Persiapan pernikahan sedang berjalan di kediaman Dimas. Hanya sebuah acara ijab untuk mempersatukan Aulia dan Dion menjadi pasangan halal. Seluruh keluarga Dimas berkumpul bersama di rumah besar tersebut, saling membantu satu sama lain untuk kelancaran esok hari.
Seseorang selalu menginginkan sesuatu dengan sebaik baiknya itu, mengatur sendiri untuk acara pernikahan putrinya. Ia mengarahkan semua orang untuk melakukan ini dan itu, sampai Teddy, Erwin juga Tyo hanya menggelengkan kepala saja melihat Dimas mengatur tanpa henti bicara.
"Terus ngapain bayar orang sih kalau ujungnya mas sendiri yang cerewet gitu?" tanya Tyo mengamati kakaknya sedari tadi dengan berdiri bersama Erwin dan Teddi.
"Kaya gak tahu kakak kamu aja, semakin tua semakin cerewet" jawab Teddi tersenyum, di susul Tyo dan Erwin tersenyum.
"Kamu nanti kalau Sandra menikah pasti lebih parah dari Dimas deh" senyum Erwin menepuk pundak Tyo.
"Masih lama om, lihat aja tuh anaknya pecicilan banget mau pites rasanya" ucap Tyo menggelengkan kepala melihat putrinya.
Teddy dan Erwin tertawa kecil melihat tingkah Sandra yang selalu saja mencuri kesempatan untuk bisa dekat dengan Rendi. Entah apa yang sebenarnya dipikirkan dan diharapkan Sandra selama ini, namun jelas terlihat jika ia benar benar sangat mengagumi anak dari saudara kandung Papanya itu.
"Ayang Rendi, ini Sandra bawakan kue enak banget" ucap Sandra membawa piring ke arah Rendi yang tengah duduk bersama Brian juga Dinda.
"Terima kasih" singkat Rendi, mengejutkan ketiganya.
"Apa? ayang Rendi ngomong apa barusan? terima kasih?" tidak percaya Sandra bertanya berulang pada cowok masih asik dengan game tersebut.
"Lampu kuning tuh Sandra, siap siap jalan tinggal nunggu hijau aja" tersenyum Brian menggoda, dilirik dingin oleh Adiknya.
"Cie Sandra" tambah Dinda menggoda.
Rendi tidak pernah bicara sama sekali selama ini pada Sandra selain meminta agar Sandra menjauh darinya. Tapi saat mendengar orang yang sangat dikagumi itu berucap kata terima kasih, sontak saja Sandra melompat kegirangan sampai memutar tubuh dengan ekspresi bahagia.
"Ada apa sih? seneng banget?" tanya Aulia menghampiri bersama Maminya.
"Kakak, Mami, kalian tahu gak sih, barusan ayang Rendi tuh ngomong terima kasih sama aku" bersemangat Sandra bercerita tetap dengan gaya centilnya dari dulu, mengukir senyum lebar di wajah kedua orang saling tatap di hadapan Sandra.
"Gunung es nya mami udah mulai cair sedikit ya?" goda Rena mencubit lirih pinggang Rendi.
"Apaan sih mami? kan mami yang ajari buat ngomong terima kasih kalau di kasih atau dibantu, sekarang kok jadi serba salah Rendi" jelas Rendi, di raih kepalanya oleh Rena mendekat ke arah samping perutnya.
"Biasanya juga engga pernah terima kasih soalnya engga pernah nerima kan? berarti sekarang udah mulai tumbuh benih benih cinta dong?" goda Aulia mengacak rambut adiknya sembari tersenyum memainkan alis naik turun.
"Apaan sih kakak" singkat Rendi menatap santai ke arah gadis berhijab hijau tosca di samping maminya.
"Cinta engga terbalas itu menyakitkan loh Ren" ucap Brian.
"Cinta itu antara dua insan kak Rendi" tambah Dinda.
"Kalian nih kecil kecil kenapa udah tahu semuanya sih? kaka aja engga tahu" protes Aulia ke arah Brian dan Dinda.
"Karena kakak kurang baca, ilmu itu bukan diukur dari usia tapi seberapa besar kita suka membaca dan belajar" jelas Dinda.
"Sok tahu" seru Aulia.
"Kata papi gitu, ya kan kak Brian?" sahut Sandra ke arah Brian dan di acungi jempol kakaknya.
"Kalian ini masih kecil juga bahasannya udah tinggi banget, udah ah mami mau lihat papi dulu" ucap Rena menggelengkan kepala.
"Rendi ikut" lari Rendi mengejar maminya, merasa lelah sendiri menghadapi Sandra.
Kecerdasan keempat anaknya terkadang membuat Rena sendiri melongo. Bagaimana tidak, karena terkadang mereka menanyakan hal hal yang bahkan belum dipelajari di sekolah. Bahkan Rena dan Dimas harus ekstra berhati hati untuk menjelaskan setiap pertanyaan anak anaknya.
Ketika menjelaskan satu pertanyaan, maka akan timbul pertanyaan lain yang terus membuat kedua orang tua tetap mesra hingga saat ini itu, menjelaskan sampai penjabaran mendetail pada anak anaknya. Tidak ditampik jika mereka bangga akan kecerdasan juga rasa ingin tahu anak anaknya, namun membuat keduanya ekstra belajar untuk bisa menjawab dengan penjabaran yang mudah di mengerti.
"Jangan cerewet cerewet mas, pengen aku cubit aja itu bibirnya" tegur Rena menghampiri suaminya yang tak henti mengatur.
"Ya udah di cubit aja tapi pakai bibir kamu" goda Dimas berbisik, tersenyum ke arah istrinya.
"Apaan sih mas" senyum Rena menggelengkan kepala dan melangkah hendak menyapa ketiga laki laki tak jauh dari suaminya berdiri.
"Mau kemana?" tanya Dimas menahan lengan istrinya.
"Ke papa mas, mas disini aja sama nih jagoan" ucap Rena memegang kedua pundak Rendi.
"Ya udah, cium dulu tapi baru boleh pergi" goda kembali Dimas genit.
"Papi, besok yang mau nikah kakak bukan mami sama papi" protes Rendi.
"Anak kecil, mami sama papi ini setiap hari udah kaya pengantin baru tau gak?" bangga Dimas.
"Mas kita beli filter yuk habis ini" ucap Rena memaksa senyum.
"Kan baru beli bulan kemarin buat air di dapur, rusak lagi?" sahut Dimas.
"Filternya kamu" senyum Rena, diiringi tawa Rendi serta wajah masam Dimas.
Rena pergi bersama Rendi meninggalkan Dimas dengan wajah masamnya sendirian. Rena merangkul putranya yang tidak bisa berhenti tertawa melihat papinya bisa dikerjai untuk kesekian kalinya. Dimas yang tidak terima langsung mengejar istri juga anaknya itu, menarik lembut lengan istrinya dan mencium keningnya seketika.
"Impas" senyum Dimas, tidak memperdulikan tatapan semua orang ke arahnya.
"Aku buta" ucap Rendi menutup mata dan pergi ke arah kakek serta om nya yang tersenyum menggeleng kepala.
Aulia yang melihat orangtuanya dari kejauhan, malah sangat mengagumi karena sikap keduanya tidak pernah berubah dari dulu. Papi yang selalu manja, mesra dan mencuri kesempatan untuk bisa mencium atau memeluk maminya setiap waktu.
Terkadang ketika bersih bersih bersama pun, Dimas selalu mendaratkan bibir di sisi wajah istrinya, dan tak jarang menarik mendekat walau ada anak anaknya. Keromantisan itulah yang diharapkan Aulia bisa ada dalam kehidupan rumah tangganya nanti. Diam diam dalam hatinya berharap jika lelaki yang akan menikahinya esok hari, memiliki sifat seperti Papinya.
Sama seperti kebanyakan anak perempuan lain yang mengharapkan memiliki jodoh seperti Ayah mereka, Aulia pun berharap hal yang sama. Meski Dion sudah menunjukkan banyak perhatian padanya selama ini, walaupun hanya sekedar mengingatkan makan dan ibadah juga kabar melalui panggilan telpon rumah.
Dion tidak ingin menghubungi Aulia melalui ponsel, karena tidak ingin terlalu lepas dan keasikan mengobrol. Keduanya juga jarang berkomunikasi meski akan menikah, bahkan bertemu pun tidak pernah sama sekali. Terlebih saat tanggal pernikahan mereka ditentukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Rini Susilowati
tus istri ke 2 Dimas gimana kesel tahu
2020-09-12
0
RukmAna Shary
ikut meluruskan...
Dalam kaitannya dengan orang yang tidak boleh dinikahi, Al-Qur’an memberikan penjelasan secara rinci terhadap hal tersebut. Sebagaimana firman-Nya:
Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ini tertera dalam surat An-Nisa’ : 23
2020-08-28
2
Prapti Handayani
Maaf thor kayaknya author hrus bisa secepatnya rbh perasaan sandra ke rendi y thor. maaf banget bknnya mau mengajari atau menggurui author yg cakep dan keren dlm membuat suatu kry. tpi sblum ada byak konflik antara readers ni yg sling bicara antara konflik perasaan sandra dan rendi ad baiknya segera diselesaikan. sekali lagi maaf y thor🙏🙏🙏🙏🙏😘krn perasaan ke rendi itu jls slh🙏🙏🙏😘 aq pdmu thor😉
2020-06-22
4