Keesokan harinya. Gilang bangun lebih dulu. Matanya mengerjap karna terkena silau matahari yang masuk lewat celah-celah korden, membuat penglihatannya samar. Namun ketika matanya mengarah pada sofa yang berada tidak jauh dari ranjang. Matanya mengerjap melihat wanita yang cantik tengah tertidur dengan pulas meski dengan keadaan meringkuk, tak membuatnya merasa tidak nyaman.
Gilang memandang gadis itu lama kemudian teringat jika semalam dia berada di club malam bersama seorang wanita. Dan teringat di saat wanita itu dengan berani mencium serta menggodanya kemudian dia mendorong wanita itu hingga terjatuh. Dia juga ingat, ketika dia meminum alkohol namun hanya itu saja yang dia ingat, karna Gilang juga tidak ingat bahwa yang membawanya pulang adalah Rio sang asisten.
Gilang terduduk dengan memegang kepalanya sakit.
"Kepalaku pusing sekali, jam berapa sekarang" Gilang melihat jam yang ada di dinding " ternyata sudah jam 7 pagi,kenapa gadis ini begitu tertidur dengan pulas" ucap Gilang dan beranjak ke kamar mandi tanpa berniat membangunkan antin yang masih terlelap.
Setelah Gilang memasuki kamar mandi, antin terbangun dan mengerjakan matanya lalu melihat ke arah ranjang. Disana Gilang tidak ada. Namun dia mendengar suara gemercikkan air di dalam kamar mandi dan itu tandanya Gilang sudah bangun.
Antin beranjak dan menuju wastafel untuk sekedar mencuci wajahnya saja, dan setelah itu dia bergegas keluar kamar dan dengan cepat menuju dapur.
Disana beruntunglah antin tidak menemukan siapapun. Hanya menemukan bik Ijah yang tengah menyiapkan sarapan.
"Bik, antin bantu ya" ucap antin.
"Ehh.... nona, tidak usah ya biar bibi saja yang masak karna sudah menjadi tugas bibi" ucap bik Ijah. Tapi bukan antin namanya jika dia harus diam berdiri saja.
"Bik, bagaimana kalau kita mengerjakannya bareng-bareng" tawar antin dan di setujui bik Ijah.
"ya sudah non, non maunya masak apa" ucap bik Ijah bertanya pada antin.
"Aku mau masak nasi goreng ala kampung ku bik boleh?" tanya antin pada bik Ijah.
"Boleh deh non, tapi bibik tidak tau resepnya, mungkin nasi goreng yang biasa bibik masak tidak enak non, bibi lihat nasi goreng yang bibi buat akan selalu banyak tersisa. Mungkin mereka kurang suka dengan nasi goreng buatan bibik" ucap bik ijah.
"Ya sudah deh bik, bagaimana kalau nasi goreng kali ini, kita buat menjadi spesial" ucap antin dan membuat bik Ijah tersenyum.
"Siap non, ayo kita mulai memasak" Ucap bik Ijah.
"Ayo" antin pun dengan lihai memotong segala bumbu seperti cabai dan bawang serta saat menggoreng, tangannya dengan lihai bergoyang memegang alat masakan.
Tak butuh waktu lama, kini nasi goreng spesial yang di buat antin sudah siap di sajikan.Kemudian antin memasak segala jenis masakan kampung lainnya.
Setelah selesai memasak, antin dan bik Ijah juga sudah selesai menyajikan menu sarapan keluarga. Di atas meja sudah tertata rapi semua menu makanan.
"Bik, bagaimana jika semua yang antin masak tidak ada yang suka dengan semua menu masakan yang antin buat" ucap antin.
"Bibik yakin mereka pasti suka dengan masakan yang nona buat, bibi yakin itu" ucap bik Ijah menenangkan hati antin.
"Baiklah bik, antin mau panggil mas Gilang dulu ya untuk sarapan" ucap antin.
"Iya nona" bik Ijah pun memanggil kedua majikannya yang masih meminum teh di taman.
Di kamar gilang. Antin begitu takut untuk masuk. mungkin orang lain yang akan menemui suaminya akan bersemangat untuk saling menyapa dan bermesraan di pagi hari dan memanggilnya untuk sarapan. Tetapi berbeda dengan pasangan suami istri ini yang di anggap menikah hanya di atas kertas.
Antin dengan memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
Tok tok tok
Tak ada sahutan dari dalam, Antin pun membuka handel pintu dn masuk melihat sekeliling kamarnya. Terlihat Gilang yang tengah mengerjakan sesuat dari laptopnya.
"Mas, sarapan sudah jadi kamu pergilah ke meja makan" ucap antin dengan gugup.
Gilang melihat istrinya seperti tidak suka, dan diapun beranjak melewati antin begitu saja. Tentu membuat antin merasa sedih.
Sebelum Gilang sampai di pintu, antin pun menghentikannya.
"tunggu" antin menghentikan langkah Gilang dan Gilang pun otomatis berhenti tanpa melihat kebelakang.
"Ada apa" tanya Gilang dingin.
"Mas, boleh kah aku pulang kampung hanya beberapa hari saja, set_" belum sempat antin menyelesikan ucapannya, Gilang langsung berbalik badan dan menatapnya tajam.
"Apa, kau ingin pulang kampung, kau pikir bisa seenaknya saja keluar masuk di dalam rumah ini"
"tapi mas, aku hanya minta ijin darimu"
" tentu saja aku tidak mengijinkan kamu kemanapun"
"Mas, ada apa kau melakukan ini padaku mas, seperti apa aku di mata mu dan di mata keluargamu mas" ucap lirih antin.
"Kau tau, aku juga jijik menikah dengan gadis kampung dan tidak berpendidikan sepertimu"
"Lalu kenapa hubungan ini masih bertahan mas, bahkan kau tidak pernah memberikan alasan yang pasti untuk aku mas"
"Karna kau akan tau nanti, apa alasan aku menikahimu" Gilang pun langsung berlalu pergi meninggalkan antin yang lagi-lagi hanya bisa menangis meratapi dirinya sendiri.
Antin begitu tidak tahan dengan semua ini, bahkan dia selalu tak pernah di anggap oleh keluarga asing yang tiba-tiba menjadi keluarganya itu.
Perlakuan semua keluarga dan juga suaminya itu tak pernah memperlakukan nya layaknya menantu yang selalu di banggakan, selalu di cintai oleh suaminya dan selalu di sayangi oleh keluarga suaminya.
Tapi antin bahkan tak pernah melihat ketulusan di dalam diri suami serta semua keluarganya. Antin tak pernah tau akan menjadi seperti ini. Dia berharap pernikahannya akan menjadi sebuah pernikahan yang mengubah takdir hidupnya. Yang dulunya menjadi orang yang susah dalam mencari sesuap nasi hingga sekarang seharusnya dia bahagia mendapatkan lelaki yang bertanggung jawab memenuhi kehidupannya.
Namun ternyata itu hanyalah sebuah hayalan semata. Bahkan Gilang saja tidak pernah menyentuh atau tidur bersamanya. Dia akan tertidur di sofa dan meringkuk disana. Karna Gilang melarangnya untuk tidur di atas ranjang. Gilang begitu tak sudi nya melihat antin yang tidur di ranjang.
Antin juga tak ingin membuat keributan dengan suaminya pun hanya mengalah. Antin juga tau , jika Gilang tidak suka dirinya menyentuh barang-barang milik nya. Maka dari itu antin pun tak pernah menyentuh barang milik Gilang.
Antin begitu sakit hati dengan perlakuan seluruh keluarga suaminya terhadapnya. Dia berusaha bersabar agar dirinya juga tak lepas kendali.
"ya Tuhan, bantu aku untuk menghadapi setiap permasalahan dalam rumah tanggaku ini, Beri aku kekuatan dan kesabaran di dalam menghadapi semua keluarga serta suami ku sendiri" doa antin dalam hati.
Bersambung.....
Jangan lupa tinggalkan jejak ya kak, author masih banyak lagi belajar maka dari itu maafkan author jika ada banyak kata yang salah dalam penulisan.
"Terimakasih"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Ita Zarah
pergi aja ngak sih...
2024-11-25
0
Iba Shayra
Anton Abar ya akan indah pd waktux 😭😭..tp KLO anti Uda ga sanggup lg mnding ninggalin aj rumah tu dribpda hidup bagi neraka😭
2022-02-23
0