H 4 P P Y R 3 4 D I N G📖
•
•
•
•
•
Tujuh belas tahun yang lalu lahir-lah seorang gadis yang cantik. Saat yang bersamaan dengan kelahiran bayi tersebut semua harta kekayaan dari keluarga ibu kandung nya hilang dibawah kabur tanpa ada tersisa, semua terjadi karena keserakahan dan kelicikan kakak dan adik-nya sendiri.
Ibu dari bayi tersebut bernama Lestari Putri Indah, biasa di sapa Lestari.
Musibah yang menimpah keluarga kecil yang baru dikaruniai anak tidak membuat kehidupannya bahagia melainkan berantakan.
Tidak pernah terpikir di benak nya adik dan kakak tega melakukan ini padanya disaat kelahiran bayi pertamanya.
Sepeser uang tidak mereka miliki meski itu untuk berjaga jaga atau apa lainnya. Kepanikan dan kebingungan menguasai otak satu sama lain, bagaimana cara membayar biaya persalinan dan juga biaya pemakaman ibu kandung Lestari yang drop setelah mendengar kenyataan kedua anaknya tega melakukan ini pada saudara/i kandungnya sendiri.
Setelah penguburan jenazah ibu Lestari, datanglah sosok misterius yang memakai pakaian dan kacamata serba hitam. Berjalan mendekati Lestari dengan kedua tangan di pojok saku jaket. Tanpa aba atau pemberitahuan ia melempar sebuah amplop tepat di depan Lestari, dengan gerakan refleks Lestari pun menangkap.
"Siapa kamu? apa yang kamu berikan pada saya?" tanya Lestari menatap sosok tersebut dan kembali melihat amplop yang berada di tangan-nya.
Sosok misterius tersebut berhenti mendengar pertanyaan nya, berdiri berbalik arah dengan Lestari.
"Buka dan lihat sendiri!" Jawab sosok misterius lalu berjalan meninggalkan Lestari tanpa ingin tahu ekspresinya.
Lestari masih berpikir dengan apa yang diucapkan sosok misterius. Pikirannya masih berkecamuk bertanya siapa dia, apa tujuannya, dan kenapa secara dadakan memberi amplop yang belum diketahui apa isinya. Terus melamun dalam pikiran akhirnya Lestari tersadar melihat suasana hening, semua telah kembali pulang. Berpikir sendiri tak akan mendapat jawaban, hingga ia memutuskan mencari sang suami memberitahu apa yang terjadi.
"Pa... Papa...." Panggil Lestari berjalan keliling memutari area parkiran, tapi tidak menemukan jejaknya.
Dari belakang punggung Lestari ada tangan kekar memengang pundaknya dan ternyata itu sang suami yang bernama Aditya Wijaya Kusuma biasa disapa Aditya.
"Aaaaaaaaaaa......" Teriak Lestari mengira sosok misterius tadi yang berada dibelakangnya.
"Mama kenapa?" Aditya kaget dengan suara teriakan Lestari menggelegar, mungkin saja bisa membangunkan mayat yang sudah mati🤭
"Astaga Papa bikin Mama jantungan saja. Syukur mama tidak ada penyakit, kalau ada Papa mau tanggung jawab hah?" Marah Lestari setelah melihat siapa sosok tersebut yang membuat jantungnya ingin meloncat maraton saking takutnya.
"Maaf Ma, Papa tidak tahu kalau mama akan kaget seperti ini." Balas Aditya memandang istrinya terpapar jelas raut wajah kesal.
Aditya bingung apa yang terjadi hingga Lestari ketakutan seperti orang linglung yang takut melihat penjahat atau lebih parah hantu terbang🤣
•
•
•
Dirumah sakit banyak orang yang berlalu lalang, Lestari yang sudah pusing tambah pusing melihat mondar mandir keluarga pasien tiada henti melintasi depan mereka.
"Pa tadi di pemakaman Ibu, ada sosok misterius yang kasih mama ini." ucap sang istri menunjukkan amplop yang diambil dari tas nya.
"Emangnya mama kenal dengan sosok tersebut?" tanya sang suami yang masih belum tahu cerita detailnya.
"Mama gak kenal Pa, Mama juga tadi sempat tanya, tapi malah di jawab BUKA DAN LIHAT SENDIRI." Lestari mengulangi ucapan yang dilontarkan sosok misterius tersebut dengan suara khasnya.
"Yah sudah sekarang kita buka saja dari pada penasaran." Usul Aditya yang penasaran.
"Iya Pa, Mama juga penasaran."
Membuka rekatan lem yang tertempel di amplop, perlahan tapi pasti isi dalam nya mulai terlihat, betapa kaget Lestari dan Aditya melihatnya.
"Uang." Kaget Lestari dengan ekspresi bingung bertanya dari siapa, apa tujuannya.
"Itu apa Ma?" Tatap Aditya melihat secarik kertas pada selipan tumpukan uang di amplop.
"Kertas." Balas Lestari.
Mendengar perkataan Aditya, ia segera melihat dan ternyata benar ada kertas.
"Coba Mama buka pasti ada petunjuk dari semua ini." Perintah Aditya melihat kertas ditangan Lestari
"Papa pegang ini." Lestari menyodorkan uang pada Aditya untuk dipengang.
Tangannya mulai membuka lipatan surat yang ditutup dan membaca isi kata satu persatu yang tertulis pada surat tersebut.
HALLO KAKAK-KU TERSAYANG LESTARI. TERIMA KASIH YAH SUDAH PERCAYA SAMA CHELSI DAN KAK BRAM UNTUK MENGURUS SEMUA HARTA KEKAYAAN KAKAK PADA PONAKAN KAMI. KAKAK TAU KAMI SANGAT MENANTI KELAHIRAN PONAKAN KAMI SELAMA INI, HINGGA AKHIRNYA PENANTIAN KAMI HARI INI TERWUJUD, KAMI SANGAT BAHAGIA. SELAMAT YAH KAK ATAS KELAHIRAN BAYINYA, SEMOGA BAYINYA MEMBERI REZEKI YANG BERLIMPAH BUAT KAKAK DAN KELUARGA. UPS SALAH UCAP PONAKAN KAMI ITU, BUKAN MEMBERIKAN REZEKI BERLIMPAH BUAT KAKAK TAPI YANG BENAR BUAT CHELSI DAN KAK BRAM. DAN LEBIH TEPATNYA LAGI PONAKAN KAMI MEMBERI AWAL PENDERITAAN BUAT KAKAK DAN KELUARGA. TULISNYA SAMBIL TERTAWA.
TAPI KAKAK TENANG SAJA CHELSI DAN KAK BRAM BAIK KOK, KAMI BERIKAN KAKAK UANG UNTUK BAYAR RUMAH SAKIT BUAT TEBUS PONAKAN KESAYANGAN KAMI. DAN SISANYA KAKAK GUNAKAN UNTUK BERTAHAN HIDUP YAH. DAN SATU LAGI KAK, KALAU PONAKAN KAMI SUDAH BESAR JANGAN LUPA BILANG KALAU KAMI YANG BIAYA'IN RUMAH SAKITNYA SAAT LAHIRAN, KARENA ORANG TUANYA TIDAK PUNYA BIAYA. TULISNYA SAMBIL TAWA MENGEJEK.
SELAMAT MENJALANKAN AWAL KEHIDUPAN YANG BARU KAKAK-KU SAYANG.
"Aaaaaaaaa kurang ajar kalian." Teriak Lestari setelah membaca isi pesan.
Amarah terpancar jelas diwajahnya, adik dan kakak yang disayangi tega berbuat jahat tanpa belas kasihan.
Menangis, menyesal tak ada gunanya nasi telah menjadi bubur sekuat apapun itu tidak bisa mengubah yang terjadi.
"Sabar Ma, jangan begini ingat ini dirumah sakit." Nasihat Aditya tak ingin Lestari menganggu peristirahatan pasien nanti malah mereka diusir dengan kebisingan Lestari yang sangat menganggu.
"Bagaimana Mama mau sabar Pa... Mama sudah ketipu sama mereka... Mama gak terima. Mama akan cari mereka dan membalas semuanya!" Marah Lestari merobek kertas tersebut tanpa berbentuk.
"Iyah Ma, Papa tau... nanti kita akan cari mereka, yang lebih penting sekarang... kita harus membayar rumah sakit... lalu kita cari kontrakan untuk kita tepati. Okeey." Saran Aditya.
"Tapi Pa... nanti keburu susah buat ditemuin." Bantah Lestari dengan amarah yang masih menguasai dirinya.
Mengingat pertemuannya beberapa hari yang lalu sebelum melahirkan. Membuat Lestari yakin mengenai kehidupannya yang akan sial dan terus mendapatkan musibah setelah melahirkan. Penangkal nya hanya satu segera mengandung dan melahirkan seorang bayi berjenis kelamin perempuan agar terjauh dari keterpurukan dan kesialan.
"Iyah, Papa tau Ma-" belum selesei bicara ucapan Aditya sudah dipotong.
"Pa... ramalan teman Mama benar terbukti, bahwa anak itu anak sial pembawa bencana untuk keluarga. Awalnya Mama gak percaya itu hanya sebuah mitos, tapi setelah melihat langsung Mama jadi percaya."
"Apa yang dikatakan teman Mama?" tanya Aditya penasaran yang membuat sang istri sepintar ini bisa mempercayai sebuah hal ghaib yang tak benar adanya.
"Papa dengar ini." Jelas Lestari menceritakan semua yang dibicarakan temannya pada dirinya saat di restoran tempoh hari sebelum melahirkan.
"Astagaa." kaget Aditya. "Jadi sekarang Mama percaya yang begituan?" Aditya tak habis pikir dengan jalan pikir Lestari, dimana kepintarannya dulu, kepintaran yang selalu di banggakan keluarga karena kecerdasan prestasi yang selalu unggul.
"Awalnya sih enggak, tapi dengan bukti didepan mata sudah jelas Pa."
"Bukan begitu juga, ini sudah takdir yang harus kita jalani."
"Tidak Pa... ini bukan takdir, tapi ini sial karena kelahiran bayi itu." Tunjuk sang istri pada bayinya yang ada didalam ruangan.
•
•
•
Setelah kejadian tadi pagi dirumah sakit, sekarang mereka telah berada di rumah kontrakan yang kecil, terdapat empat ruangan, kamar tidur, dapur ruang makan dan ruang tamu.
Lestari dan Aditya terbiasa hidup bergelimang harta tanpa kekurangan, sekali terpuruk dan terjatuh rasanya sudah terjatuh tertimpa tangga pula.
"Semua ini karena dia. Sekarang hidup kita jadi sengsara Pa!" Tunjuk Lestari yang sangat membenci bayinya.
"Istigfar Ma. Dia anak kita titipan sang kuasa yang harus kita jaga." Tegas Aditya tak suka dengan ucapan Lestari.
"Terserah Papa saja... tapi, ingat jika terbukti... Papa gak boleh belain dia!" tunjuk Lestari meninggalkan bayinya tanpa peduli tangisannya.
"Okey, terserah Mama saja." Balas Aditya memilih mengalah dari pada terus berdebat.
________________💞💞💞_____________________
(Aku lahir bukan pilihanku, kenapa aku harus disalahkan. Jika di suruh memilih, biarkan aku tidak ada di dunia. Lahir menjiksakan, tidak lahir menenangkan.)
(By: Cinta Permata Kusuma)
^Jangan Bosan yah guys ini aku cerita'in awal mulanya, biar kalian gak pada binggung dengan cerita yang tiba-tiba muncul orangtua kandung yang benci pada anaknya sendiri.^
Buat kamu yang gak suka awal ceritanya bisa di skip saja karena Bombay nya gak semua part kok.
...Semoga Suka Dengan KaryaKu🤗...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Alya Yuni
Si Lestri trllu lbih msa prca hal bodoh kya mcm it
2022-05-12
0
Murti Yatni
ibu yang kurang agamanya. anak kok dijadikan kambing hitam kemiskinan Nya
2022-04-02
0
Tobeli Hiatus 💞
emosiii guaaaaaaaa📢
2022-02-26
1