Marson mulai kesal. Dia tidak mau membuang-buang waktu dengan percuma.
"Tuan Garvin, satu jam menunggu keponakan Anda yang tak kunjung datang. Tampaknya keponakan Anda ingin bermain-main dengan saya!" amarah Tuan Aric. "Jangan harap Anda akan mendapatkan apa yang telah kita sepakati," ancam Tuan Aric.
Deg!
Paman Garvin seakan mendapatkan pukulan telak. Semua rencananya yang sudah tersusun rapi ambyar seketika. Pikirannya sekarang tertuju pada Eleonara. Gadis itu yang membuat semuanya kacau.
"Jadi, bagaimana Tuan Garvin. Mana pertanggungjawaban yang akan Anda berikan kepada saya?" tantang Tuan Aric lagi.
"Ma-maafkan saya, Tuan. Saya akan menjemput keponakan saya lagi. Barangkali masih ada dirumah," ucap Paman Garvin sedang berusaha merayu Tuan Aric.
"Tidak perlu!" ucap Tuan Aric.
"Maaf, Tuan. Sebaiknya sekarang kita pergi. Ada rapat penting yang harus kita hadiri. Lusa, kita akan kembali lagi," ajak asistennya, Robert Delwyn.
Berkat ajakan asistennya, Paman Garvin selamat. Tuan Aric Marson dan asistennya langsung meninggalkan perkebunan.
Paman Garvin pulang membawa kilatan amarahnya. Sesampainya di depan rumah, dia menggedor pintu dengan kerasnya.
Door door door.
Ceklek!
Istrinya yang membukakan pintu. Paman Garvin langsung masuk ke dalam tanpa memperdulikan istrinya. Di ruang tengah, Paman Garvin duduk. Istrinya melihat sesuatu yang berbeda dalam diri suaminya.
"Dimana, Ele?" tanya Bibi Carmen.
"Harusnya aku yang bertanya padamu, CARMEN!" teriak Paman Garvin dengan kemarahannya.
Bibi Carmen lantas mengambil kesimpulan, jika Eleonara tidak pernah sampai ke perkebunan.
"Kemana gadis bodoh itu?" tanya Bibi Carmen.
Paman Garvin tak menyahut. Jika dia tau, urusan dengan Tuan Aric Marson pasti akan beres sejak tadi.
Dari luar, seseorang mengetuk pintu.
Tok tok tok.
Bibi Carmen seakan tau siapa yang datang. Sebelum membuka pintu, dia telah menyiapkan sesuatu untuk keponakannya.
Ceklek!
Bibi Carmen lantas menyeret paksa Eleonara masuk ke gudang. Kemudian menguncinya disana. Eleonara memohon ampun untuk dilepaskan.
"Bibi... Lepaskan aku!" teriaknya dari gudang.
Bibi Carmen tidak menghiraukannya. Dia langsung menemui suaminya.
"Dimana kau letakkan rotan-nya?" tanya Bibi Carmen.
"Ada dilemari kamar. Memangnya mau kau apakan rotan itu?" selidik Paman Garvin.
"Kau harus memberikan pelajaran kepada Ele!" perintah Bibi Carmen.
Paman Garvin lantas menerima rotan sepanjang 1 meter itu.
***
Malam hari, di gudang. Eleonara merasakan perutnya perih luar biasa. Sejak siang, Bibinya tidak memberikannya makan.
Ceklek!
Pintu gudang terbuka. Paman dan Bibinya masuk membawa sesuatu yang tidak pernah dibayangkan oleh Eleonara.
Dengan sisa tenaganya, Eleonara berusaha bangkit. Namun, Bibinya langsung mengikat tangannya supaya dia tidak memberontak. Eleonara hanya bisa pasrah ketika Pamannya mulai memukuli dirinya.
Buug buug buug buug buuug.
Entah sudah berapa kali rotan itu menjamah punggung Eleonara. Dia lantas memohon ampun kepada Paman dan Bibinya.
"Aduuuh... Aduhh... Ampuni aku, Paman, Bibi... Aku mengaku salah. Maafkan aku...," teriaknya dengan menahan rasa sakit.
"Kemana saja kau tadi, HAH?" teriak Paman Garvin yang masih kesal.
"A-a-ku pergi ke-ke makam Ibu, Paman, hiks...," ucapnya terbata-bata menahan sakit di sekujur badannya.
"Bagus, biar aku kirim ke surga untuk menemui Ibumu! Apa kau sudah bosan hidup, HAH?" ucap Pamannya berapi-api.
Setelah melihat Eleonara lemah tak berdaya, Bibi Carmen berusaha menyudahi hukuman itu.
"Sudahlah, suamiku! Lepaskan dia," ucap Bibi Carmen.
Paman Garvin mengikuti arahan istrinya. Baginya, memberikan hukuman kepada Eleonara akan membuat dia semakin jera.
Keduanya keluar dari gudang. Bibi Carmen sengaja tidak mengunci pintunya lagi. Dia yakin, Eleonara tidak akan berani kabur karena masih terikat dan terkulai lemas di lantai gudang.
Eleonara mendapatkan secercah harapan. Dari kejauhan, dia melihat pintu gudang yang tidak terkunci. Ini kesempatan emas baginya. Tinggal menunggu waktu yang tepat. Kebebasannya akan segera terwujud.
'Sebaiknya aku kabur sekarang!' batin Eleonara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
pipi gemoy
oon si Elle, kenapa habis dari makam nga sekalian kabur 🤦
pakai acara balik ke rumah lagi hedeh
2023-12-04
0
Bidadarinya Sajum Esbelfik
kabur lah Eleonora 🏃🏼♀️🏃🏼♀️🏃🏼♀️🏃🏼♀️🏃🏼♀️🏃🏼♀️🏃🏼♀️
2022-01-29
0
🌸Santi Suki🌸
Bagus Kak ... Ayo semangat 💪💪💪
2021-12-19
0