Episode 2

Nabila sudah selesai mengepack barang barang pribadi nya ke dalam koper serta beberapa kardus. Qila dan Rena yang bertopang Dagu di meja mini bar hanya menatap Nabila dengan tatapan sendu.

" Bil ...! kau yakin mau pindah darisini ? " Tanya Qila

" Bil ... apa kau tak menyayangi kami " timpal Rena.

Nabila menghentikan aktifitasnya yang sedang menyimpan kardus di pojok ruang tamu, agar mempermudah untuk membawanya keluar besok. Nabila meghela nafas berat, berjalan mendekati kedua sahabatnya.

" Jujur, aku masih ingin sekali tinggal disini. Aku senang dan nyaman tinggal di rumah ini. terlebih mempunyai dua sahabat yang begitu baik. Tapi ... kalian kan tahu sendiri jika ini bukan keinginan ku. Rayyan yang memaksanya. dan jika aku tidak megikutinya maka ... " Nabila menjeda ucapan nya.

" Tapi apa Bil ? " Tanya Rena penasaran.

" Rayyan yang akan pindah kesini . "

" Ah kalau itu aku tak keberatan Bil. Setuju kan Ren , " Jawab Qila cepat dan meminta persetujuan Rena segala.

Nabila sudah melotot, " kalian ini  ... " lalu digelengkan kepalanya menatap tingkah absurd dua sahabatnya.

" Iya ... hitung hitung kan cari pemandangan lain Bil. Jika Rayyan ada di rumah ini, aku yakin kami berdua bakalan awet muda karena tiap hari bisa memandangi wajah ganteng seorang pria. " ucap Rena sembari menerawang , membayangkan seandinya di rumah sewa mereka ini dihuni oleh pria setampan Rayyan Alexander.

" Ren .... sadar ... " Qila menyenggol lengan Rena dan membuat Nabila tertawa.

" Kalau kamu pindah nanti, sering seringlah main kesini ? "

" Itu sudah pasti, kalian jangan khawatir, Aku pasti akan sering datang kemari. "

Lalu mereka bertiga berpelukan.

" Bil, jaga adek bayi baik baik ya .... katanya orang hamil muda itu tersiksa dengan morning sicknes. Apa kamu juga merasakan nya Bil ?" kali ini Qila yang bertanya.

" Entahlah, sepertinya aku belum merasakan nya. Hanya terkadang aku akan merasa pusing di pagi hari seusai bangun tidur. "

" Bil ... "

" Ada apa Ren ? "

" Apa kamu jadi resign ? "

Nabila terdiam sejenak. Memikirkan kembali tentang rencanya . Tadi malam Nabila sudah bercerita pada Rena dan juga Qila jika dia berencana untuk resign dari kantor Pak Rudi. Bukan tanpa sebab dia ingin resign. Ada dua hal yang membuatnya harus memutuskan sesuatu yang baginya cukup berat, menyangkut karir nya yang sudah ia bangun dengan susah payah selama ini. Yang pertama karena dirinya hamil, Rayyan pernah mengatakan jika Nabila harus menjaga kandungan nya dan sebaik nya tidak lagi bekerja . Dan yang kedua karena Rega. Nabila tidak ingin menyiksa Rega semakin dalam. bagaimanapun juga Rega adalah lelaki yang baik dan banyak membantunya selama ini. Dengan kehadiran Nabila yang berada di kantor Pak Rudi, bisa dipastikan jika intensitas pertemuan nya dengan Rega akan lebih besar. Nabia telah mematahkan hati rega dan sudah saat nya Rega move on darinya. Salah satu cara agar rega cepat move on adalah dengan menjauh dari lelaki itu.

" Bil ... " Rena menggoyang lengan Nabila membuat Nabila tergagap.

" Ya .... "

" Kamu baik baik saja. "

Nabila mengangguk.

" Jadi bagaimana keputusanmu ? "

" Ya , aku akan tetap resign. Lagipula Rayyan juga tak akan membiarkan ku terus bekerja disaat kondisiku sedang hamil . Tapi tidak tahu lagi jika sudah melahirkan nanti. Mungkin saja aku akan kembali bekerja. "

" Lagian Bil, punya suami tajir ngapain harus capek capek bekerja. Nikmatin saja . Kalau kamu tidak tahu caranya menghabiskan uang nya Rayyan, kasih tahu aku, ntar aku ajari kamu. "

" Sialan kau Ren, Jangan mengajari Nabila yang aneh aneh. Nabila ini masih polos. tidak seperti kita. "

Lalu mereka bertiga tergelak bersama. Melalui malam terakhir kebersamaan mereka dengan Nabila di rumah ini. Semalaman mereka nonton film hingga menjelang pagi.

****

Pagi ini Rayyan sudah berada di depan rumah sewa Nabila. Tumaah tampak masih sepi, seolah tidak berpenghuni. Mengetuk pintu pagar berkali kali tapi tak ada satupun yang membuka nya.

Ini memang weekend dan bisa Rayyan pastikan jika penghuni rumah ini libur bekerja. Apa mungkin mereka masih tidur. Begitulah yang Rayyan pikirkan.

Dirogoh saku celana nya dan mengambil ponsel pintar miliknya. Menelpon Nabila adalah solusi satu satu nya agar ia dibukakan pintu oleh tuan rumah.

Belum sempat dia menelpon istrinya, pintu rumah terbuka. Muncul sahabat Nabila yang tak lain adalah Rena.

" Pagi, Ren... Sorry aku ganggu pagi pagi."

Rayyan tak enak hati apalagi melihat muka bantal Rena kentara sekali jika perempuan itu baru saja bangun tidur.

" Tak apa. Sebentar aku buka pagar nya."

Rena mencari letak Sandal nya lalu berjalan menuju pagar dan membuka nya.

" Masuklah. "

" Thanks. Nabila mana?"

" Masih tidur."

" Tumben."

" Ya, kami baru bisa tertidur saat subuh tadi."

Rayyan melepas sepatunya mengikuti Rena masuk ke dalam rumah.

" Kau masuk saja ke kamar Nabila. Pasti tidak dikunci. Aku... Aku mau melanjutkan tidur ku dulu. Nggak masalah kan? " ucap Rena merasa tak enak hati pada lelaki tampan yang tak lain suami sahabatnya.

" Baiklah Terimakasih. Sorry mengganggu tidurmu."

" Tak apa. Santai saja. "

Setelah mengatakan itu, Rena berlalu meninggalkan Rayya. Gadis itu kembali masuk ke dalam kamarnya. Ingin melanjutkan sesi tidur nya yang terganggu karena keberisikan Rayyan mengetuk pagar rumah.

Rayyan, dengan perlahan mencoba membuka pintu kamar Nabila. Dan benar saja, pintu itu terbuka. Tampak Nabila yang meringkuk di balik selimut. Melangkah pelan Rayyan mendekati ranjang. Ditatapnya wajah Nabila yang begitu mempesona dalam kondisi tertidur seperti ini.

Entahlah, ada rasa tak biasa di hati Rayyan. Getaran itu terasa ada. Mungkin karena Nabila sedang mengandung anaknya.

Rayyan ikut naik ke atas ranjang. Membaringkan tubuhnya di samping Nabila. Tangan nya melingkari tubuh Nabila. Merapat kan tubuh Nabila pada tubuhnya.

Nabila terusik dalam tidurnya. Dia merasakan kehadiran seseorang yang mengganggu tidurnya. Matanya perlahan terbuka. Sedikit kaget karena yang ia lihat adalah wajah Rayyan yang begitu dekat di depan wajahnya.

"Ray...!"

Rayyan hanya tersenyum lebar.

" Kenapa ada disini. Kapan kau datang?"

Nabila beringsut menjauh dari tubuh Rayyan. Tapi Rayyan segera menahan nya.

" Todurlah lagi. Aku akan menjagamu disini."

" Tapi Ray...."

" Aku tahu kau baru saja tertidur. Maafkan aku telah mengganggu tidurmu. "

Rayyan kembali meraoatlam tubuhnya. Dikecup kening Nabila. Merasakan sebuah kenyamanan Nabila memilih untuk memejamkan mata. Berada sedekat ini dengan Rayyan membuat jantungnya tiba tiba berdecak kencang.

Nabila berusaha memejamkan matanya rapat rapat. Ingin kembali melanjutkan tidurnya. Tapi rasanya tak bisa. Kehadiran Rayyan membuatnya susah tidur.

" Ini jam berapa Ray." tanya Nabila masih dengan mata terpejam.

" Jam sembilan."

" Sudah siang rupanya."

" Kalau kamu masih mengantuk tidur lagi saja."

" Tapi aku sudah tak bisa tidur lagi. Aku lapar."

Rayyan melepas pelukan nya. Kepalanya menunduk dan tawa nya pecah. Ada ada saja tingkah Nabila yang tak terduga olehnya.

Terpopuler

Comments

🏘⃝Aⁿᵘȋ⏤͟͟͞R𒈒⃟ʟʙᴄ🍒⃞⃟🦅

🏘⃝Aⁿᵘȋ⏤͟͟͞R𒈒⃟ʟʙᴄ🍒⃞⃟🦅

hhmm..bener lah seorang istri harus ikut ke mana suaminya pergi kan

2020-11-12

0

Neni_Bening

Neni_Bening

aaah..akhirnyaaa
ktmu bang Rayyan yg ganteng lageeee..
kangeeeeeen Rayyaaaaaan..😙😙😙😙

2020-10-26

0

fibiforever

fibiforever

aku suka novel yg ngak berat2 konfliknya..natural begitu..jangan ada pelakor nekat ya thor!!

2020-04-19

19

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!