Walaupun malu malu, namun menuruti ucapan Papi juga Om nya akan lebih baik dari pada harus digoda terus menerus. Cukup menghapal bagaimana kedua saudara itu ketika menggoda, yang mungkin takkan pernah mudah dihentikan.
Aulia mengajak Dion untuk makan bersama dan hanya dibiarkan berdua saja oleh keluarga mereka. Meskipun bersama dan sudah menikah, keduanya belum terbiasa untuk berdekatan. Rasa itulah yang membuat sedikit canggung, sehingga duduk dengan mengosongkan satu kursi di antara mereka.
Semua keluarga yang menatap sepasang pasangan baru tersebut, hanya bisa tersenyum akan jarak yang ada. Mungkin karena tidak pernah bertemu ataupun berbicara bersama, hal itu dimaklumi keluarga besar. Namun dengan harapan jika jarak akan rasa malu juga canggung itu bisa secepatnya menghilang.
"Kita tidur disini dulu engga apa apa kan? nanti setelah resepsi baru kita pindah ke rumah Papa" lembut Aulia membuka pembicaraan, menoleh ke arah laki laki tengah menikmati makan.
"Engga apa apa dong, Papa juga udah aku kasih tahu. Kamu engga masalah kan kalau kita tinggal sama Papa?" jawab Dion, mengukir senyum Aulia.
"Engga masalah dong, kan Papa juga engga ada teman kalau sampai kamu pindah" senyum Aulia cantik, melegakan hati Dion.
"Aku baru paham kenapa cinta sama kamu" ucap Dion mengamati wajah Aulia, menghentikan makan.
"Kenapa?" tanya Aulia dengan binar mata mengharap jawaban.
"Kamu cantik banget, bukan cuma wajah tapi juga hati kamu" tulus laki laki tetap menatap tersebut, memerahkan wajah Aulia dalam senyum.
Tertunduk dengan wajah malu, Aulia melanjutkan makan. Dion sendiri yang mengatakan hal itu juga merasa wajahnya terbakar dengan tubuh tiba tiba panas, menarik napas dalam dan membuangnya perlahan sembari menggelengkan kepala.
Ketika menyetujui pernikahan dulu, Dimas dan Anggara sudah membahas tentang anak anak mereka yang akan tinggal bersama dengan Anggara. Dion tidak tega harus meninggalkan Papanya hanya dengan pembantu saja, hal itu juga terpikirkan oleh Aulia dan menyetujui untuk ikut merawat Anggara bersama suaminya.
Sebenarnya Anggara dan Dimas tidak pernah mempermasalahkan di manapun mereka tinggal, tapi permintaan Dion harus disampaikan di awal agar tidak menjadi masalah di kemudian hari. Bagaimanapun, pernikahan bukan hanya menyatukan kedua orang tapi juga keluarga besar.
Hal itu mendasari kedua keluarga untuk terbuka semua dari awal dengan perundingan bersama. Watak kedua anak mereka, kebiasaan mereka juga di sampaikan semua di awal agar tidak menjadi kejutan ketika sudah menjadi keluarga usai menikah.
Usai menyelesaikan makan, Dion berpamitan sejenak untuk melakukan ibadah bersama lainnya. Aulia pun meminta ijin ke kamar untuk menghapus riasan sebelum melaksanakan ibadah. Para tamu yang sudah kembali pulang usai jamuan, membuat Dimas mengijinkan putrinya menghapus riasan wajah.
Semua laki laki pergi ke masjid kompleks tak jauh dari rumah bersama semua anak anak Dimas juga Tyo juga Natalie dan Siska. Sedangkan Rena membantu Aulia untuk membersihkan wajah serta mengganti pakaian, lalu menjalankan ibadah di rumah.
Meskipun tengah berkumpul dalam kebahagiaan, semua tetap tidak ingin menunda dan menjalankan kewajiban mereka tepat pada waktunya. Kedisiplinan itu tetap ditanamkan Dimas sebagai imam keluarga, selama tidak ada halangan besar untuk melaksanakan di waktu yang tepat.
****
Pukul 21.15, Anggara berpamitan pulang bersama keluarganya. Dion dan Aulia turut mengantar sampai depan rumah bersama keluarganya juga. Sebelum Papanya kembali, Dion lebih dulu meminta tantenya untuk menemani sampai dia kembali pulang nanti.
"Udah kalian istirahat sana" ucap Natalie merangkul Dion juga Aulia.
"Iya nek, nenek juga cepat istirahat ya" lembut Aulia menjawab.
Dion dan Aulia berjalan ke arah anak tangga usai berpamitan pada semuanya untuk beristirahat. Semua orang tua tetap berdiri di ruang tamu itu, menatap ke arah kedua orang yang berjalan beriringan bersama.
"Auli udah besar aja sih, sekarang udah bukan anak Papi lagi" sendu Dimas menatap, di usap lembut lengannya oleh Rena.
Matanya berkaca kaca dengan angan akan wajah putri yang ia besarkan dengan cinta. Aulia kecil yang manja, suka tertawa lepas dengan kelucuan serta kepolosan, kini sudah menjadi milik orang lain. Itu membuat Dimas bahagia juga sedih karena harus rela melepaskan putri cantiknya menjadi milik orang lain.
Dimas meminta istrinya untuk mendampingi Dinda dan Sandra tidur, karena memang Dinda tidak bisa untuk mengawali tidur tanpa belaian tangan Maminya pada ujung kepala. Brian Dan Rendi mengajak Keno untuk tidur bersama malam ini, seperti hari kemarin ketika Keno menginap. Sedangkan Dimas berkumpul bersama Papa, Papa mertua juga adiknya. Siska dan Natalie memutuskan pergi bersama Rena untuk beristirahat di kamar telah di sediakan oleh Dimas dalam rumah besarnya itu.
"Kamarnya kenapa jadi gini?" batin Aulia melihat kamarnya bertaburan kelopak bunga mawar berbentuk hati di atas sprei putih, juga di lantai kamar.
Keduanya saling melirik dengan tersenyum paksa usai melihat kamar berhias bunga mawar merah tersebut. Jantung berdetak cepat, suhu tubuh kembali memanas. Keduanya masuk kedalam kamar, menatap ke seluruh ruangan terhias sangat cantik oleh tangan Tyo dan Siska.
Kejutan romantis yang belum dilihat Aulia karena tadi berganti pakaian di kamar Maminya. Rasa canggung itu semakin kuat mendera ketika pintu kamar tertutup dan hanya tinggal mereka berdua dalam kamar. Tidak pernah berada dalam ruangan tertutup bersama, keduanya terus sesekali saling lihat dengan senyum paksa terukir pada wajah terlihat gugup.
"A, a, aku mandi dulu ya" pamit Dion terbata akan perasaan gugup.
"Iya" lembut Aulia menjawab.
Aulia mengambil satu handuk baru dalam almari untuk diberikan pada suami yang tengah mengambil pakaian pada koper. Usai menerima handuk, Dion melangkah pergi ke arah kamar mandi. Begitu memastikan kamar mandi tertutup rapat, Aulia mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur lalu duduk di sofa panjang dalam kamarnya membaca buku, sembari menunggu Dion menyelesaikan mandi.
Di kamar mandi, Dion tak langsung mandi. Ia lebih dulu mengatur detak jantung cepatnya, terus mengusap dada dan mengatur napas berulang. Tidak tahu apa yang harus dilakukan malam ini, tidak mengerti harus memulai percakapan seperti apa bersama gadis sudah dicintainya bertahun tahun lamanya.
Tapi hatinya juga lega karena perjuangan cintanya tidak sia sia dan bisa mendapatkan seorang seperti Aulia. Gadis yang tidak hanya cantik dalam parasnya, namun hati, tingkah laku dan tutur katanya sangat cantik. Semua itu semakin membuat Dion sangat mencintai Aulia.
Perjuangan meyakinkan Dimas tidak sekalipun menyurutkan perasaan Dion pada Aulia. Justru karena perjuangan berat untuk mendapatkan itulah yang membuat Dion ingin menjaga selamanya. Menjaga cinta Aulia, kepercayaan keluarga, serta restu yang susah payah di dapatkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Setyaning Rahayu
reviewnya 5 bab
2020-06-01
0
Mariyati Pasaribu
panjag kali ulangnya Thor ☹️☹️
2020-05-20
2
Nhon
ulangnya kepanjanga Thor 😀
2020-05-18
2