Rayyan masuk ke dalam ruangan nya disusul oleh Derry, asisten nya. Wajah Rayyan yang berbinar menarik perhatian Derry.
" Tumben pagi pagi sekali sudah sampai," sindir Derry.
Lelaki berperawakan tinggi itu sudah duduk di sofa tanpa diminta.
Rayyan mendekati lemari pendingin yang ada di dalam ruang kerja nya, mengambil dua kaleng soft Drink.
Berbalik badan menatap Derry sembari melempar satu kaleng soft Drink di tangan kanan nya. Dengan sigap Derry berhasil menangkap nya.
Setelah membuka penutup minuman yang berada di tangan nya, Rayyan meneguk nya hingga tenggorokan yang tadinya kering kini kembali segar.
Dia duduk di sebelah Derry. Masih dengan acara minum nya.
Derry yang melihat hanya berdecak.
" Seperti nya kau juga sedang berbahagia, apa itu karena Nabila?"
Kata kata yang meluncur dari mulut Derry, membuat perhatian Rayyan tertuju pada asisten nya itu.
" Kau benar. Ternyata seorang wanita memang bisa mengubah segala segalanya."
Derry tergelak. Baru beberapa hari lalu Rayyan mengatakan pada Derry jika Nabila adalah istri nya. Sebelum nya Rayyan sudah pernah bilang pada Derry jika dia sudah menikah. Tapi Rayyan tidak memberi tahu pada Derry siapa wanita yang telah ia nikahi.
" Kau jadi membawa Nabila pulang ke rumah?" tanya Derry.
Kemarin Rayyan bilang padanya jika akan membantu Nabila pindahan dari rumah sewa ke rumah yang Rayyan tempati bersama keluarga nya. Sehingga acara pemotretan yang seharus nya menjadi tugas Rayyan dengan terpaksa dia alihkan pada Fotografer lain yang berada di bawah naungan nya.
" Jadi." Rayyan menjawab singkat.
" Pantas saja wajahmu tampak berbinar dan berseri seri. Ternyata Nabila penyebabnya." Derry berdecak.
Rayyan hanya tersenyum saja menanggapi nya. Memang seorang Nabila yang mampu merubah hidup nya. Hidup nya jauh lebih berwarna semenjak kehadiran Nabila .
***
Sementara itu di kantor Nabila, perempuan itu dengan memberanikan diri menemui atasan nya.
" Pak Rudi, tujuan saya menemui anda saat ini karena saya ingin menyerahkan surat pengunduran diri saya." Jantung Nabila sudah berdetak cepat, demi mengucapkan kata - kata itu.
" Kamu mau resign?" Pak Rudi menatap Nabila tidak percaya.
Nabila hanya mengangguk." Iya Pak. "
" Kenapa kamu resign? Apa kamu tidak menyukai dengan pekerjaan mu? "
" Bukan itu Pak Rudi. Sebenarnya saya sangat senang dapat bekerja disini. Saya juga sangat menyukai pekerjaan saya. Hanya saja keadaan yang memaksa saya untuk mengajukan resign. "
" Keadaan? " Pak Rudi mengernyit.
" Iya Pak. Saat ini saya... Saya sedang mengandung. Dan dokter menyarankan agar saya tidak boleh terlalu capek. Karena kehamilan awal masih sangat rentan. "
" Kamu hamil? Wah selamat ya Nabila. "Pak Rudi mengulurkan tangan nya dan disambut oleh Nabila.
" Jadi itu alasan mu. "
" Iya Pak. Dan Rayyan juga melarang saya untuk bekerja karena dia ingin saya fokus pada kehamilan saya. "
Pak Rudi menghela nafas.
" Nabila, sejujurnya saya senang sekali memiliki karyawan seperti mu. Selain cara kerjamu yang cekatan juga kinerjamu sangat bagus. Tapi jika alasanmu resign demi menjaga kehamilan, saya terima. Rayyan benar, pasti dia akan merasa khawatir jika tetap membiarkan mu bekerja. "
" Terimakasih banyak atas pengertian nya, Pak Rudi. "
" Tapi saya minta kepadamu. Kasih saya waktu satu bulan untuk mencari penggantimu. Kamu bersedia kan? "
" Saya bersedia Pak. "
" Terimakasih Nabila. "
Dan Nabila keluar dari ruangan Pak Rudi dengan penuh kelegaan. Setidak nya Pak Rudi sudah menyetujui pengajuan resign nya. Waktu satu bulan lagi dia akan pergunakan dengan sebaik baik nya. Ah, Nabila pasti akan sangat merindukan masa masa dimana ia bisa berkumpul bersama teman - teman nya.
" Bil, bagaimana?" tanya Qila yang mendapati Nabila sudah keluar dari ruangan atasnya nya.
" Pak Rudi menyetujui nya. Dan aku masih akan stay disini satu bulan lagi. Sambil menunggu Pak Rudi mencari penggantiku."
" Aku pasti sangat merindukan mu."
" Tenang saja. Kita masih bisa bertemu kok."
"Janji ya."
"Iya."
***
Mendekati jam makan siang, Nabila sudah berencana akan mengajak Qila dan Rena makan diluar. Tapi kehadiran seseorang telah mengagetkan nya.
" Rega! Kok kamu ada disini?" tanya Nabila penasaran karena tiba-tiba saja Rega muncul di hadapan nya.
" Nabila, kamu mau makan siang? Bolehkah aku mengajak mu makan siang berdua? Ada hal yang ingin aku bicarakan dengan mu."
Nabila mengernyit. Hal apalagi yang akan Rega bicarakan dengan nya. Pada akhirnya Nabila mengangguk. Tak enak hati untuk menolak Rega.
Mereka berdua berjalan bersisihan keluar dari kantor. Menuju dimana mobil Rega terparkir.
Rega membawa Nabila makan siang di salah satu resto yang tak jauh dari kantor.
Saat mereka hanya berdua, Rega tak lepas memandang wanita cantik yang ada di hadapan nya ini.
" Rega, apa yang ingin kau bicarakan dengan ku?"
" Benarkah kamu akan resign?"
Nabila menunduk lalu mengangguk.
" Iya, aku sudah mengajukan surat pengunduran diri."
" Kenapa kamu harus resign? Apa Rayyan yang menyuruh mu?"
Lagi - lagi Nabila mengangguk.
" Iya. Memang Rayyan yang memintaku untuk resign. Tapi semua demi kebaikan ku."
" Kebaikan apa?"
" Aku.... Aku sedang hamil sekarang. Dan dokter melarangku kecapean. Jadi, Rayyan memintaku untuk keluar dari pekerjaan. Dan fokus pada kehamilan ku."
Hati Rega begitu sakit mendengarnya. Nabila hamil. Perempuan yang ia sukai hamil dengan lelaki lain. Sungguh Rega merasa tidak rela. Tapi dia bisa apa. Rayyan tetap menang dari nya karena Rayyan adalah suami Nabila.
" Nabila, selamat ya atas kehamilan mu."
" Terimakasih."
Sekalipun Rega merasa sakit hati mengetahui kehamilan Nabila, akan tetapi dia tak lupa memberikan ucapan selamat pada Nabila.
Ponsel Nabila bergetar. Dilihat nya siapa yang menelpon. Ternyata Rayyan.
" Hallo Ray! "
" Kau dimana? "
" Aku lagi makan siang."
" Makan siang dimana? Aku ada di kantormu sekarang."
" Apa? Di kantor? Kenapa kamu tidak bilang jika akan datang."
" Sekarang katakan padaku, kau sedang makan dimana?"
Nabila menyebut salah satu nama resto dimana ia makan siang sekarang.
" Aku akan kesana sekarang. Tunggu aku dan jangan kemana - mana."
" Baiklah. "
Panggilan telpon terputus.
" Siapa? " tanya Rega.
" Rayyan. Tak apa kan jika Rayyan ikut bergabung bersama kita."
Sejujurnya Rega keberatan. Tapi dia bisa apa? Menolak kehadiran Rayyan? Itu tak akan mungkin ia lakukan.
" Tentu saja aku tak keberatan."
" Terimakasih."
Pelayan datang membawakan pesanan makanan mereka.
Dan tak berselang lama Rayyan pun datang. Melihat Nabila yang makan berdua bersama Rega. Saat di telpon tadi bahkan istri nya tidak bilang jika sedang makan bersama Rega. Tentu saja Rayyan cemburu. Rayyan tahu betul jika Rega menyukai Nabila. Tapi, kenapa juga istrinya ini masih saja mau makan berduaan bersama Rega.
Dengan langkah cepat Rayyan menghampiri mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
@𝕳𝖆𝖜𝖆
pasti ray langsung cemburu menguras hati
2024-07-14
0
🏘⃝Aⁿᵘȋ⏤͟͟͞R𒈒⃟ʟʙᴄ🍒⃞⃟🦅
sabar Rayyan...sabar...jan esmosi dulu
2020-11-18
0
Riri ZM
suangguh hati mu sangat baik rega
2020-08-26
0