Maria menghempaskan tubuh mungilnya ke tempat tidurnya yang lembut dan empuk.Waktu sudah menunjukan pukul 17.00 wita / jam 5 sore. Rasa lelah mulai menghampirinya, sehabis aktifitas pergi ke pesta perkawinan Rangga ( kakak Anggi ) dan selamatan sepupunya Andin yang habis melahirkan.
Kamar Maria yang bercat pink dengan nuansa yang begitu lembut, jendela kamarnya yang masih terbuka sehingga angin berhembus sepoi-sepoi menambah kesejukan.
" Lembutnya....em.." Maria memejamkan matanya.Tiba-tiba wajah Rama yang sedang tersenyum hadir tanpa diundang. " Rama...." tanpa merasa Maria bergumam lirih. Beberapa saat kemudian Maria pun tersadar, ia pun menggelengkan-gelengkan kepalanya. Maria mencoba mengusir bayangan Rama tapi bayangan itu tidak mau pergi. " sial...!" Maria memukul-mukul kepalanya. " Cepat pergi ! Mengapa kamu datang ?" ucap Maria dengan suara agak keras karena kesal wajah Rama membandel tak mau pergi dari lamunannya. Ucapan Maria terdengar oleh adiknya Iqbal yang baru saja masuk ke dalam kamar.
Cowok yang baru berumur 17 tahun itu merasa heran mendengar ucapan kakaknya tersebut.
" Baru datang kok di usir. Ibu yang menyuruhku kemari, kalau tidak mana mau aku ke kamar sarang harimau ." ucap Iqbal ketus. " Enak saja, bilang sarang harimau. Apa ada sarang harimau warnanya pink ?" protes Maria.
" Sarangnya sih emang kaya istana putri tapi.....putrinya kaya .....harimau. GALAK !" Iqbal tertawa, kontan Maria melotot dibuatnya.
" IQBAL !" Maria mencubit lengan Iqbal. Iqbal langsung meringis kesakitan. " Itu kan...,
harimaunya suka mencakar eh...mencubit. Sakit..." Iqbal mengusap lengannya yang terkena cubitan Maria. Maria merasa kasihan, walau Iqbal sering membuat Maria kesal dengan candaannya, tapi Maria tetap sangat menyayangi adiknya itu. " Em...oke kita damai aja ya..., sekarang ada apa Pangeran Iqbal ? Hal apakah gerangan yang membuat Pangeran datang kemari menemuiku." ucap Maria dengan nada membujuk. Iqbal tersenyum " Gitu dong. Begini Tuan Putri atas perintah Ibunda Ratu, Tuan putri diperintahkan menyiapkan makan malam karena Ibunda Ratu sedang pergi bersama Ayahanda Raja menemui Ibu Suri, sepertinya sesudah Isya baru pulang." ucap Iqbal. Mariapun berdiri " Baik Pangeran, semua perintah akan segera dilaksanakan.Silakan Pangeran kembali dulu soalnya Tuan Putri mau ganti baju." ucap Maria karena dari tadi ia belum ganti baju. " Baiklah, Tuan Putri. Saya akan meninggalkan tempat ini tapi sebelum itu bolehkan pangeran memohon satu permintaan, tolong Tuan Putri memasak sop ayam kesukaan Pengeran. " ucap Iqbal. Maria membungkuk ala Tuan Putri " Dengan senang hati Pangeran.Tunggu saja Pangeran tidak akan kecewa." ucap Maria. Iqbal tersenyum dan berdiri beranjak meninggalkan kamar kakaknya.
Maria tersenyum, ia dan Iqbal memang sudah terbiasa bercanda. Maria segera mengganti bajunya dan berangkat ke dapur memasak makanan untuk makan malam.
Maria menyiapkan bumbu dapur dan mulai memasak. Sambil bernyanyi-nyanyi ia melakukannya dengan senang hati. Maria percaya bahwa masakannya akan enak jika ia memasak dalam suasana hati yang senang. Maria begitu terampil memasak karena ia tidak pernah malas jika membantu ibunya di dapur. Sambil menunggu sopnya matang, Maria membikin prekedel sebagai pelengkap. Prekedel pun jadi tinggal digoreng dan bersamaan itu sopnya pun matang. Maria menambahkan garam pada sop tadi sambil mencicipinya " em..enak. udah pas. " Maria kemudian menggoreng prekedel yang ia buat. setelah selesai ia mematikan kompor. Tiba-tiba bayangan Rama kembali muncul. Berkali-kali Maria menggeleng mengusir bayangan tersebut, tapi gagal hingga tanpa merasa Maria kembali memasukan garam ke dalam sop ayam tersebut. Maria memijit-mijit kepalanya " Bisa tidak kamu tidak menggangguku Rama. Kalau begini caranya aku bisa gila." ucap Maria putus asa. Maria bergegas pergi ke kamarnya tanpa mencicipi sop ayam tadi.
Makan malam pun tiba. Nampak Pak Johan dan Ibu Ratna serta Iqbal duduk manis di kursi meja makan. Makanan sudah tersedia di atas meja, Iqbal melirik sop ayam kesukaannya. Ia segera menyambar sop ayam tadi dan mencicipinya. Maria yang masih di dapur sedang meletakan prekedel ke dalam piring tiba-tiba terkejut mendengar teriakan Iqbal adiknya. " Ah...asin !!!" ucap Iqbal langsung meminum air. Maria berlari menghampiri Iqbal.
" Ah...masa ? Jangan bercanda Iqbal ? Awas kamu." ucap Maria mengancam. " Ih...memang asin. Coba mama yang rasa in ." ucap Iqbal membela diri. Ratna segera mencicipinya. " Iya asin." ucap Ratna. Maria mencicipi sop ayam tadi dan ia pun merasa keasinan. " Tuh ...kan asin. Ada apa sih dengan kakak ? Kayaknya kakak lagi galau deh. Tadi ketika di kamar, Iqbal langsung di usir dan marah-marah tanpa sebab, sekarang makanannya keasinan. Katanya jika cewek memasak keasinan, itu berarti cewek tadi pengen cepat-cepat kawin. " ucap Iqbal menggoda. Wajah Maria mulai memerah karena malu. " Ini bukan salah Maria tapi salah Ra...." Maria menghentikan kalimatnya, wajahnya semakin malu. Mana mungkin ia menyalahkan Rama di depan semuanya. " Ayo.. salah siapa ? siapa tadi ? Ra...siapa? Jangan-jangan Ra itu Ranjit....Raju...Rangga..." ucap Iqbal menebak. Maria semakin malu dibuatnya. Ratna menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Iqbal yang menggoda kakaknya. Johan menatap Iqbal " Jangan terlalu menggoda kakakmu ." ucap Johan berwibawa. " Ah..papa, pasti ngebela in kakak." protes Iqbal. " Aku kan putri kesayangan papa." ucap Maria tersenyum penuh kemenangan. Iqbalpun mencibir. Maria kembali mengambil sop ayam yang ke asinan tadi. " Tunggu 5 menit, akan kusulap jadi enak kembali."
Maria membawa sop ayam ke dapur. Ia kembali memasukannya ke dalam panci. Kompor gas dinyalakan. Maria menambahkan air secukupnya. Ia pun menunggu sampai sop ayam mendidih kembali. Ketika mendidih, Maria menambahkan Rayco rasa ayam untuk menambah rasa kaldunya yang berkurang akibat ditambah air tadi. Ia kemudian mencicipinya kembali " Ah..sudah lumayan daripada yang tadi. " Maria mematikan kompor dan kembali menghidangkan sop ayam di atas meja makan. Iqbal kembali mencicipi sop ayam tadi.
" Gimana ? udah enakan ?" Maria tersenyum bangga. "Gitu aj bangga. Nilai masakannya 6 , karena masakan yang dipanaskan vitaminnya berkurang, selain itu kakak pasti pake penyedap rasa agar rasa kaldunya yang kurang karena ditambah air jadi bertambah. " ucap Iqbal seperti kritikus makanan. " Bilang aja tak mau kalah." ucap Maria kesal. " Itu kenyataan lho." ucap Iqbal cengar cengir. " Iqbal, coba hargai kakakmu yang telah bersusah payah memasak makanan untuk kita ." ucap Johan lagi. " Iya deh. Saya kasih 7." ucap Iqbal " Betul 7 ? " ucap Maria meyakinkan, Iqbal mengangguk.
" Tunggu ya, kamu bakal menyesal." Maria pergi ke dapur lalu datang dengan membawa sepiring prekedel yang begitu menggugah selera ketika melihatnya.
Iqbal melotot melihat prekedel yang dibawa Maria. Air liurnya hampir berlompatan keluar.
" Karena kamu kasih aku nilai 7 maka jatah prekedel tak ada." ucap Maria. " Jangan gitu dong kak. Boleh ya...?" kali ini Iqbal memelas.
" Kalau gitu tambah nilainya." Maria mengajukan penawaran. " iya deh 8 ." ucap Iqbal lemes. Maria menggeleng " em ..lagi tambah. "ucap Maria." 9 !" ucap Iqbal. Maria masih menggeleng. " Iya deh 10." Akhirnya Iqbal menyerah. " Ye...!" Maria tersenyum penuh kemenangan. Johan dan Ratna tersenyum melihat keakraban kedua anaknya.
" Sekarang ayo makan bersama. " ucap Johan. Merekapun makan bersama dengan penuh keakraban
Maria masuk ke kamarnya setelah bersih bersih di dapur. Perlahan-lahan Maria merebahkan badannya ke kasur empuk. Maria menarik napas panjang. " Ada apa dengan hatimu Maria ? Mengapa Rama harus ada dalam lamunanmu hingga membuatmu melakukan hal yang bodoh ? Bodoh...bodoh..bodoh. Sepertinya terjadi sesuatu dengan hatiku. Jangan-jangan.....,tidakkk....aku tidak boleh jatuh cinta. " Maria mengacak-acak kepalanya yang tak gatal. Tiba-tiba wajah Rama kembali membayang. " Eh..." Maria menutupi mukanya dengan bantal. " Aku harus tidur. " Maria meletakan kembali bantal di bawah kepalanya. Ia mencoba memejamkan matanya. Namun tak bisa, Maria begitu gelisah, wajah Rama terus membayang menghantui lamunannya. Jam 1 malam, Maria masih tak dapat memejamkan matanya . " Ah...besok aku harus kerja, jadi tolonglah..., ah...iya sebaiknya aku shalat tahajud saja, lalu baca yasin. Yah...aku harus mencobanya." Maria mengambil air wudhu di kamar mandi dalam kamarnya lalu shalat tahajud 2 rakaat memohon agar bayangan Rama menghilang dari fikirannya. Sesudah shalat tahajud, Mariapun membaca surah yasin agar hatinya lebih tenang. Setelah selesai Maria mencoba berbaring memejamkan mata. Beruntung semua berhasil, Maria pun tertidur dengan pulasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Bilqies
ngeselin banget siih punya adik kaya si Ikbal itu /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-05-03
0
Nur Meylia Djulfah
🤣 Maria maksa nilai masakan harus 10
2022-01-05
1
Conny Radiansyah
sukanya baca yang berbentuk percakapan...maaf Thor 🙏✌️
2022-01-01
1