BAB 3

“Gue belum pernah ngerasain yang namanya jatuh cinta, mangkannya gue datang kesini”

“Kasihan banget sih hidup loe, Shil”

“Cinta itu sebuah perasaan yang indah, kadang menyebalkan seperti Pak Jarwo”

“Kok’ bawa- bawa Pak Jarwo, Lay?” Tanya Kunti Tompel.

“Gimana gak nyebelin, semenjak empat bulan yang lalu di lantik jadi kepala kampus, sudah berani merubah peraturan Pak Slamet. Spp bulanan naik tiap bulan. Pacaran aja kalau ketahuan langsung di arak keliling kampus. Gue jadi gak tenang kalau ketemu sama cowok gue di kampus. Bisa di bayangin deh kalau gue yang ketahuan. Gue di arak keliling kampus. Capek deh”

“Loe gak tahu, Lay. Shishil itu anak siapa? Dia itu anaknya Pak Jarwo!” Potong Cindy.

“Yang benar loe. Cind? Maafin gue ya Shil. Gue gak tahu kalau loe anaknya Pak Jarwo”

“Gak apa-apa kok’ Ayah gue emang sudah keterlaluan banget”

“Loe tunggu di sini, Shil!” Cindy meninggalkannya. Tak menunggu lama. Cindy kembali sambil membawa sebuah buku.

“Nih, Shil. Loe baca dan loe fahami.”

“Buku apa ini, Cind?”

“Ini buku tentang cinta. Semua yang loe cari, jawabannya ada di buku ini. Tiga hari lagi teman gue ulang tahun, gue harap loe sudah ngerti soal cinta. Nanti di sana loe gue kenalin sama pocong dan Kunti lanang yang ganteng-ganteng.”

“Yang serius loe, Cind. Cuma dengan buku ini gue sudah bisa jatuh cinta?” Tanya Shishil ragu.

“Percaya aja sama gue, yang penting loe ngerti apa cinta itu.”

Shishil begitu senang. Karena, dia yakin. Dengan buku pemberian temannya itu, dia akan menemukan jawaban semua pertanyaan hatinya.

Setiap waktu, Shishil tak pernah lepas dari buku pemberian temannya itu. Dia selalu melafalkan kata-kata yang tertulis di buku itu.

***

Pernah suatu hari, Karena terlalu penasaran tentang cinta, sampai- sampai dalam pelajaran pun sempat dia tanyakan kepada dosennya.

Dalam ruang kelas.

“Pelajaran kita sudahi sampai disini, ada yang mau di tanyakan sebelum kelas bubar? Jika tidak minggu depan kita lanjutkan kembali.” Ucap Dosen sesosok Pocong. Namun ketika dosen itu hendak mau pergi, Shishil mengajukan sebuah pertanyaan.

“Saya mau bertanya, Bu Dosen?”

“Boleh, Kamu mau nanya apa?”

“Apa arti cinta itu, Bu?” tanya Shishil polos. Mendengar pertanyaannya, semua setan-setan yang berada di dalam kelas mentertawakannya.

“Mangkannya jangan jomblo terus, Shil” Potong Kunti yang berada di kelas. Semua setan kembali menertawakannya.

“Tenang-tenang, biar Ibu jawab. Cinta itu seperti mata dan telinga kita, keduanya saling menopang. Bila cinta tak melihat, maka dia mendengar. Bila cinta tak mendengar, maka dia melihat. Cinta akan hadir dengan sendirinya. Apa kamu ngerti perkataan Ibu?”

“Dia gak akan ngerti Bu, yang namanya jomblo bakalan susah jatuh cinta” Potong sesosok Pocong. Karena kesal Shishil langsung pergi meninggalkan kelas.

“Heh Cong, gak sadar loe, kalau Pak Jarwo tahu bisa di pecat loe dari kampus setan” Ucap Cindy.

Tiap malam Shishil selalu mempelajari apa yang tercantum dalam buku tentang cinta itu. Tak perduli cemooh yang baru saja dia dapat dari teman-temannya.

Malam semakin sunyi, kunang-kunang pun mulai memancarkan sinarnya.

“Cinta itu hitam, Cinta itu putih, Cinta itu berasal dari hati. Hati akan terasa nyaman karena cinta, Cinta seperti angin, terasa namun tak terlihat, Cinta seperti telinga, dekat namun tak terlihat, Cinta adalah kata suka, perasaan cinta akan tumbuh dengan sendirinya! Oh jadi cinta seperti itu. Sekarang gue ngerti, kalau gue suka berarti gue sudah cinta” Ucap hati Shishil dengan polosnya.

Keesokan malamnya, Shishil datang menghadiri sebuah pesta ulang tahun.

Terpopuler

Comments

Aziz Seto

Aziz Seto

😂😂😂🤣🤣

2024-01-18

0

Zakina Inar

Zakina Inar

Kuntinya terlalu polos😂

2022-06-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!