Maya keluar dari kamarnya dan dia berjalan menuju ruang makan.
"Apakah mas Rian sudah berangkat?" Maya bertanya -tanya dalam hatinya akhirnya Maya memutuskan untuk kedapur.
"Bi Sar, apakah mas Rian sudah berangkat? "
tanya Maya kepada Bi sari.
"Tuan belum berangkat Non." jawab bibik.,,
"Eumm, kalau begitu biarkan aku yang masak buat mas Rian ya. Bik!" Maya membarinakan diri untuk masak buat suaminya.
"Ahh , baik lah Non. Saya bantu siap kan yg lainnya saja kalau begitu"
_
_
🌷🌷🌷
"Alhamdulillah selesai juga. Tdak sia -sia aku memasak semoga saja mas Rian suka" ucapnya dalam hati dan Mayapun tersenyum senang dengan hasil masakannya.
Tak lama Rian pun turun dengan setelan kemeja kerjanya. Maya yg melihat suaminya tak lepas dari pesona sang suami yang tampan juga gagah. Hinggak tak sadar kalo Maya terus senyum dan tangan nya reflek memegangi dadanya. Jantungnya tak kuasa berdetak kencang,dan ia juga mengingat kembali hal semalam betapa agresif suaminya kala permainan tadi malam, wajah Maya sudah memerah bak tomaat kala mengingat itu sampai sampai tak sadar kalau Rian sudah duduk di hadapannya..
"Ehemmmm.." Rian berdehem.
Maya pun sadar dari lamunan nya. Dan dia jadi salting.
"P- pagi mas Rian" sapa Maya kepada suaminya gugup..
"Aku tau aku sangat tampan idak usah melihat ku dengan tatapan menjijikan mu itu" lagi- lagi perkataan Rian membuat Maya sakit hati.
"Untuk apa kamu duduk di sini? Heh aku peringat kan kepada mu, aku tidak sudi makan satu meja dengamu dan lagi.Aku juga tidak sudi memakan masakan mu." ucap Rian dengan menatap tajam kepada Maya lalu melirik masakan yg telah di masak oleh Maya.
Rian memanggil bik Sari.
"Bik.!! bibiik.."
"Iya Tuann, ada apa ?" tanya bik Sari.
"Lain kali jangan kamu biarkan pembantu ini masak. Aku tau dia hanya ingin menarik perhatian ku saja, dan dia ingin kalau aku ini mengakui nya sebagai istriku." ucapnya dengan menatap tajam kearah Maya,
"Cihh" Rian berdecih dan bertolak pinggang. saat dia melihat Maya menangis... "Heh tidak usah akting, dengan pura -pura menangis kamu kira, aku akan bersimpatik kepadamu! jangan harap" lanjutnya lalu pergi meninggalkan ruang makan..
Setelah kepergian suaminya. Maya menjatuhkan tubuhnya ke lantai dan menutup wajahnya menangis sejadi -jadinya. "Ya allah Mas. kenapa Kamu tega sekali kepadaku, apa salahku kenapa kamu begitu membenci ku?" ucap Maya yang masih sesenggukan menangis. Bik sari yang melihat Maya menangis terisak pun tak kuasa menahan tangis nya, lalu menghambur kepada majikannya untuk memeberi semangat.
"Sabar ya Non. Bibi juga tidak menyangka kalau Tuan akan bersikap seperti itu sama Non."
Maya melihat bik Sari dan berkata.
"Bik. apa Maya sebegitu menjijikan nya Bik" ucap Maya dengan suara yang melemah dan menangis, "Kenapa?...Kenapa mas Rian perlakukan Maya kaya gini Bik. apa salah Maya Bik" dengan tangisan yg memilukan. Maya berdiri dan berjalan menuju kamarnya.
Bik Sari masih setia menemani Maya dan mengantarkan Maya ke kamar nya,
"Terima kasih ya Bik." ucap Maya sembari masih menangis. Bi Sari hanya menganggukkan kepalanya, lalu Maya menutup pintu dan mengunci nya.
"Ya Allah, kenapa mas Rian tega kepada ku. kenapa dia terus menyakitiku dengan perkataan tajam nya," dan air matanya kembali menggenang di pipinya, "Tuan rasanya Maya tak sanggup menjalankan amanah Tuan. Kenapa Tuan mau -mau nya menikah kan anak Tuan dengan Maya. yang sudah jelas jelas dia membenci Maya."
🌷🌷🌷🌷
Pukul 20:30 Maya masih setia menunggu suaminya pulang. dan tak lama suara deru mesin pun terdengar di pekaranganRumah. Maya menghambur dan membukakan pintu untuk suaminya.
"Mas." Maya menyapa dan tersenyum manis.
Lagi lagi Rian menatap tak suka kepada Maya. Menadapati tatapan dari Suaminya, Maya langsung menunduk...
"Mas sudah makan? " tanya Maya hati -hati.
"Maya sudah siapkan makanan kesukaan Mas, tadi Maya masak berasama Bibik."
"Aku kan sudah bilang!. Jangan berani- berani nya kamu masak untuk ku, dan lagi jangan mencari tahu apa makanan kesukaan ku. mengerti kamu" bentak Rian dengan memasang wajah merah padam nya.
Bak di sambar petir. Maya langsung menghentikan langkahnya dan mematung di tempat ketika suaminya marah dan membentak nya. Padahal ia hanya berusaha menjadi istri yang baik untuknya, dan juga bukan maksdnya untuk mencari perhatian kembali air mata itu keluar begitu saja dengan perasaan yang sangat pedih.
.~~~~
2 bulan kemudian!!!
"Hoeekkk... Hoeekk.. "
"Non, kita periksa ya.
Sdah seminggu bibik perhatikan , Non muntah muntah terus"
"Tidak bi. Maya hanya masuk angin saja," dan melihat ke arah suaminya yang sedang sarapan.
"Tuan sebaiknya tuan antar Non Maya ke rumah sakit Tuan, Bibik takut Non kenapa- kepana" pinta bi sari.
"Untuk apa Bibik khawatir kan dia," jawab nya
"Mas. Maya ini istri nya Mas kenapa sejak awal kita menikah Mas nggk pernah anggap aku istri mas? Apa mas lupa dengan permintaan terakhir Ayah."
"Cukup" bentak Rian sembari berdiri. Rian mulai emosi dan mengeraskan rahangnya dan mengepalkan tangan nya.
"Bik Sar. sebaiknya telpon dokter saja. Saya mau berangkat," ucap Rian dan pergi meninggalkan Maya dan Bik sari.
Di kamar Maya sedang di periksa oleh dokter.
"Gimana dok dengan keadaan saya?" tanya maya.
Dokter hanya menjawab dengan senyuman ramah.
"Ko dokter malah senyum? "
"Selamat ya bu Maya. Anda sedang mengandung" ucap sang Dokter
Maya menutup mulutnya karna kaget mendengar pernyataan dari Dokter. Matanya mulai berkaca- kaca. " Ya Allah S- saya beneran hamil dok?" ucap Maya tak percaya.
"Iya bu Maya hamil, dan usia kandungan ibu sudah menginjak 3 minggu. Kalau begitu Saya siapkan resep vitaminnya dulu ya Bu." Maya hanya mengangguk. dan memegang perut ratanya....
"Aku hamil Ya allah," ucap Maya di sela do'a nya dan ia juga meminta kepada Allah. Semoga dengan ia hamil suaminya bisa berubah dan bisa menerima Maya sebagai istrinya.
.....
"Mas. Maya hamil " ucap nya, memberanikan diri ketika suaminya pulang.
"Lalu aku perduli? " jawab nya.
"Astagfirullah. Mas, Maya hamil anak kamu. ko Mas jawab nya begitu? Ini darah daging mu mas" jawab Maya,
"Heh. Aku tidak akan perduli kepadamu, urus bayi mu sampai lahir dan setelah dia lahir kamu tinggalkan rumah ini. tak sudi anak ku memiliki ibu seperti kamu"
"Maya akan pergi, dan Maya akan mengurus anak Maya sendiri." tantang Maya,
"Kamu tidak akan pergi sebelum kamu melahirkan anak yang kamu kandung," ucap Rian dan menujuk arah perut Maya.
"Baik lah mas, mas cerai kan Maya dan Maya akan pergi dari rumah mas,"
Rian menyeringai dan menatap tajam kepada Maya. Rian berjalan mendekati Maya lalu di sentuh nya wajah Maya secara perlahan dan berkata di telinga Maya." Aku akan menceraikan mu saat kamu telah melahirkan anak itu." setelah mengatakan itu Rian pergi menuju kamar nya dan meninggalkan Maya yang masih terpaku. Lagi- lagi cairan bening keluar dari pelupuk matanya.
Bersambung!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Nofi Aldi
ketus dan sombong orangnya
2022-09-24
0
Ida Ismail
aku rasa ngupas bawang berkilo kilo
2020-11-04
1
aQira☄
ohhh thorr tega nya diri mu menbuat aq menagis😭😭😭
2020-09-13
1