bab 1

Begitu Maya selesai mandi.

Di atas Rian juga sudah siap dengan setelan jas berwarna hitam nya. Lalu Rian mulai menuruni anak tangga dan dia berjalan keruang makan,

"Maaf tuan.Saya akan memanggil Non Maya untuk makan malam bersama tuan." tapi Rian hanya menggerakan tanganya, tanpa menjawab pertanyaan bi Sari.

Tok,, Tok,, Tok,,

"Non...Tuan sudah menunggu di meja makan." teriak bi Sari pintu pun terbuka dan menapilkan sosok perempuan yang mengenakan kerudung dengan baju gamis nya berwarna putih.

Maya tersenyum kepada bi Sari. "Ayok Bi" aja nya Lalu berjalan beriringan..

Saat sampai di meja makan. Tiba- tiba Rian berdiri dan hendak meninggalkan ruang makan, Namun Maya angkat suara menanyakan akan kemana suaminya itu.

"Mas mau kemana? " tanya Maya memberanikan diri.

"Bukan urusan mu." jawab Rian tanpa menoleh kepada Maya, lalu ia pergi meninggalkan Maya yang menampilkan wajah muramnya.

Maya mengejar Rian yang sudah di ambang pintu.

" Mas. bukankan malam ini ada tahlil untuk Ayah?" lagi -lagi Maya bertanya kepada Rian.

"Maya ingin kenasa Mas" lanjutnya.

Rian berbalik lalu nenatap Maya dengan wajah yang datar. "Cih!Apakah ini caramu untuk mendapatkan hati ku, dengan pura -pura perduli kepada Ayah ku. Lalu kamu berpikir aku akan terima kamu menjadi istriku?! jangan mimpi." ucap Rian dengan memberikan penekanan kata terakhir nya lalu ia berjalan menuju mobil dan segara supir membukakan pintu kemudi belakang lalu melesat pergi meninggalkan Maya.

Sementara Maya dia hanya mengelus dadanya. Air mata kembali menggenang di pipinya..."Kenapa kamu memperlakukan aku seperti ini Mas ." ucapnya dalam hati.

Bi Sari hanya melihat Maya iba. Lalu menghampiri majikanya, "Non. Non tidak apa apa?" tanya Bi Sari.

"Tidak Bi," jawab Maya lalu menghapus air matanya cepat, " Aku akan kemar ya Bi." ucap nya.

"Tapi Non? Non belum makan. sebaiknya Non makan dulu baru istirahat ya." ucap Bi Sari.

"Saya tidak lapar bik." jawab Maya sendu.

"Non jangan begitu. ayok makan dulu," Bik Sari membawa Maya ke meja makan, dan mengambil kan nasi serta lauk pauknya.

"Makan yang banyak ya Non." sembari tersenyum,

"Apakah bibik sudah makan? Ayo kita makan." ajak Maya.

"Tidak usah Non, bibik sudah makan tadi." ucapnya.

"Baiklah" jawab Maya!

Tepat jam 10:00 malam, Rian baru pulang kerumahnya, Maya yang menunggu kepulangan Rian hendak menyambut suaminya. Maya mendngar suara mobil yang masuk kepekrangan rumah buru -buru ia membenarkan kerudung nya dan menghambur ke arah pintu.Untuk menyambut suaminya.

Maya membuka pintu. Seyum dari bibirnya ia lebarkan kepada Rian yang sudah turun dari mobil. Tapi sektika seyuman Maya hilang berganti wajah yang muram dan menundukan kepalanya, tatkala ia melihat wajah datar Suaminya. "Mas baru pulang,? " tanya Maya kepada Rian namun yang di tanya hanya melengos melawati Maya dan menghiraukan keberadaan Maya.

"Mas mau minum teh?" tanya Maya yang mengikuti Rian dari belakang.

"Apa mas mau Maya siapkan makan. Mas pasti belum makan. "ucap nya lagi.

Rian merasa terganggu dengan pertanyaan Maya. Lalu memberhtikan langkahnya dan melihat ke arah Maya.

"Heh!! tidak usah sok cari perhatian. Aku peringkatkan kamu tidak usah mengurusi hidupku dan kamu urusilah hidupmu sendiri, karna sampai kapanpun aku tidak akan pernah menganggap kamu sebagai istri ku dan juga di mataku kamu hanyalah seorang pembatu mengerti!" ucap Rian sambil menunjuk- nunjukan jari nya kewajah Maya .

Maya hanya menunduk dan menagis setelah mendengar perkataan dari suaminya sendiri..

******

"Ya allah kenapa mas Rian tidak mau mengakui kalau aku ini adalah istri nya, dan kenapa mas Rian begitu membenci ku" ucap Maya sembail menangis dalam do'anya.

Setelah ia selesai berdo'a dan hendak melepaskan mukena yang ia pakai. Tiba- tiba pintu kamar nya di ketuk, ia menoleh dan berkata. "Iya sebentar ," teriaknya dari dalam.

Maya pun membuka pintu kamaranya dan ia terkejut mendapati suaminya yang berdiri di depan pintu.

"Cek!!. Lama sekali kamu membuka pintu," ucap nya dan langsung masuk ke dalam kamar Maya, lalu matanya mengitari kamar Maya.

kembali lagi menatap Maya yang terpaku dan menundukan kepalanya,

"Harus'a kamu berterima kasih padaku. Karna aku masih berbuat baik kepadamu dan membiarkan mu tidur di kamar mewah ini." ucap Rian bersungut. "Sebagai imbalanya kamu harus memuaskan ku." ucap Rian dan menatap tajam ke arah Maya.

Maya yang mendengar Rian berkata bahwa ia harus memuaskan suaminya.Langsung terpaku dan menegang. Jantungnya bedetak kencang tak karuan lalu bulukuduknya mulai meremang dan merinding, wajahnya begitu pucat dan gelagapan saat ia menatap suaminya yang masih tengah menatap tajam kearahnya.

"Ya, memang sudah sewajarnya aku melayani suamiku dan aku tidak akan menolak suamiku untuk memiliki tubuh ku.Toh semua yang ada dalam diriku hanya milik suamiku, akan aku serah kan semuanya lahir batin ku."ucapnya dalam hati

"Heh kenapa kamu malah berdiam diri di situ?" bentak Rian, dan berhasil menyadrakan lamunan Maya,

"I-iya Mas, " Jawab Maya gugup. Iya bernafas pelan tak tau harus melakukan apa, ia hanya menelan ludahnya susah payah dan menggrauk tenguk yang tak gatal.

semntara Rian dia sudah menunggu Maya di kasur nya,

"Heh ,kenapa kamu malah bengong lagi. Cepat kesini" perintah Rian dengan nada tinggi, dan membuat Maya terlonjak kaget.

"S-sebentar Mas. apakah Maya boleh ke kamar mandi?" tanya Maya gugup dan mengusap- usap punggung tangannya.

Rian hanya menjawab, "Hemm.."

Maya segera pergi ke kamar mandi.

Saat di kamar mandi Maya memegangi dadanya. Jantung nya berdetak kencang tak karuan, ia melakukan buang nafas pelan pelan setalah di rasanya cukup tenang. Ia membasuh wajanya dan menggati pakaian tidurnya..

Maya menghampiri suaminya dan duduk di pinggiran kasur. Rian langsung menarik lengan Maya dan menerkamnya..

Mereka pun melewati malam pertamanya yang panjang. !!!!!!

Pagi hari pun tiba. Sinar mata hari pun menerobos kamar Maya.Ia mengerjapkan matanya perlahan. Dan melirik ke arah samping tempat tidur nya, ternyata suaminya sudah tak ada di sana. Maya menggeliatkan tubuh dan meraba tubuhnya yang tak memakai sehelai benang pun, ia melihat bercak merah lalu tersenyum.

"Apakah setelah ini kamu akan mengakui aku Mas." gumamnya dengan menebarkan senyum di bibir tipis itu, saat hendak bangkit Maya merasakan sakit di bagian pangkal bawahnya. "Aww.." pekik Maya dan memaksakan berjalan ke kamar mandi..

Bersambung!!!!

Terpopuler

Comments

Nofi Aldi

Nofi Aldi

adegan ranjang kurang syur tau tau dah pergi aja ?.

2022-09-24

0

Ima

Ima

kasihan sekali nasib mu may.....sabar ya

2020-10-11

1

kinanti

kinanti

benar benar d terkam....dan kejadiannya sangat cepat....tiba tiba langsung pagi....😁😁

2020-09-24

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!