Bi Ani membuka jendela, membuat cahaya leluasa dengan mudah masuk ke kamar melalui jendela yang terbuka. Sementara aku masih saja menggeliat manja di kasur, mataku memicing menuju ke jam weker.
"Ahh baru jam 6 bi" teriakku dengan manja dan kembali menaikkan selimut ke tubuhku dan aku kembali memejamkan mata.
Bi Ani duduk di tepian kasur lalu dengan tangan kasarnya mengelus rambutku.
"Non siti ayo bangun, non sitikan harus menjalankan misi dan non siti harus prepare terlebih dahulu..!" perintah bi Ani
Mendengar kata Siti itu masuk ke jiwaku dan perlahan membangunkan kesadaranku. Perlahan ku buka mataku yang masih lengket dan rasanya masih ingin kembali terpejam. Aku menyibak selimut dan kemudian jalan terengah engah malas untuk menuju kamar mandi untuk mandi. Sementara Bi Ani melihatku dengan tersenyum tipis dan merapikan tempat tidurku.
Setelah selesai mandi aku dan Bi Ani di sibukkan dengan penampilan baruku yang tidak glamour dan terlihat aneh. Bi Ani mengepang dua rambut yang biasanya aku biarkan untuk terurai dan Pak Parman menyibukkan dirinya memompa sepeda tuanya didepan.
"Bentar non satu hal lagi yang belum bibi pasang" ucap bi Ani sambil mencari cari arang tersebut
"Nih non kacamata bulat non minus" sahut bi Ani kembali yang sudah menemukan barang tersebut dan memakainkannya di bagian mataku.
"All Raight Bi Ani, makasih atas penampilan baruku ini" uajarku dengan menampakkan senyum hangat
"Siti cepetan keluar ini sudah mau jam 7 nanti kamu akan terlambat ke sekolah" teriak Pak Parman
"Oh my got, bi Ani" sahutku sambil menepuk jidat kepalaku.
"Ya udah non, bibi ambilin bekal non Katlym dan no prepare yang lain ya" ucap bi Ani dengan tergesa gesa
Aku menuju sekolah favorite di Indonesia dengan menaiki sepeda tua yang aku peroleh dari Pak Parman. Aku terus menggayuh sepeda itu menyusuri berbagi jalanan agar sampai ke sekolah tersebut. Yah sekolah Nusa Bahkti disitulah kisahku dimulai.
Saat aku cari parkiran sepeda yang ternyata tidak ada akhirnya aku memarkirkan sepdekau di samping mobil yang lamborgini yang berwarna silver.
"Neng nggak salah pakai sepeda ke sekolah?" Sapa salah satu satpam di sekolah tersebut
"Emang kenapa pak?, salah ya kalo aku ke sekolah pake sepeda?" Sahutku
"Ehh nggak kok neng, tapi aneh aja gitu kan yang lain pake mobil kok eneng malah pake sepeda tua sih?" Ujar Pak Satpam yang menatap diriky dari atas sampai bawah
"Kan saya nggak punya mobil pak..! Emang apa harus yang sekolah disini itu pake mobil semua?" Ujarku
"Kok neng bisa masuk di sekolah ini?, bukannya ini sekolah termahal dan terfavorit di Indonesia?" Ucap pak Satpam iti yang sepertinya mau mengintrogasi diriku
"Saya disini karna saya mendapat biasiswa pak, oh iya saya harus buru buru karna saya harus ke kantor dan menemui Bu Fina selaku wali kelas saya" jawabku sambil mencopot helm pengaman yang ada di kepalaku.
"Ohh eneng anak baru ya?" sapa pak Satpam kembali
"Iya pak, permisi saya ke kantor dulu" ucapku
Di tengah perjalanan ku menuju kantor, semua siswa memasang matanya menuju ke arahku mereka terdiam dan saling berbisik bisik mengenai penampilanku, dan aku mencoba untuk menyapa mereka dengan senyuman hangat walaupun mereka membuang muka mereka begitu saja.
********
"Ehm anak anak, tolong jangan ribut..!" teriak bu sarah di depan kelas yang sontak membuat suasana kelaa menjedi hening seketika di tengah tengah jam istirahat.
"Selamat pagi anak anak" sapa bu sarah
"Pagi bu" sahut satu kelas
"Pagi ini ibu membawa teman baru untuk kalian" ucap bu sarah
"Haaaa" sahut salah satu siswa ternganga
"Harus cantik loh bu!" teriak siswa lain menambahkan.
"Sudah sudah jangan ribut saja, Siti, ayo silahkan masuk" ucap bu sarah yang memanggil siswi baru yang berada di luar kelas menunggu.
Terdengar suara langkah kaki yang ragu masuk perlahan dalam kelas, Aku masuk ke dalam kelas dan....
Brukk....
"Hahahaha" serentak semua siswa di kelas tertawa lepas tak tahan melihat suatu kejadian yang baru saja mereka lihat, serta pemeran utamanya.
Aku terjatuh ke atas lantai tersandung kakiku sendiri dan akhirnya hilang keseimbangan. Penampilanku juga tak kalah menariknya dengan kejadian tersebut. Rambut di kepang dua dan kacamata bulat, tebal, non minus dengan warna frame hitam pekat yang aku kenakan. Gaya berpakaianku yang juga terlihat dengan anak yang sekolah biasanya. Kacing baju di bagian kerah di kaitkan rapi seperti sudah siap untuk di beri aksesoris pita merah.
"Maaf, maaf" ucapku sambil berusaha bangkit dan mengembalikan keseimbanganku.
"Diam, diam semua...!" teriak bu sarah berusaha mengendalikan kondisi.
"Ayo Siti, perkenalkan dirimu pada teman teman barumu" lanjut bu Fina setelah kondisi kelas stabil.
"Baik bu" jawabku sambil mengangguk ke Bu sarah.
"Selamat pagi teman teman, nama saya Siti, Siti Arafah tepatnya...." perkenalanku terpotong oleh teriakkan teman teman baruku
"Whahahahaa...." teriak semua siswa yang tertawa geli karna menurut mereka nama panjang Siti sangat cocok dengan penampilanku yang sebenarnya.
"Diam, biarkan temanmu melanjutkan perkenalannya" teriak bu sarah membuat diam seisi kelas
"Ayo" ucap kembali Bu sarah.
"Salam kenal" ujarku sambil menaggguk ke depan kelas.
Beberapa siswa scaning terlihat senyum geli melihat penampilan pertamaku.
Bu sarah melihat sekitar kelas memcari hangku kosong untuk aku tempati dan menemukannya tepat di samping bangku Amel di deretan belakang.
"Siti, kamu bisa duduk di deretan sana, di samping Amel" ujar bu sarah sambil menunjukkan bangku tersebut.
"Iya bu terimakasih banyak" ucapku sebelum bu Fina meninggalkan kelas.
Aneh..
Mereka mengutamakan penampilan daripada kepribadian
Mereka lebih menghormati orang yang punya kasta lebih tinggi dari mereka
Di banding orang yang tak mempunyai kasta sama sekali
Gimana gays ceritanya??...
Jangan lupa vote..vote dan vote ya..
Jangan lupa juga kritik dan saranya..
Aku menunggu vote dan komen kalian agar aku lebih semangat lagi ngelanjutin ceritanya...
Love you😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
nla.na√
suka ni crita kek gni
2021-04-25
1
Arsyfa Jimmy
lanjut....
2020-06-16
2
Rilla
hii
2020-04-30
0