Sang Raja

...Happy reading!...

.......

.......

Kubuka perlahan kedua kelopak mataku, hawa dingin masih terus terasa berhembus disekitar tubuhku.

Kulihat warna langit diluar samar melalui pintu teras yang tertutup rapat. Disana nampak setengah bulan yang tengah sendiri menyinari malam yang sunyi.

Kulangkahkan kakiku menuju pagar teras tersebut. Ini bukanlah lagi mimpi, ini nyata dan inilah aku sekarang.

Aku teringat beberapa kata dibuku yang kupinjam dari perpustakaan kemarin.

Semenjak datang kedunia ini, aku sangat senang sekali membaca. Karena minimnya aktivitas dan terlebih didunia ini tidak ada Smartphone, semua itu terpaksa kulakukan.

Aku sangat merindukan kamu, Smartphoneku...

Walaupun awalnya sangat menyedihkan sebab semua tulisan dibuku tak ada satupun huruf yang kupahami namun dapat sedikit kubaca, kuminta kepala perpustakaan untuk mengajarkanku.

Syukurlah dia tak banyak bertanya mengenai alasannya, hehehe.....

Satu hal yang tak dapat dipercaya. Hanya dalam sekali lihat saja, aku sudah dapat menghapal bahkan mengingat dengan jelas semua kosa kata yang baru kupelajari tadi dan langsung dapat dengan mudah dan lancar ketika membaca buku pertamaku.

Exsalia bilang, itulah keistimewaan dari otak milik putri Lauren. Otak ini dapat berpikir dan mengingat 10X lebih cepat dari manusia biasa. Bahkan sampai sekarangpun semua buku yang kubaca di lantai 1 perpustakaan, masih bisa kubaca berulang-ulang di kepalaku.

Selama ini, orang-orang di sekitarnya bahkan tak ada satupun yang tau akan kemampuan spesialnya ini.

Jika begini, apa mungkin bisa kuingat kembali ingatan Lauren tentang masa lalunya??

..._____...

Pagi ini adalah jadwalnya Raja negri ini untuk tiba ke ibukota. Para pelayan gaduh dan mulai sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, para prajurit kerajaan sudah pada berbaris rapi berjejer dari pintu kastil hingga pintu gerbang pagar yang mengelilingi istana berwarna putih ini.

Pagi indah cerahku seketika berubah drastis. Para pelayan datang sangat pagi dan berkata bahwa aku hari ini harus mengenakan gaun khusus untuk menemui sang raja.

"Tuan putri, anda adalah harta tak tergantikan bagi kerajaan ini!!" Maid 1.

"Anda akan sangat cantik jika mengenakan ini, tuan putri!" Maid 2.

"Tuan putri!!" Maid 50, ups canda!

Haah, aku kehabisan alasan untuk mengelak sekarang.

Padahalkan masih berada di lingkungan istana dan yang datang juga sebenarnya ayahku sendiri bukan? kenapa harus ribet beginisih?!

Seusai memasangkanku baju layaknya boneka, mereka meminta izin untuk meninggalkan ruangan.

Akhirnya aku bisa sendiri juga, lega sekali rasanya!

Setelah bertemu raja nanti, aku masih harus mempelajari semua yang berkaitan dengan tata krama tuan putri, cara berdansa bahkan cara minum teh dengan benar.

Betapa sulitnyaa jadi tuan putri ini...

Terlihat dari jendela kamarku, muncul kereta kuda mewah didampingi beberapa kesatria berkuda tengah menuju pintu gerbang kastil kerajaan. Lambang kerajaan bulan sabit bermaskot kuda putih terlihat jelas terukir di bagian pintunya.

Knock knock

Terdengar suara ketokan dari luar pintu kamarku.

"Putri Lauren, sudah saatnya..."

"Iya, aku akan segera kesana..."

Kuangkat sedikit bagian bawah gaunku. Sambil berlari kecil, aku membawa diriku menuju pintu kamarku.

Tepat setelah kubuka daun pintuku, didepannya sudah terdapat 2 orang pelayan yang menungguku.

Pelayannya sudah berbeda lagi?!

"Lewat sini tuan putri..."

Mau seberapa banyak pelayan disini!!

..._____...

Ditengah perjalanan ingin menuju aula istana tempat pertemuan, aku bertemu kak Falley yang juga mengenakan gaun yang sama denganku.

Tubuhnya yang indah terlihat sangat sek-eh salah, terlihat sangat cantik dengan rambut emasnya yang panjang.

Cara berdirinya saja bahkan sangat mengambarkan arti seorang putri kerajaan yang sesungguhnya. Jauh sekali denganku...

"Lauren, selamat pagi! Kamu terlihat sangat cantik mengenakan gaun itu.." sapanya sambil tersenyum.

Aku hanya membalas pujiannya sekilas dengan senyuman dan anggukan kikuk, rasanya agak sedikit melayang kalau sudah bidadari surga yang memuji!

Pelayan yang sebelumnya mendampingi ku meminta izin untuk kembali pada tugasnya. Walau terasa sedikit berat, aku mengijinkannya.

Kini, hanya tinggal aku dan kak Falley. Suasana perjalanan sangatlah hening, aku masih terasa canggung dengan wanita cantik satu ini.

"Lauren, apa kamu ingat sesuatu tentang ayah?" Tanyanya memecah keheningan.

Aku menoleh lalu menggeleng, "Ayah itu, ayah itu seperti apa orangnya kak?" Tanyaku penasaran.

"Hehehe...." Ia tertawanya kecil, jelas tawanya bukan untuk maksud sembarangan.

"Ketika dapat kabar kalau kamu sudah sadar, ia langsung menunda perjalanan panjangnya dan segera memutuskan menuju kembali kesini" lanjutnya menjelaskan.

"Hooo, ehh?! Apa itu tidak apa-apa?" Aku menggigit bawah bibirku, apakah seorang raja sepertinya boleh meninggalkan tugas seperti itu?

"Tidak apa-apa, sepertinya..."

Bukannya itu gawat? Kak, ada apa dengan ekspresi surammu itu?!

"Pokoknya persiapkan saja dirimu ya..."

"Untuk apa??"

"Nanti kamu sendiri bakalan tau..."

"Heahh..."

Kita berdua sampai di ruang aula masuk istana, tinggal menunggu waktu saja sampai terbuka.

"YANG MULIA FANSEV VAN CYLES CELESTINE TELAH SAMPAI" Teriakkan itu hampir menggelegar kebeberapa ruangan.

Kedua prajurit yang berjaga di depan dengan sigap membuka pintu istana yang amat besar dan tinggi itu.

Perlahan-lahan pintunya terbuka, dapat kulihat terdapat sosok pria tinggi dengan rambut emas yang beberapanya terlihat sudah berubah menjadi putih termakan usia.

Disamping hingga kebelakangnya yang kulihat semua hanyalah laki-laki, lalu dimana ibuku? Apa ia tak ikut dengan rombongan ini?

Sang raja menolehkan kepalanya kekanan, kiri, atas, kebawah dan akhirnya pandangannya terfokus pada ku yang sedang berdiri tepat di samping kak Falley.

Pria dengan makhkota itu perlahan mendekatiku diikuti dengan banyaknya para pengawal dibelakangnya.

Semakin dekat....

Semakin dekat....

Semakin dekat...

Hanya menyisakan sedikit jarak, tiba-tiba ia langsung memelukku dengan kedua tangan besarnya.

"Laurennnnnnn......" Teriakan histerisnya yang tiba-tiba jelas mengagetkanku.

"Hm, permisi.."

"Huee......"

Tangisannya makin jadi. Walau tak dengan jelas terdengar keras, banyak mata mulai memperhatikan diriku.

"Ayah...."

Kak Falley mulai bersuara. Wajahnya yang sebelumnya nampak cerah, kini terlihat memudar.

"Syukurlah kali ini aku juga tak kehilangan kamu, Lauren...." Ucap sang raja sendu.

Para prajurit dan semua orang yang disana hanya bisa terpaku diam.

Tunggu dulu, apa maksudnya juga tak kehilangan itu?

Aku tak bisa berkata-kata menanggapi situasi yang ada.

Dengan sedikit kekuatan, kubalas pelukan ayahku yang saat itu terus mengeluarkan air matanya.

Bukannya aneh. Seorang paling terhormat dan nomor satu di kerajaan, membuang martabat dan harga dirinya sebagai seorang raja hanya untuk sebatas air mata bahagia seorang ayah.

...Lauren, seberapa pentingkah dirimu ini?!...

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!