Meow - 4

BANDARA Incheon Seoul, Korea Selatan..

Tujuh tahun kemudian..

Seorang gadis berambut diikat ekor kuda, kacamata hitam menghalangi matanya, kulit khas gadis Asia, wajah yang cantik dan bercahaya, namun terlihat dingin, melenggang santai keluar menuju terminal kedatangan.

Langkahnya terhenti. Ketika ada yang memanggil namanya, ia melihat dua pria dan seorang gadis menghampirinya. Apa benar itu namanya?

“Nona Hye-Eun, selamat datang di Seoul…” seorang pria muda menyapanya. “Namaku Woo-Jung. Supir pribadi Nona.”

“Nona Hye-Eun, perkenalkan aku Hyun-Mi, asisten pribadimu.” Seorang gadis muda menyapanya.

“Dan aku Kyung-Jae, pengawal pribadi Nona Hye-Eun.” Seorang pria muda berbadan besar dan tegap membungkuk hormat.

“Hye-Eun?” gadis itu mengerjap mata bingung. “Kalian berbicara padaku?”

“Benar. Anda Han Hye-Eun, cucu tunggal Tuan Besar Han Hye-Sung,” jelas Woo-Jung.

“Apa itu benar namaku?” ia masih ragu.

Hyun-Mi tersenyum dan menyodorkan map. “Nona bisa lihat sendiri dan yakin akan identitas Nona yang sebenarnya.”

Gadis itu membuka map dengan pikiran masih semrawut. Akta kelahiran, ijazah sekolah, beserta foto-foto. Memang benar, namanya adalah Han Hye-Eun, usianya 24 tahun, dan tercatat sebagai warga Negara Korea Selatan.

“Mari Nona, Tuan Besar sudah menunggu kedatangan Nona.” Woo-Jung dan Kyung-Jae dengan sigap membawa semua barang-barang.



Kakek bilang, ini adalah tanah kelahiranku. Tapi…. Kenapa aku tidak merasakan apa-apa?

“Nona Hye-Eun,..” suara Hyun-Mi menyadarkannya, bahwa sedari tadi Hyun-Mi menawarkan secangkir kopi.

“Ngg… mungkin aku lebih nyaman jika kau memanggilku Yeesha.”

Hyun-Mi mengangguk hormat. “Baiklah jika Nona meminta demikian.”

“Dan panggil aku sebutan Onni saja, lebih baik daripada dipanggil Nona.”

Sambil menikmati secangkir kopi, Yeesha memandang keluar jendela, suasana kota Seoul, kota yang merupakan kota kelahirannya, namun kenapa hatinya tetap merasa hampa?

Selama tujuh tahun dirinya berada di Indonesia. Melanjutkan kuliahnya. Dia benar-benar tidak mengerti dirinya sendiri. Perasaan yang aneh, tapi itu yang ia alami selama beberapa tahun belakangan ini.

Kakek mengatakan dirinya mengalami sakit parah sehingga dioperasi dan kehilangan semua ingatannya.

Perasaan pertama ketika membuka mata di ruang rawat tujuh tahun lalu, bingung, aneh, dan takut. Dia bahkan tidak mengerti kenapa dia ada di antara orang-orang berpakaian putih yang mengaku dokter. Para dokter itu bersahut-sahutan memanggil sebuah nama, Han Hye-Eun. Apa itu benar namanya?

Seorang pria tua mengaku kakeknya, datang dan memberi bukti kuat hubungan darah mereka.

Untuk mempersiapkan dirinya sebagai pewaris perusahaan Han, Kakek mengirimnya kembali ke Indonesia, untuk melanjutkan pendidikannya.

Selama tujuh tahun, hidupnya seperti bayi yang baru lahir, tidak bisa apa-apa. Tidak tahu apa-apa. Kakek mengatakan, dengan keberadaannya di Indonesia mungkin ingatannya akan pulih. Namun bertahun-tahun ia berada di Indonesia, dia tidak mengingat apa-apa. Secuil ingatan tentang Ayahnya, namun begitu tahu orangtuanya cerai ketika dia masih berumur 8 tahun, dan kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan ketika memperebutkan hak asuh dirinya, ia maklum ingatannya tentang kedua orangtuanya samar-samar, malah nyaris tidak bisa diingatnya.

Ketika kuliahnya selesai dan wisuda, ia memutuskan kembali ke Korea, melanjutkan tugasnya sebagai pewaris tunggal perusahaan. Kakek sudah mempersiapkan segalanya untuk kepulangan cucu tunggalnya. Termasuk tiga makhluk yang berperan sebagai supir, asisten, dan pengawalnya.

Dia tidak tahu harus senang atau bersikap apa. Yang dia rasakan hanya sepi, hampa, seperti ada sesuatu yang hilang dari dirinya.

Entah apa yang hilang.

Mungkin secuil kenangan.

Mobil melintasi sebuah taman kecil, ia memandang dengan mata menyipit.

Aneh.

Ini sepertinya pertama kali ia melihat tempat itu, tapi kenapa dia merasa sebaliknya?

Mobil melaju cepat, melewati jalanan yang lalu lalang.



“Noona …”

Yeesha tersentak dari lamunannya dan mendongak. “Woo-Jung, sejak kapan kau di sini?” tanyanya heran.

Woo-Jung tersenyum khas. “Sudah cukup lama memperhatikan Noona melamun.”

Menyadari hari sudah siang, ia kaget. “Apa Kakek menelepon?”

“Iya. Semua sudah menunggumu di ruang rapat.”

“Ngg..panggil Hyun-Mi, untuk menyiapkan berkas yang dibutuhkan. Aku akan siap-siap.” Yeesha beranjak dari taman dan buru-buru menuju kamarnya di lantai dua.

Tak lama kemudian, ia tiba di kantor, dan langsung memasuki lift bersama Hyun-Mi dan Kyung-Jae, ke lantai 7.

“Mianhae , saya terlambat.” Yeesha memasuki ruang rapat.

Semua orang yang ada berdiri dan memberi salam.

“Silahkan duduk.” Yeesha duduk diikuti semua orang dan menyibakkan rambut yang jatuh di dahinya. “Baiklah Tuan Wu, Anda bisa memulai rapat ini. Saya sudah mempelajari proposal yang Anda ajukan, dan ada beberapa yang ingin saya tanyakan berkaitan dengan rencana kerja sama perusahaan kita.”

Semua mata tertuju kagum pada sosok Yeesha, yang masih muda dan berwibawa. Rapat pun berjalan sempurna.



“Nampaknya Kakek harus cepat pensiun, agar Han Hye-Eun cucuku bisa segera mengambil alih perusahaan ini.”

Yeesha memandang kakeknya dengan mata menyipit. “Apa tidak terlalu cepat, Kakek? Aku masih harus banyak belajar.”

Kakek menyesap tehnya dengan nikmat. Sore yang cerah ini Kakek dan Yeesha minum teh bersama di taman diiringi suara percikan air mancur.

“Kakek lihat Yeesha begitu banyak perkembangan sejak pindah ke Korea. Dan Kakek yakin kau sudah siap memimpin.” Kakek tersenyum bangga.

Yeesha mematung memegang gagang cangkir tehnya. Ia masih ragu. “Kakek, setidaknya berikan aku kesempatan untuk melanjutkan S2-ku. Agar aku lebih matang lagi untuk memimpin perusahaan kita.”

“S2?” Kakek mengerutkan alis, dan mengusap-usap dagu. “Benar juga. Kakek sampai melupakan rencana pendidikanmu, karena begitu kagum pada kemampuan memimpin Yeesha. Tapi kali ini kau jangan berniat meninggalkan Kakekmu ini. Kuliah saja di Korea. Akan Kakek daftarkan di universitas terbagus di Korea. Kakek tidak ingin berpisah denganmu lagi.”

“Baiklah, Kakek. Apa pun yang Kakek minta.”

“Mengenai asisten, supir, dan pengawalmu? Apa ada masalah?” Kakek mengalihkan pembicaraan.

Yeesha menggeleng, sambil menyesap tehnya.

“Yeesha…” Kakek menatap cucunya serius. “Kakek tidak mau banyak melarangmu, karena kau sudah dewasa. Kakek hanya mengingatkan statusmu sebagai pewaris tunggal perusahaan Han. Semua harus menghormatimu…”

“Aku tahu apa yang ingin Kakek bicarakan,” sahut Yeesha santai.

“Jika tahu, kenapa kau membiarkan mereka memanggilmu dengan sebutan ‘Noona’ dan ‘Onni’? Kau adalah majikan, mereka Kakek tugaskan untuk menjagamu.”

Yeesha tersenyum kecil dan bangkit menghampiri kakek, dan memeluknya dari belakang. “Kakek jangan mengkhawatirkanku. Aku bisa jaga diri. Aku janji semua akan baik-baik saja. Asal Kakek tahu saja, menyenangkan merasa memiliki saudara.”

Kakek terdiam dan mengusap kepala cucunya.

“Tapi Kakek, ada yang ingin kutanyakan pada Kakek.”

“Tanyakanlah, cucuku…”

Yeesha duduk di tempatnya semula. “Apa aku memiliki teman?” ia menyesap tehnya.

Alis Kakek mengerut. “Kenapa kau menanyakan itu?”

“Aku hanya ingin tahu,” sahut Yeesha.

“Jika teman yang kau maksud bisa Kakek jawab, Kakek pikir itu adalah Woo-Jung, Kyung-Jae dan Hyun-Mi. Kakek sengaja memilihkan orang-orang yang sebaya denganmu, agar kau lebih nyaman. Woo-Jung berpengalaman menjadi supir direktur Chan, rekan tender perusahaan kita. Kyung-Jae direkomendasikan dari agen bodyguard ternama dan Kakek sudah mengujinya. Dan Hyun-Mi gadis yang cerdas, meski baru berumur 19 tahun dia sudah berpengalaman menjadi asisten dan kerjanya cekatan. Lalu…”

“Bukan mereka, Kakek…” potong Yeesha buru-buru.

“Lalu?” Kakek bingung.

Yeesha menatap Kakeknya serius. “Apa sebelum aku dioperasi, aku memiliki teman dekat?”

Kakek tampak terkejut, membetulkan letak kacamata.

“Kakek.. kenapa tidak jawab?” tegur Yeesha melihat Kakek linglung.

“Se-setau Kakek tidak. Yeesha sering berada di rumah, selain home schooling, kau lebih banyak menghabiskan waktu di rumah membaca buku.”

Kening Yeesha berkerut. Kenapa Kakek gugup?

“Yeesha, nampaknya Kakek harus ke ruang kerja. Ada dokumen yang harus Kakek periksa. Kakek tinggal dulu.” Kakek beranjak ditemani Jo-Seung, sekretaris setianya, yang berumur 30 tahun lebih, dan selalu memakai jas kemana pun pergi.

Yeesha termenung mendengar penjelasan Kakek. Kenapa ia belum yakin Kakek berkata jujur?



Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!