Antin berjalan menaiki lif menuju kamar hotel yang sudah di sediakan untuk pengantin. Tidak ada dekorasi, tidak ada bunga mawar merah yang membuat kesan romantis. Tidak ada apa-apa yang menandakan mereka sepasang pengantin. pernikahan mereka adalah di katakan palsu. Namun itu bagi Gilang, tetapi bagi antin, itu adalah pernikahan sekali seumur hidup.
Antin berharap di dalam pernikahannya itu adalah pernikahan pertama dan terakhir.
tok tok tok
Antin mengetuk pintu, dan Gilang membukakan pintu untuk antin. Namun tiba-tiba Gilang menarik kasar tangan antin dan menghempaskan ke atas ranjang. Dan Gilang mengukung antin di bawahnya.
"Mas apa yang kamu lakukan" ucap antin ketakutan melihat mata gilang.
"Ingat gadis bodoh, kau jangan senang dulu Karna aku membawamu ke atas ranjang. ingat, kau bukan tipe ku. Kau adalah boneka ku yang akan aku jadikan mainan ingat itu" Gilang pun beranjak dan pergi meninggalkan antin sendiri di dalam kamar hotel itu.
Gilang meninggalkan antin menuju club malam, disana dia minum alkohol hingga tak sadarkan diri. Rio yang melihat sahabatnya hanya menggelengkan kepalanya. Lalu Rio membawa Gilang memasuki mobil dan menuju apartemen Gilang.
Sedangkan antin, gadis itu masih menangis di atas tempat tidur, meratapi nasibnya yang begitu kurang beruntung. Setelah pertemuan singkat dengan Gilang, dia juga tidak menyangka bahwa dia akan menjadi istri dari Gilang Surya.
Stelah puas menangis, antin pun bergegas ke kamar mandi. Selesai dengan semua ritual mandi, antin pun naik ke atas ranjang dan mencoba memejamkan mata. Namun dia begitu sulit memejamkan matanya memikirkan dimana Gilang berada.
***
Keesokan harinya. Antin terbangun dan melihat jam di ponselnya ternyata sudah jam 6 pagi, dia bangun lebih telat dari biasanya. Entah itu karna tak bisa tidur semalaman atau memang dia merasa kelelahan.
Antin membersihkan diri. Lalu setelah itu, antin memakai pakaiannya. Antin melihat beberapa potong pakaian bermerek yang di belikan Gilang.
"Ada apa denganmu mas, kau mengabaikan aku, namun kau juga membelikan aku barang-barang berharga. Sebenarnya apa tujuanmu menikahiku" antin bertanya-tanya.
Tok tok tok.
Antin terkejut dari lamunannya karna suara pintu hotel di ketuk dengan sangat keras. Antin pun dengan cepat membukakan pintu itu.
Ckleek.
Antin membuka pintu dan menampilkan mama Merry yang berdiri angkuh di depan pintu memandang antin dari atas sampai bawah.
"Hey, kenapa kau bangun siang sekali. Hari ini kita pulang dan aku tidak mau kamu lama-lama berkemas, turun ke bawah dan langsung pulang. Awas ya kalau kamu masih betah disini" ucap mama Merry mamanya Gilang.
"Baik ma" ucap antin menundukkan kepala.
"Ingat, Gilang tidak akan pernah menemui mu disini. Gilang sudah pulang ke apartemennya, jangan pernah berharap kau akan jadi ratu di rumah kami ingat itu" mama Merry pun pergi meninggalkan antin yang masih terbengong.
Antin mengemasi semua barang-barang nya dan meninggalkan kamar hotel.
Sesampainya antin di luar hotel pak Tono mempersilahkan masuk antin ke dalam mobil menuju kediaman tuan Andika Wijaya Surya.
Antin memasuki rumah. setelah memasuki rumah, antin melihat begitu banyak keluarga berkumpul kecuali dia sendiri.
"Hey antin, kenapa kamu lama sekali bukannya kamu di suruh mama buat cepat-cepat sampai rumah, kita sudah lapar siapkan makanan" ucap Vivi kakak ke tiga Gilang.
"Iya, gadis kampung ini sangat senang membuat orang menunggu" ucap Mira kakak ke dua Gilang.
"Sudahlah, kalian jangan berisik kalian ini jangan keterlaluan" ucap bima kakak tertua Gilang. Sedangkan Gilang, pria itu hanya diam tanpa berniat membela istrinya.
"Baik kak, antin permisi ke dapur" ucap antin.
"Dari tadi kek, hus hus hus pergi sana" ucap Vivi mengibaskan kedua tangannya seperti mengusir kucing.
Antin berjalan menuju kamar dan setelah itu menuju dapur. Disana dia membuka kulkas melihat dan mengambil beberapa sayuran serta daging untuk dia masak. Antin sangat lihai dalam memasak, dia sudah terbiasa tinggal sendiri dan memasak memang salah satu hobby nya juga.
bik Ijah datang menghampiri antin yang tengah memilih sayuran serta memotong daging ayam.
"Non, biar bibik saja ya, itu tugas bik Ijah" ucap bik Ijah.
"Tidak apa bik, antin udah terbiasa masak sendirian di kampung, jadi antin bisa melakukannya sendiri" ucap antin tersenyum menatap bik Ijah.
"Non, non antin jangan sedih ya, karna semua keluarga termasuk tuan Gilang tidak suka sama non" ucap bik Ijah lagi.
"tidak apa bik, antin juga tidak ambil pusing dengan mereka" ucap antin.
"Yang sabar ya non"
"iya bik"
" sini, biar bibik yang bantu" bik Ijah menawarkan diri.
"Baik lah bik, bibik tinggal mencuci semua sayuran dan antin yang akan memasaknya"
" baiklah non"
Setelah satu jam antin dan bik Ijah berkutat dengan peralatan dapur. Antin langsung menata makanan di atas meja.
"Bik, biar antin memanggil mereka makan ya" ucap antin.
"iya non"
Antin pun melangkah menuju ruang tamu dimana seluruh keluarga yang tengah bersenda gurau itu berada. Dan terlihat pula mama Merry dan juga papa Andi sudah pulang dari entah kemana mereka mampir sepulang dari hotel tadi.
"Maaf semua, makanan sudah siap" ucap antin Dan mereka semua menoleh menatap antin.
"Lama banget sih, cuman masak saja juga. Kita itu dari tadi lapar" ucap Mira berteriak.
"Iya, dasar gadis kampung, apa kamu memasak batu sampai-sampai aku kehilangan selera makan menunggu kamu selesai" ucap Vivi.
"Maaf, kak" ucap antin
" Alahh, palingan juga masakannya gak enak" ucap Mira lagi.
"Sudah sudah. Kalian ini bagaimana sih, makanan kan sudah siap tinggal pergi ke meja makan saja" ucap bima membela antin.
"Kakak bela gadis kampungan ini" Vivi kesal.
"iya ,kenapa kak Bima membela gadis kampung ini"
"Vivi,Mira. Antin sudah masak dan memberi tahu kalian jika makanan sudah siap, ya tinggal makan saja. Kenapa kalian harus protes" ucap bima kesal dengan ke dua adik perempuannya.
"Ayo kita ke dapur, mama jadi pusing mendengar kalian berdebat" mama Merry pun berjalan lebih dahulu dan di ikuti papa Andi di belakang namun sebelum itu mama merry menatap antin.
"Jangan sekali-kali kamu ikut makan bersama kami, ingat itu" ancam mama marry dan antin pun mengangguk.
Gilang juga begitu acuh melihat istrinya di bentak dan di marahi oleh kakak dan juga mamanya. Setelah mereka makan mereka pun menuju ke ruang keluarga namun Bima terlebih dahulu sudah pulang ke rumahnya bersama istri dan juga anak- anaknya" Bima sudah menikah dan memiliki empat orang anak dua perempuan dan dua laki-laki.
Sedangkan Mira, dia juga sudah menikah dan memiliki dua orang anak laki-laki
Sedangkan Vivi dia juga sudah menikah dan memiliki dua orang anak laki-laki.
Antin membersihkan meja dan menyusun piring kotor di westafel. Dia mencuci piring dan tak lupa mengelap meja makan serta mengepel lantai. Setelah itu dia baru melangkah menuju kamarnya melewati ruang keluarga.
"Hey gadis kampung, apa kamu tidak melihat kami disini. Bikinkan kita teh hangat" ucap suara keras Mira membuat antin kembali ke dapur tanpa mengucap sepatah katapun.
"Dasar kampungan" sarkas Vivi lagi
Bersambung.....
Jangan lupa tinggalkan jejak ya kak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Sri Lestari
critanya jgn terlalu lebay dong...
2024-12-28
0
Iba Shayra
ya elaaa..mrtua durhaka .blum dpt karma kaliii..
2022-02-23
0